Kehadiran Maarten Paes di timnas Indonesia memiliki peran cukup penting. Teringat momen saat dirinya berhasil menahan tendangan penalti pemain Arab Saudi di laga debutnya bersama timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sejak Maarten Paes memilih untuk memperkuat timnas Indonesia, tempatnya memang masih belum tergantikan. Ia selalu menjadi pilihan utama Shin Tae-yong dalam menjaga mistar gawang timnas Indonesia.
Untuk level klub, Maarten Paes saat ini tengah memperkuat tim asal Amerika Serikat, FC Dallas. Belum banyak orang yang tahu bagaimana kehidupannya di sana.
Dikutip dari Kita Garuda, Maarten Paes membagikan kisahnya di FC Dallas dan juga timnas Indonesia. Berikut hasil wawancara Maarten Paes dan Kita Garuda.
Halo, Maarten. Bagaimana kabarmu?
Halo. Saya dalam kondisi baik setelah menjalani musim bersama Dallas dan mulai bermain untuk Timnas.
Kalau tidak salah pengambilan sumpah kamu sebagai WNI terjadi beberapa hari sebelum ulang tahun yang ke-26, ya?
Ya, itu menjelang saya berulang tahun yang ke-26 dan menyelesaikan proses WNI itu menjadi hadiah terbaik yang saya terima tahun ini. Tahun ini sangat luar biasa. Pada Januari saya ke Indonesia dan disambut dengan hangat termasuk oleh Bapak Erick Thohir.
Kemudian saya menghadapi Lionel Messi. Selama beberapa minggu mengurusi proses naturalisasi, dan kemudian sehari berikutnya saya harus terbang ke Toronto karena akan bertanding di sana. Kendati tahun ini berjalan sangat sibuk, akan tetapi terasa indah bagi saya.
Dallas lebih dikenal lewat tim basketnya, Dallas Mavericks. Berkatmu kini sepak bola juga mulai dikenal di sana, betul begitu?
Ya, tapi tim hoki di sini, Dallas Stars, juga sedang menjalani musim yang bagus. Tim-tim olahraga di sini sedang tampil bagus.
Apakah kamu juga bermain olahraga lain, seperti basket misalnya?
Saya tidak begitu sering bermain basket, tetapi saya sering menonton langsung pertandingannya. Saya sebelumnya menonton ronde terakhir melawan Oklohama City bersama ibu saya, merayakan ulang tahun saya.
Sangat menyenangkan bisa memberikannya pengalaman seperti itu. Saya sejujurnya masih banyak belajar mengenai basket karena di sini sangat populer.
Bersama FC Dallas, apakah ada pertandingan yang paling berkesan buatmu di tahun ini?
Pertandingan terakhir melawan Tampa Bay Rowdies, mereka mencatatkan 30 tembakan. Saya rasa itu pertandingan terbaik dalam karier profesional saya. Saya membuat sejumlah penyelamatan, saya nyaris mencetak clean sheet, akan tetapi kami kebobolan lewat sepak pojok di menit akhir pertandingan. Namun bagi saya itu pertandingan yang sangat luar biasa. Saya rasa ada lebih dari delapan penyelamatan.
Sebagai kiper utama FC Dallas, siapa saja pemain top MLS yang pernah kamu hadapi dan kamu paling mengingatnya?
Tentu Inter Miami karena ada Messi, tapi tak hanya dia, tim ini dibangun dengan luar biasa. Lalu ada Bernardeschi di Toronto FC, dia pemain fenomenal juga. Dua tahun lalu saya menghadapi Gareth Bale bersama LAFC yang juga diperkuat Carlos Vela dan Denis Bouanga, mereka pemain hebat.
Menghadapi pemain-pemain seperti mereka membuat saya semakin termotivasi agar bisa berada di level terbaik dunia. Saya ingin bermain di level tertinggi semampu yang saya bisa.
MLS memiliki stadion-stadion besar, bagaimana jika dibandingkan dengan GBK yang memiliki kapasitas 78 ribu penonton?
Sejak pertama kali saya mengunjunginya, stadion GBK sudah terasa sangat luar biasa. Semakin luar biasa ketika dipenuhi penonton saat Timnas bermain.
Berbicara tentang Indonesia, sebelum Anda menjalani proses naturalisasi, seberapa sering Anda berkunjung ke Indonesia?
Saya sudah beberapa kali ke Indonesia sebelumnya, khususnya ke Jakarta. Saya pernah ke Borobudur, akan tetapi itu ketika saya masih kecil.
Liburan panjang nanti saya akan ke Jakarta, Bali dan tempat-tempat lain. Saya akan menunjukkan keindahan Indonesia pada pasangan saya selama beberapa pekan di sana.
Bagaimana dengan Kediri, apa yang kamu tahu tentang kota ini?
Ya, saya tahu betul. Saya mendapatkan banyak cerita tentang kota ini dari nenek saya. Kediri adalah kota yang sangat berkesan baginya. Beliau selalu bercerita dengan semangat tentang apa saja yang ada di sana. Beliau sangat merindukan tahun-tahun terakhirnya saat di sana, bercerita juga tentang beberapa momen saat bersama saya di sana.
Saya menantikan kesempatan untuk mengunjunginya lagi karena sebulan sebelum beliau wafat, kami membicarakan banyak hal tentang kota ini, tentang kenangan-kenangan di sana, cerita-cerita indah yang menjadi bagian dari kenangan saya juga.
Ada makanan Indonesia yang paling Anda ingat?
Ada satu makanan yang saya ingin mencicipinya lagi: Gado-gado. Saya pernah pergi ke restoran Asia di sini dan Gado-gado membuat saya terkesan.
Sebelum Anda bermain untuk Timnas Indonesia, seperti apa Anda melihat tim ini?
Saya menonton ketika tim bermain di Piala Asia Qatar, banyak pemain U-23. Saya sebelumnya sudah pernah bermain dengan Ragnar (Oratmangoen), saya juga pernah bermain dengan Shayne (Pattynama), saya mengenal betul Thom (Haye), saya juga mengenal Marc Klok. Ernando (Ari) kiper yang bagus.
Kita punya banyak pemain bagus saat itu seperti Jordi Amat dan Sandy Walsh. Setahun terakhir kita sudah berkembang pesat, dan setiap tahun kualitas kita bisa terus meningkat. Potensi kita tidak terbatas.
Anda sudah merasakan kegilaan suporter Indonesia, terhadap sepakbola, terhadap Timnas. Tanggapan Anda tentang suporter Timnas?
Ya, sangat luar biasa. Dengan kegilaan seperti ini, satu hal yang saya bayangkan hanya satu; apa yang akan terjadi jika kita bisa ke Piala Dunia? Suporter kita sangat banyak, sangat loyal, sangat luar biasa. Saya rasa dengan potensi dari Timnas dan dukungan yang besar, kita punya kombinasi hebat dan memiliki formula kemenangan.
Jika kita bisa meraih banyak kemenangan suporter pun akan semakin bertambah banyak. Sayang sekali kita gagal ke Olimpiade pada Agustus kemarin, akan tetapi sekarang kita memiliki banyak potensi, mudah-mudahan kita bisa ke Piala Dunia. Sebagai Garuda, langit adalah batasan kita sekarang, dan saya bangga bisa menjadi bagian dari tim ini.
View this post on Instagram