Italia sudah unggul dua gol lebih dulu atas Belgia di Stadio Olimpico, Roma, pada Kamis (10/10). Namun, kartu merah Lorenzo Pellegrini menjadi salah satu faktor besar yang menggagalkan niat Italia mengalahkan Belgia.
Terdapat dua bagian penting dari partai hari laga ketiga Grup 2 Nations League A di Roma ini. Dua segmen itu ditengahi dengan sebuah kejadian yang sangat memengaruhi peralihan dari yang pertama ke yang kedua.
Awal Cantik
Awal babak pertama berlangsung manis buat Italia. Duel baru memasuki menit pertama kala Andrea Cambiaso bisa mencecar masuk bola di depan gawang Belgia yang dijaga Koen Casteels walau percobaan pertamanya menyambut operan Federico Dimarco bisa ditahan sang kiper.
Gol menit pertama ini terbilang jarang dibuat Italia. Sudah lebih dari sedekade Italia tak merasakannya. Menurut Opta, pemain Gli Azzurri terakhir yang mencetak gol menit pertama adalah Emanuele Giaccherini pada 11 Juni 2013, yakni saat uji coba menghadapi Haiti.
Italia menggandakan keunggulan pada menit ke-24. Gol bermula dari operan mantap lagi dari Dimarco untuk Cambiaso. Tembakan Cambiaso bisa ditepis Casteels, tapi sang kiper tak bisa menahan rebound Mateo Retegui.
Kuning Jadi Merah Langsung
Momen penting di laga ini tak pelak terjadi pada menit ke-38. Setelah melalui pengecekan VAR, wasit mengganti kartu kuning menjadi kartu merah buat Lorenzo Pellegrini. Kapten AS Roma itu diganjar pengusiran untuk tekel keras tak perlu yang menghajar engkel bek tengah Belgia, Arthur Theate.
Kartu merah langsung ini menjadi yang pertama diterima pemain Italia dalam enam tahun terakhir. Domenico Criscito mendapatkannya pada 4 Juni 2018 saat Azzurri melawan Belanda.
Batalkan Kekalahan
Belgia segera menekan untuk memanfaatkan kelebihan jumlah pemain. De Rode Duivels bisa memangkas ketertinggalan sebelum turun minum.
Menyantap sodoran Leandro Trossard meneruskan tendangan bebas Youri Tielemans, Maxim De Cuyper melesatkan tembakan melengkung dari luar kotak penalti yang tak terjangkau Gianluigi Donnarumma. Gol menit ke-42 ini menjadi gol pertama sang bek Club Brugge berusia 23 tahun itu dari empat penampilan buat Iblis Merah.
Belgia menuntaskan niat memaksimalkan kelebihan jumlah pemain pada menit ke-61. Trossard menyodok masuk bola liar ke tiang dekat menyusul sundulan Wout Faes dari sepak pojok.
Skor 2-2 bertahan sampai akhir duel. Satu poin masih menempatkan Italia di puncak klasemen walau gagal mencatatkan hasil sempurna. Peringkat kedua ditempati Prancis yang menang 4-1 atas juru kunci, Israel, di waktu yang sama.
“Pellegrini merasa agak frustrasi karena ia ingin memberikan segenap kemampuannya. Namun, saat lawan mengantisipasi pergerakannya dan ia menghantam engkel, kartu merah jadi ganjaran. Namun, kami juga kebobolan gol yang bisa kami hindari dari situasi sepak pojok. Kami membayar harga mahal untuk kesalahan-kesalahan kecil ini,” ucap Luciano Spalletti dikutip Football Italia.
Pelatih gaek ini juga menilai performa pasukannya bagus meski bermain dengan 10 orang dan harus bertahan. “Saya merasa ragu saat jeda untuk kembali ke pertahanan empat bek. Namun, saya pikir jika dapat menahan sampai 20 menit dan kemudian beralih, kami bisa menyulitkan lawan,” lanjutnya.
Hasil imbang dari Olimpico ini mencegah Belgia dari kekalahan pertama di empat pertemuan terakhir dengan Italia. Iblis Merah juga terhindar dari dua kekalahan beruntun. Meski demikian, Belgia baru sekali menang dari lima laga terakhir di semua kompetisi.
View this post on Instagram