Las Palmas datang ke rumah Barcelona dengan catatan sangat inferior. Tamu dari Gran Canaria pulang dengan meninggalkan noda untuk Barca pada Sabtu (30/11) sekaligus memperpanjang kelesuan tuan rumah usai start musim yang dahsyat.
Terdapat beberapa sisi yang mempertegas kejatuhan Barcelona.
Harapan dan Keyakinan
Barcelona mencoba bangkit dari perolehan hanya satu poin dari dua partai La Liga sebelumnya. Kemenangan atas Brest di Liga Champion memperbesar keyakinan yang sudah gede dari rekor pertemuan.
Las Palmas tidak pernah menang dari selusin pertemuan sebelumnya.
Dominasi dan Nirgol
Barcelona mencetak 68% penguasaan bola. Blaugrana membuat dua tembakan ke gawang dari empat percobaan. Las Palmas hanya membuat satu shot on goal dari dua tembakan. Akan tetapi, tidak ada gol yang tercipta di babak pembuka ini.
Yamal Tak Efek
Usai nirgol di babak pertama, Hansi Flick memasukkan Lamine Yamal saat turun minum seiring niat mencetak gol di paruh kedua. Namun, Fabio Silva memberikan kejutan saat melesakkan assist Kirian Rodriguez saat babak kedua baru memasuki menat keempat.
Flick memasukkan Ferran Torres dan Frenkie de Jong pada menit ke-56 guna menambah daya gedor. Pilihan itu menghasilkan pengaruh yang cukup cepat.
Balas, dan Dibalas Lagi
Raphinha membuat Estadio Olimpico Lluis Companys bernapas lega pada menit ke-61. Sayap Brasil itu bisa memanfaatkan sodoran Pedri.
Akan tetapi, kelegaan para fan Barca hanya berlangsung enam menit. Sandro Ramirez kembali membawa Las Palmas memimpin usai meneruskan operan Javi Munoz.
Noda Hampir 4 Dekade
Pelatih Las Palmas, Diego Martinez, membuat enam pergantian setelah unggul. Barca tidak berhasil membongkar pertahanan kubu tamu. Las Palmas pun mengukir kemenangan pertama dalam 38 tahun.
Cuma sepoin dari tiga pertandingan mengikis keunggulan Blaugrana yang sempat sembilan poin. Jarak keunggulan skuad Flick dari Real Madrid tinggal empat angka, dan berpotensi tinggal satu kalau El Real menang derbi atas Getafe di Santiago Bernabeu sehari kemudian.