Nama Hendro Kartiko sepertinya sudah tidak asing lagi untuk para pecinta sepak bola di Indonesia. Karier dan penampilannya yang cukup gemilang membuat dirinya cukup lama berbaju timnas Indonesia.
Tercatat Hendro Kartiko sudah berbaju timnas Indonesia sejak tahun 1996 sampai 2011. Kepiawaiannya di bawah mistar gawang membuat dirinya sempat dijuluki sebagai Fabian Barthez-nya Indonesia.
Bukan hanya keahliannya di atas lapangan, tetapi juga penampilannya yang sama-sama berkepala pelontos. Tak heran kala itu ia mendapatkan julukan tersebut.
Sebagai alumni dari timnas Indonesia, tentunya ia menaruh kepedulian yang lebih untuk para pemain saat ini. Terlebih timnas Indonesia tengah berlaga di Piala AFF 2024, gelaran yang belum pernah timnas Indonesia menangkan.
Demi bisa meraih hasil yang baik, Pelatih kiper Persija Jakarta itu memberikan pesan untuk para pemain yang berlaga. Setidaknya ada tiga pesan penting darinya kepada pemain sekarang.
“Sekarang lebih kepada kekompakan, chemistry, dan pemahaman taktikal. Jadi sepak bola sekarang ini tidak hanya mengandalkan otot, tapi juga pemain harus smart (pintar),” kata Hendro Kartiko dikutip dari Kanal Youtube Arya Sinulingga.
Kiper yang sudah pernah tampil di Piala AFF 1998, 2000, 2002, 2004, dan 2007 itu ingin timnas Indonesia bisa juara di edisi kali ini. Namun, tentu saja hal itu tidak mudah.
Untuk itu, ia mendorong para pemain untuk bisa lebih mengeluarkan keahliannya di lapangan. Baginya sebagai mantan pemain, pesepak bola dituntut untuk lebih pintar dalam bertindak dan juga saat mengambil keputusan.
“Maksudnya, seorang pemain bisa menggunakan kapan harus berlari, kapan harus enggak berlari. Ya, kalau dalam istilah kepalatihan itu decision making.
“Kalau pemain itu smart, dia akan bisa. Jadi meski pun mau dikasih taktikal seperti apa, kalau pemainnya smart pasti bisa,” terang Hendro.
Hendro tak memungkiri kalau di eranya dulu, pemain pintar bisa dihitung jari. Sekarang, di era teknologi, tentu saja ilmu dapat mudah didapatkan. Tak heran, para pemain sekarang dinilainya lebih pintar dibandingkan di zamannya.
Para pemain tidak hanya bisa mendapatkan ilmu ketika berlatih, tetapi juga di rumah pun bisa. Belum lagi, kali ini tim bisa dengan mudah menonton pertandingan calon lawan yang akan dihadapi.
“Dulu mungkin hanya beberapa saja yang pintar. Kalau sekarang sih seharusnya sudah merata. Kalau dulu kan teknologinya kurang. Kalau sekarang sih istilahnya sport science sudah sangat menunjang”.
“Sekarang kalau kita mau tahu lawan bermain seperti apa kan gampang. Tinggal cari tahu di dunia maya. Kalau dulu kan harus kita nonton di lapangan.
“Kadang-kadang tuh, besoknya lawan Thailand yang satu grup. Kita hari ini umpamanya lawan Kamboja atau Myanmar. Setelah itu kita nonton permainan Thailand,” ucapnya.
Tidak hanya itu, ia menilai kalau pemain sekarang mempunyai keahlian asar yang lebih baik. Begitu juga fisik pemain yang sudah tidak menjadi masalah lagi.
Dari segi kesalahan-kesalahan elementer seperti passing, menurut Hendro Kartiko, juga sudah mulai berkurang secara signifikan. Termasuk masalah fisik yang pernah dikeluhkan Shin Tae-yong.
“Kalau teknik sih seharusnya sudah baik. Seperti masalah passing, seharusnya sudah dimatangkan di tingkat akademi atau SSB. Tapi kalau sudah di kompetisi seperti Liga 1 sih seharusnya sudah bagus,” katanya.
“Masalah fisik juga seharusnya sih enggak ya, karena pemain-pemain kita yang ada di timnas Indonesia saat ini sudah punya banyak jam terbang di klubnya masing-masing,” pungkasnya.
View this post on Instagram