Untuk keenam kalinya Piala Presiden diselenggarakan guna memantapkan persiapan para klub yang ikut serta di dalamnya. Kehadiran Piala Presiden juga kerap kali ditunggu karena dapat menjadi bahan evaluasi tim sebelum kompetisi resmi dimulai.
Sebagaimana diketahui bahwa Piala Presiden merupakan turnamen pramusim yang sudah berjalan sejak 2015 lalu. Dalam perjalanannya, terdapat tiga tim yang sudah pernah keluar sebagai juara, yakni Persib Bandung, Arema FC dan Persija Jakarta.
Arema FC menjadi tim yang paling banyak keluar sebagai juara, yaitu sebanyak tiga kali. Raihan gelar Piala Presiden didapatkan oleh Arema FC di edisi 2017, 2019 dan terakhir 2022.
Untuk edisi 2024, Piala Presiden digelar lebih meriah dari sebelumnya. Selain rangkaian acara pembukaan yang berbeda, hadiah yang disiapkan pun lebih besar dari sebelumnya.
Bayangkan saja, hadiah untuk sang pemenangnya kini senilai Rp 5,25 miliar. Berbeda jauh dengan edisi 2022 yang ada di angka Rp 3 miliar.
Tidak hanya itu, peningkatan juga terjadi di peringkat dua sampai empat. Peringkat dua akan membawa uang senilai Rp 2,75 miliar, peringkat tiga Rp 1,75 miliar dan keempat Rp 1,25 miliar.
Ada juga untuk pemain terbaik di angka Rp 250 juta, pemain muda terbaik Rp 150 juta. Tidak sampai itu saja, top skor Rp 150 juta dan wasit terbaik Rp 100 juta.
Kenaikan hadiah yang diberikan di edisi saat ini tak lain karena jumlah sponsor yang terus bertambah. Tercatat, angka yang sudah terkumpul dari sponsor sampai saat ini berjumlah Rp 78 miliar.
Tak heran jika pada akhirnya hadiah yang ada terus dinaikkan. Padahal pada acara pembukaan Piala Presiden 2024, nilai sponsor yang masuk baru berjumlah Rp 68 miliar. Itu artinya ada kenaikan sebesar Rp 10 miliar ketika Piala Presiden 2024 tengah berjalan.
Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait menyampaikan kalau pihaknya tak segan menyebut angka yang didapat dari sponsor. Ia menuturkan kalau pihaknya berpegang teguh untuk terus melakukan transparansi di Piala Presiden 2024..
Menurutnya kenaikkan terus bertambah berkat adanya sponsor baru yang masuk. Hal ini pun tentunya semakin meningkatkan kualitas Piala Presiden yang semakin baik dari tahun ke tahun.
“Saya meminta maaf atas komitmen saya soal hadiah juara Piala Presiden 2024. Hadiah juara yang awalnya Rp5 miliar harus saya naikkan Rp250 juta.
“Jadi total hadiah juara menjadi Rp5,25 miliar. Untuk peringkat kedua, ketiga, dan keempat begitu juga. Semuanya saya naikan Rp 250 juta,” kata Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait.
“Kenaikan hadiah juara ini terpaksa saya naikkan karena jumlah total sponsor yang juga bertambah. Dari awalnya Rp48 miliar naik menjadi Rp68 miliar di pengumuman kedua, dan kini bisa saya pastikan jumlah total sponsor kembali bertambah menjadi Rp78 miliar,” Maruarar melanjutkan.
Lebih luar biasanya lagi, meskipun bertajuk Piala Presiden, nyatanya tidak ada sepeser pun uang yang berasal dari kas negara. Semuanya murni dari swasta yang ingin ambil bagian dalam perkembangan sepak bola di Indonesia.
“Tidak ada uang dari BUMN, APBN, maupun juga dari APBD. Semuanya dari sponsor, dari swasta murni. Karena kita membangun industri olahraga,” jelas Ara -sapaan Maruarar Sirait-.
Transparansi semakin terasa tatkala laporan keuangan penyelenggaraan Piala Presiden 2024 akan turut diaudit. PricewaterhouseCoopers (PWC), salah satu firma akuntansi dan audit internasional, kembali menjadi pihak yang melakukan audit dalam keuangan penyelenggaraan turnamen ini.
“Kenapa PWC? Karena Indonesia sepak bolanya di bawah pimpinan Pak Erick (Thohir) prestasinya bagus dan tentunya akan menjadi go international, bahkan dunia.
“Jadi auditornya harus juga dari yang kelasnya kelas dunia. Ini agar Indonesia semakin dipercaya oleh dunia dalam bidang olahraga,” tuturnya.
Transparansi di Piala Presiden sebetulnya bukan hal baru. Sejak bergulirnya Piala Presiden untuk pertama kalinya, transparansi sudah menjadi suatu hal yang wajib dan terus dilakukan secara konsisten sampai saat ini.
Masih teringat bagaimana Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) kala itu, Imam Nahrawi menyampaikan kalau Piala Presiden bisa menjadi kunci kebangkitan persepakbolaan di Indonesia.
“Lebih transparan dari sisi kontrak pemain, jumlah hadiah, pajak, biaya sewa stadion, sampai melibatkan lembaga auditor ternama PricewaterhouseCoopers. Semua ini yang tidak pernah kita dengar pada kompetisi ISL (Indonesia Super League) sebelumnya,” ujar Imam Nahrawi pada 2015 lalu.
Imam Nahrawi juga meminta agar langkah yang sudah dibangun di awal Piala Presiden harus terus berlanjut. Ia menilai dengan begitu maka akan terbentuk ekosistem sepak bola yang lebih baik dari sebelumnya.
“Jika reformasi sepak bola dan perbaikan turnamen itu terus dilakukan, saya yakin, satu tahun ke depan, urusan sepak bola bisa kita selesaikan. Kita bisa menyaksikan atmosfir sepak bola nasional yang sehat, fairplay, dan menopang peningkatan prestasi,” tambahnya.
Transparansi inilah yang pada akhirnya sedikit demi sedikit memupukkan kepercayaan kepada pihak swasta untuk menjadi bagian di Piala Presiden. Terbukti, Ara mengaku tidak sulit untuk mendapatkan sponsor di Piala Presiden 2024.
“Ini kepercayaan dari sponsornya. Tidak susah kalau dipercaya dan transparan. Dengan itu, sponsor juga datang,” papar Ara.
“Kita sudah sampai ke sini berkat arahan Pak Jokowi dan juga Pak Erick Thohir. Jadi dukungan dari swasta luar biasa,” ungkapnya.
Setelah semua yang sudah diterapkan di Piala Presiden selama ini, sebetulnya ekosistem yang sangat baik telah tercipta. Terlihat dari bagaimana sistem yang diterapkan, lalu adanya kepercayaan dari pihak swasta, ini semua sudah membuat sepak bola Indonesia naik kelas.
Piala Presiden juga sangat layak untuk dijadikan sebagai role model dalam menjalankan sebuah turnamen profesional tidak hanya di sepak bola, tetapi olahraga lainnya. Piala Presiden pun sudah membuktikan bagaimana kuatnya senjata mereka yang bernama transparansi untuk mendapatkan sebuah tindak lanjut yang dinamakan sebagai kepercayaan.
Tidak salah jika nantinya PT Liga Indonesia Baru (LIB) turut mengadopsi sistem ini dalam mengadakan kompetisi profesional seperti Liga 1. Terlebih, hasil dari sistem yang telah diterapkan ini sudah terlihat jelas dalam keberhasilan penyelenggaraan Piala Presiden.
Bisa dibilang Piala Presiden 2024 ini merupakan puncak dari sistem yang sudah diterapkan sejak lama. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ke depannya perhelatan Piala Presiden ini bisa lebih prestisius dan hadiahnya pun bisa lebih besar lagi jika terus tetap konsisten dengan sistem yang ada saat ini.
“Percaya sama saya, ekosistem sudah luar biasa. Sudah ada sponsor, pemain, manajer luar biasa, pelatih yang hebat-hebat. Sudah ada sponsor loyal, sponsor nambah terus ini bisa menjadi contoh yang baik. Ekosistem yang sudah bagus jangan dirusak,” kata Maruarar Sirait.
View this post on Instagram