Pemain timnas Indonesia, Calvin Verdonk sudah kembali ke Belanda untuk bergabung dengan klubnya, NEC Nijmegen. Sang pemain juga sudah melangsungkan satu pertandingan terbarunya di pekan kesembilan Eredivisie 2024/25.
Pada pertandingan tersebut, NEC Nijmegen sukses mengamankan tiga poin di kendang sendiri saat menghadapi SC Heerenveen. Tim yang berdiri pada tahun 1900 itu menang dengan skor cukup meyakinkan 3-0 atas SC Heerenveen.
Calvin Verdonk tidak diturunkan sejak menit pertama oleh pelatih NEC Nijmegen, Rogier Meijer. Pemain berdarah Aceh itu baru masuk di menit ke 73 untuk menggantikan Sami Ouaissa.
Sejak diturunkan, Calvin Verdonk mengisi posisi aslinya, yakni bek sayap kiri. Posisi tersebut berbeda saat dirinya bermain bersama timnas Indonesia.
Di dua laga terakhirnya bersama timnas Indonesia melawan Bahrain dan Tiongkok, Calvin Verdonk mengisi bek tengah kiri. Posisi tersebut tentunya tidak begitu familiar untuk Calvin Verdonk.
Namun, secara mengejutkan ia justru nyaman dengan posisi yang diberikan oleh Shin Tae-yong kepadanya. Menurutnya posisi tersebut membuatnya lebih tenang dalam bermain.
Maklum, sebagai bek sayap kiri, dirinya punya tugas untuk melakukan overlapping yang membuatnya harus maju mundur menjaga daerahnya. Berbeda dengan bek tengah yang bermain tenang dan fokus menjaga pertahanan tim.
“Saya suka sistem itu (5 bek). Anda tidak memiliki banyak duel dengan striker tinggi, banyak waktu menguasai bola, build-up yang bagus, dan Anda memiliki permainan di depan Anda,” kata Verdonk dilansir Forza NEC, Senin (21/10/2024).
Calvin Vedonk tak menampik kalua sebetulnya posisi yang biasa dia isi sudah sangat familiar untuknya. Ia juga senang bisa banyak aktif di pertandingan. Akan tetapi, posisi barunya tersebut membuat dirinya cukup menikmati pertandingan.
“Tapi saya juga lebih suka bermain di tengah dengan empat bek, karena Anda lebih terlibat dalam permainan dibandingkan sebagai bek kiri. Juga lebih mudah untuk bermain secara terpusat dalam duel,” tambahnya.
“Sebagai pemain belakang, Anda sering kali menghadapi pemain yang cepat dan lincah melawan Anda. Terkadang orang kidal yang lebih suka masuk ke dalam.
“Ini berarti Anda harus memutar dan memutar lebih banyak. Saya tidak mengatakan saya lebih suka bermain di posisi tengah, tapi ini lebih menyenangkan,” sambungnya.
BERTEMU PEMAIN JEPANG
Pada laga selanjutnya, timnas Indonesia akan menghadapi Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Nantinya timnas Indonesia akan berlaga sebagai tuan rumah.
Sebelum pertemuannya dengan Jepang, Calvin Verdonk ternyata sempat bertemu dengan dua pemain calon lawannya di bandara. Pertemuan tersebut terjadi saat ketiganya akan berangkat untuk memperkuat tim nasionalnya masing-masing.
Dua pemain yang bertemu dengan Calvin Verdonk adalah Koki Ogawa dan Ritsu Doan. Koki Ogawa sendiri merupakan rekan setim Calvin Verdonk di NEC Nijmegen, sedangkan Ritsu Doan bermain untuk SC Freiburg di Bundesliga Jerman.
Ketiganya sempat membicarakan perihal pertandingan antara timnas Indonesia melawan Jepang. Diakui oleh Calvin Verdonk kalau dirinya sudah tak sabar menghadapi Jepang.
“Saya bertemu Koki (Ogawa) dan Ritsu Doan di Schiphol dalam perjalanan ke Asia,” imbuh pemain berdarah Aceh itu.
“Lalu kami membicarakannya (Timnas Indonesia). Saya bercanda dengan Doan, saya lebih suka bermain melawan dia daripada melawan (Takefusa) Kubo,” sambung Verdonk
Ia juga termotivasi dengan perkataan pelatih timnas Jepang, Hajime Moriyasu yang mengatakan Jepang dan Indonesia akan lolos ke Piala Dunia. Meskipun hal sulit, tetapi lolos ke Piala Dunia bukan hal yang tidak mungkin.
“Saya pikir pelatih tim nasional mereka mengatakan dia mengharapkan Jepang dan Indonesia melaju ke Piala Dunia. Itu akan sulit bagi kami, tapi semuanya saling berkaitan,” ungkap Verdonk.
KECEWA
Di laga menghadapi Bahrain dan Tiongkok, timnas Indonesia gagal memenuhi target membawa minimal empat poin. Sebaliknya, timnas Indonesia hanya bisa membawa pulang satu poin hasil dari imbang melawan Bahrain, dan kalah melawan Tiongkok.
Calvin Verdonk pun masih memendam rasa kecewanya gagal memenuhi target yang dipasang. Padahal ia menilai seharusnya timnya dapat membawa pulang enam poin.
“Ini adalah pertandingan di mana kita bisa meraih tiga poin dua kali, meskipun kami tidak berekspektasi soal itu. Kami bermain sangat buruk melawan Bahrain. Wasit di sana juga tidak terlalu bagus,” jelasnya.
“Saya pikir ada enam menit perpanjangan waktu dan mereka mencetak gol pada menit ke-99. Sepertinya dia membiarkan permainan terus berlanjut sampai Bahrain mencetak gol,” lanjutnya.
Mengenai pertandingan melawan Tiongkok, Calvin Verdonk menyadari bahwa skuad Garuda diunggulkan untuk keluar sebagai pemenang di laga tersebut. Hanya, hasil akhir justru berkata lain, timnas Indonesia kalah 2-1 dari Tiongkok.
“Kami adalah favorit melawan China, tapi kami dengan cepat tertinggal di babak pertama. Dalam jenis pertandingan seperti itu, sangat sulit untuk bangkit ketika Anda tertinggal,” ucap Verdonk.
“Dalam jenis pertandingan seperti itu, sangat sulit untuk bangkit ketika Anda tertinggal. Negara-negara itu semua membuang-buang waktu. Kiper mereka terus mengalami masalah pada tulang rusuknya sepanjang laga dan tergeletak di lapangan sepanjang laga,” tutupnya.
View this post on Instagram