Real Madrid asuhannya hancur lebur dihajar Barcelona pada Sabtu (26/10) di pekan ke-11 la Liga musim ini. Empat gol tanpa balas hadir di Santiago Bernabeu. Saat dan setelah laga klasik yang gak asyik baginya, Carlo Ancelotti menampilkan respons yang cendderung santai.
Saat laga, Ancelotti mesti melihat pasukannya didominasi rival bebuyutan yang datang bertandang. Kekalahan telak menjadi akhir yang tentu tidak menyenangkan buat El Real. Yang lebih menyakitkan, niat menyamakan rekor 43 partai tak terkalahan Barcelona pada rentang 2017-2018 saat masih diperkuat Lionel Messi pun pupus.
“Kami meluputkan banyak peluang. Kami kehilangan energi ketika mereka mencetak gol. Kami terluka, tentu. Ini momen yang berat. Akan tetapi, kami tidak akan menyerah. Musim masih panjang,” ujar Ancelotti dikutip Sky Sports.
Ya, La Liga baru memasuki jornada ke-11. Namun, kemenangan menjadi berharga buat Barcelona. Keunggulan klub Catalan itu menjadi enam poin dari Madrid.
Selain Ancelotti tidak merasa bahwa pasukannya tampil buruk, terutama di babak pertama. “Saya tak menyesali rencana permainan saya. Saya sudah 48 tahun di sepak bola, jadi tidak keliru kalau bilang bahwa babak pertama kami bagus. Hasil akhir tidak mencerminkan apa yang kita lihat di lapangan,” kata Don Carlo.
Lebih lanjut, Ancelotti menyodorkan perbandingan dengan kekalahan El Real lainnya musim ini. “Ini berbeda dengan kekalahan dari Lille. Kami tampil sangat buruk saat itu. Kami bersaing hari ini,” kata Ancelotti lagi.
Benarkah demikian? Dari statistik pertandingan di Lille, Madrid mengukir 56% penguasaan bola dan membuat 5 tembakan ke gawang dari 12 percobaan. Harapan gol Madrid sebesar 0,96. Harapan Los Blancos gol di el clasico di Bernabeu memang tercatat lebih baik, yakni sebesar 1,48. Di rumahnya, Madrid mencatat 4 shot on goal dari 9 percobaan lewat 42% penguasaan bola.
Berbekal performa yang menurutnya oke, Ancelotti mencoba untuk tidak terpaku pada hasil jeblok. Apalagi, klaim Ancelotti selanjutnya, sejarah cukup mendukung.
“Terakhir kali kalah 0-4 dari Barca di kandang, kami menjadi juara La Liga dan Liga Champion di akhir musim,” ucap eks pelatih Milan dan Chelsea itu mengacu kepada 2021-22.
Pada 21 Maret 2022, Barca juga pulang dengan kemenangan empat gol tanpa balas, tapi Madrid menjadi kampiun La Liga dengan keunggulan 13 poin di klasemen akhir atas Barca. Di final di Saint-Denis, Los Merengues menang atas Liverpool berkat gol tunggal Vinicius Junior.
Tentu kondisinya sedikit berbeda. Saat itu sudah mendekati akhir musim. Saat ini, musim baru berada di tahap awal.

Hanya, Don Carlo tak sesantai yang dikira. Saat pertandingan, pelatih kawakan dari Italia ini menunjukkan kegusarannya akibat perayaan gol keempat yang dibuat salah satu staf kepelatihan Barca yang menurutnya dilakukan di depan bangku cadangan Madrid.
“Apa yang terjadi dengan Hansi Flick? Tidak ada masalah dengannya. Namun, salah satu asistennya tidak berperilaku sepantasnya saat merayakan gol keempat. Saya memberi tahu dan Flick sepakat,” ucap Ancelotti lagi.
El clasico La Liga di Catalan dijadwalkan tergelar menjelang akhir musim, tepatnya pada pekan ke-35. Masihkah Barca superior saat itu?
View this post on Instagram