Borussia Dortmund berstatus sebagai tim underdog jelang laga final Liga Champions kontra Real Madrid, Minggu (2/6). Anggapan itu bukan tanpa alasan. Jika berkaca pada perjalanan kedua finalis menuju Wembley Stadion, venue laga final, Madrid terbilang lebih meyakinkan. Dortmund?
Skuat Die Borussen sudah tampak goyah begitu tirai turnamen dibuka. Bergabung di grup maut bersama Paris Saint-Germain, AC Milan, dan Newcastle, skuat asuhan Edin Terzic langsung kalah 0-2 kala bertandang ke PSG di laga pembuka grup. Gol-gol PSG dicetak Kylian Mbappe dan Achraf Hakimi.
Kondisinya juga masih serba tak meyakinkan saat mereka cuma bisa bermain imbang 0-0 kala menjamu Milan di laga berikutnya.
Tanda-tanda kebangkitan mulai terlihat ketika Marco Reus dkk. meraih kemenangan back-to-back versus Newcastle di Matchday 3 dan 4. Gol tunggal Felix Nmecha menjadi penentu kemenangan 1-0 di St. James Park. Begitu ganti menjamu The Magpies di BVB Stadium, giliran Niclas Fullkrug dan Juliant Brandt yang menghadirkan kemenangandua gol tanpa balas.
Kemenangan back-to-back atas Newcastle itu berlanjut dengan raihan tiga poin kala bertandang ke Milan di Matchday 5. Tiga gol Dortmund yang dicetak Marco Reus, Jamie Bynoe-Gittens, dan Karim Adeyemi, cuma bisa dibalas satu gol Rossoneri lewat Samuel Chukwueze.
Setelah itu, hasil imbang 1-1 kala menjamu PSG di laga penutup grup sudah cukup untuk mengantar Dortmund sebagai juara grup. Pencapaian itu terbilang krusial dalam mengawali langkah di fase knock-out (babak 16 besar).
Dortmund jadi terhindar dari tim-tim kuat yang menjadi pemuncak grup lain seperti Manchester City, Real Madrid, Bayern Munich, Arsenal, dan Barcelona. Reus dkk. “cuma” bersua PSV Eindhoven.
Keberhasilan menahan imbang 1-1 wakil Belanda tersebut di leg pertama, berlanjut dengan kemenangan dua gol tanpa balas kala ganti menjadi tuan rumah di leg kedua. Gol Dortmund di leg pertama dicetak Donyell Malen, sedangkan gol-gol Dortmund di leg kedua disumbang Jadon Sancho dan Reus.
Perjuangan yang lebih keras diperlukan kala lanjut menghadapi Atletico Madrid di babak 8 besar. Pasalnya, Dortmund lebih dulu kalah 1-2 kala bertandang ke Estadio Civitas Metropolitano di leg pertama. Kala itu, dua gol Atletico yang dicetak Rodrigo De Paul dan Samuel Lino, cuma bisa dibalas dengan gol tunggal Sebastien Haller.
Perjalanan Dortmund makin bak menaiki roller coaster kala ganti menjamu Atletico di leg kedua. Bagaimana tidak, publik Signal Iduna Park sempat larut dalam euforia lantaran tim kesayangan mereka mampu unggul dua gol sebelum turun minum. Apalagi, kedua gol tersebut lahir hanya dalam tempo kurang dari enam menit berkat gol Brandt (menit 34’) dan Ian Maatsen (39’).
Namun, kurang dari 20 menit setelah masa jeda, Atletico berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 berkat gol bunuh diri Mats Hummels dan Angel Correa.
Ketegangan tuan rumah akhirnya meledak menjadi sorak-sorai berkat tambahan dua gol yang lahir hanya dalam selang tiga menit, yakni gol Fullkrug (71’) dan Marcel Sabitzer (74’). Dortmund lolos ke semifinal dengan keunggulan agregat 5-4.
Di semifinal, Dortmund kembali bersua PSG, tim yang tak pernah bisa mereka kalahkan di dua pertemuan awal fase grup. Namun, apa yang terjadi di semifinal justru kebalikannya. Kali ini, giliran PSG yang justru ganti tak bisa mengalahkan Dortmund.
Gol tunggal kemenangan Fullkrug di kandang sendiri, akhirnya bersanding dengan gol tunggal Hummels di Parc des Princes.
PSG bukannya tanpa perlawanan, hanya saja nasib Dortmund lebih mujur. Pasalnya, dari kedua leg tersebut, ada enam peluang PSG yang “digagalkan” tiang gawang. Rinciannya, tiga di leg pertama dan tiga di leg kedua.
Bicara soal keberuntungan, apa yang dialami Dortmund di leg kedua patut disyukuri lantaran mereka terus ditekan sepanjang laga. Menurut data statistik Flashscore, Mbappe dan rekan-rekannya sampai 31 kali melepaskan tembakan ke gawang Dortmund.
Nah, dua dari 31 tembakan PSG itu menjadi peluang emas di menit-menit akhir dan tetap gagal menjadi gol lantaran cuma menerpa mistar, yakni lewat tendangan first-time Mbappe di menit 86’ dan tembakan jarak jauh Vitinha di menit 88’. Dortmund akhirnya sukses mempertahankan keunggulan agregat 2-0 dan berhak melaju ke final.
===
Perjalanan Dortmund ke final Liga Champions
FASE GRUP
Matchday 1: PSG 2-0 Dortmund
Matchday 2: Dortmund 0-0 Milan
Matchday 3: Newcastle 0-1 Dortmund
Matchday 4: Dortmund 2-0 Newcastle
Matchday 5: Milan 1-3 Dortmund
Matchday 6: Dortmund 1-1 PSG
KNOCKOUT
Babak 16 besar leg 1: PSV 1-1 Dortmund
Babak 16 besar leg 2: Dortmund 2-0 PSV
Perempat final leg 1: Atletico 2-1 Dortmund
Perempat final leg 2: Dortmund 4-2 Atletico
Semifinal leg 1: Dortmund 1-0 PSG
Semifinal leg 2: PSG 0-1 Dortmund
View this post on Instagram