Arsenal bisa berkelit dari keangkeran Old Trafford untuk terus menantang sisi lain dari Manchester. Pada Ahad (12/5), The Gunners membawa pulang tiga angka dengan kemenangan tipis di kandang macan yang tengah ompong itu.
Tergelar beberapa kisah menarik dari duel ini, dari Casemiro menempati posisi yang tak biasa bagi dirinya, sampai imbas ke klasemen.
Krisis Tanpa Penyesalan
Erik ten Hag tengah berada di bawah sorotan setelah serangkaian hasil buruk yang membuat Manchester United terancam mencatatkan finis terburuk di era Premier League.
Ten Hag bukan tanpa alasan. Di partai ini, United harus tampil tanpa andalan seperti Bruno Fernandes dan Marcus Rashford.
Krisis bek tengah lebih terasa. Raphael Varane, Lisandro Martinez, Harry Maguire, dan Luke Shaw mesti absen. Krisis itu memaksa bos Ten Hag bereksperimen. Casemiro ditempatkan sebagai duet Jonny Evans di sentral pertahanan Iblis Merah.
Dengan kesulitan dan tekanan besar yang ia hadapi, pelatih asal Belanda itu mengaku tidak menyesali keputusannya menangani The Red Devils. “Tidak sedetik pun saya menyesal. Ini adalah klub besar. Anda tak tahu betapa besar tantangannya sampai berada di dalamnya. Namun, saya menginginkan tantangan itu,” ucap ETH dikutip BBC sebelum duel.
Sejauh ini, tantangan terus membesar buat Ten Hag. Arsenal datang dengan catatan mengilap yang layak bikin iri pada pendukung United. Jalannya laga masih mengirimkan sinyal optimistis buat mereka?
Penguasaan Hampir Imbang
Duel cenderung berjalan berimbang. Perimbangan itu bisa diendus dari penguasaan bola sepanjang pertandingan.
Pergantian penguasaan bola terjadi sepanjang laga. Hingga menit ke-90, Man. United hanya bisa menghasilkan 51% penguasaan bola. Pada akhir laga, United cuma unggul dengan catatan 54% ball possession yang terdorong tekanan akhir laga untuk menyamakan kedudukan.
Dengan keunggulan tipis penguasaan bola itu, Iblis Merah menorehkan 513 operan. Arsenal hasilkan total 430 operan.
View this post on Instagram
Kurang dari Separuh
Arsenal pada akhirnya memperlihatkan diri sebagai tim dengan serangan yang lebih efektif. Dari 11 percobaan, klub London Utara itu menorehkan 5 tembakan ke gawang. Menurut Flashscore, harapan gol Gunners mencapai 1,48.
Total tembakan United di laga ini sebanyak 14 buah. Yang mengarah ke gawang Arsenal cuma 2 tembakan, yang berarti hanya 14,3% dari total percobaan. Expected goals Red Devils pun kurang dari separuh yang dibikin kubu tamu, yakni 0,71.
United menghasilkan 120 serangan. Yang dinilai berbahaya sebanyak 58 kali (48,3%). Si Gudang Peluru mencatat 76 serangan saja, dengan yang dianggap berbahaya sebanyak 39 buah (51,3%).
Trossard Tajam
Yang jelas, Arsenal tampil sebagai kubu yang lebih mampu memanfaatkan peluang. Sebuah gol memisahkan kedua tim yang sempat saling bersaing dengan ikon Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger itu.
Pada awal duel, United membuat beberapa peluang. Rasmus Hojlund melewatkan kans bagus setelah Scott McTominay mencuri bola dari Thomas Partey. Tembakan Alejandro Garnacho lalu terpental keluar ke atas gawang terkena Gabriel Magalhaes.
Arsenal meredakan tekanan pada menit ke-21. Ben White memanfaatkan kelambanan Casemiro dengan mengirim bola untuk Kai Havertz yang melesat. Havertz membuat irisan sebelum memberikan sodoran yang tinggal ditapak Leandro Trossard. Gol ini merupakan gol keempat eks Brighton itu dari lima laga terakhir.
Gunners hampir mengukir gol kedua, tapi tembakan Declan Rice dapat diblok Aaron Wan-Bissaka, diikuti blok Diogo Dalot atas tembakan Bukayo Saka. Garnacho kemudian melewati White, tapi tembakannya masih melebar. Andre Onana membuat penyelamatan menangkal tembakan Gabriel Martinelli dan Rice di bagian akhir pertandingan.
Baru 2 dari 17, Total Sejarah 27
Kendati menekan saat waktu tambahan, United gagal menyamakan kedudukan. Arsenal menggoreskan kemenangan lima beruntun setelah kekalahan dari Aston Villa di kandang. Si Gudang Pelor pun menggoreskan sejarah pribadi dengan 27 kemenangan semusim. Rekor sebelumnya, 26 kemenangan, diukir The Invincibles 2003-04.
“Saya pikir kemenangan memacu untuk menang lebih banyak, lebih siap untuk menang. Total 27 kemenangan adalah yang terbanyak sepanjang sejarah klub. Itu bukan kemajuan. Itulah sejarah. Pujian besar untuk para pemain. Mereka hasilkan hal yang fenomenal,” tutur Mikel Arteta dikutip AFP.
Tripoin dari Old Trafford ini baru yang kedua kali saja dari 17 lawatan The Gunners ke sana. Arsenal pun kembali memuncaki klasemen dengan keunggulan satu poin dari Man. City. Namun, City masih menyimpan satu pertandingan. Penentuan juara tampak akan terjadi pada pekan terakhir.
Bagaimana dengan United? Nirpoin ini menjadi yang kedua usai kekalahan memilukan 0-4 dari Crystal Palace. Iblis Merah tertahan di peringkat kedelapan, tertinggal tiga angka dari dua tim di atasnya, Newcastle dan Chelsea.
“Kayak berenang dengan tangan terikat di belakang punggung. Butuh pemain bugar kalau ingin maju,” ucap Ten Hag soal badai cedera di kubunya. “Bukan cara yang kami inginkan. United selalu harus menang. Namun, saat ini, dengan semua cedera, kami tidak dalam posisi untuk menang. Bila menganalisis performa, akan terlihat kami kompetitif,” lanjut ETH.
“Akan sangat mengecewakan, tapi itulah situasi yang kami alami,” ucapnya mengenai kemungkinan United tidak lolos ke antarklub Eropa musim depan kalau gagal finis setidaknya di peringkat ketujuh dan kandas di final Piala FA dari tim sekota.
Kembali ke perburuan gelar. Arsenal akan menjamu Everton di pekan pamungkas. City akan menjalani laga tandang ke sisi lain dari London Utara, Tottenham Hotspur Stadium, pada tengah pekan ini. Di pekan terakhir, The Cityzens menjamu West Ham.