PSSI menggelar Partner Summit 204 yang dilaksanakan di Park Hyatt, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024. Pada gelaran tersebut, PSSI mengundang seluruh partner-nya dalam membangun sepak bola di Indonesia.
Agenda yang diangkat tentu saja laporan pencapaian dan kegiatan PSSI dalam segala bidang. Mulai dari keberhasilan timnas U-19, U-20, U-23 sampai senior. Ada juga pencapaian dari tim E-Sports yang baru saja menjadi juara dunia di FIFA E-Football 2024.
Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir, menyebut kalua membangun sepak bola tidak bisa hanya dilaksanakan oleh satu pihak saja. Untuk itu, kehadiran para partner PSSI sangat penting dalam perkembangan seluruh cabang olahraga yang dibawahinya.
“Ya, (agenda) ini juga sebagai laporan ke publik bahwa memang dalam membangun sepak bola itu tidak mungkin stakeholder tidak bersatu,” kata Erick Thohir selepas acara.
“Kita bisa lihat dari private sector banyak sekali yang dukung. Brand-nya juga luar biasa, brand yang memang dekat dengan sepak bola juga olahraga,” ujarnya.
Tidak hanya itu, agenda ini juga menjadi salah satu dalam mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan dan program-program yang sudah dijalani. “Banyak juga kegiatan yang dilakukan.
“Event juga bukan sekadar tentang sepak bola saja, melainkan juga bagaimana kami mendekatkan diri kepada masyarakat, dengan suporter, anak-anak, difabel, lalu juga dengan keluarga yang kekurangan,” paparnya.
“Kami rangkul karena memang kami percaya harus berpikir lebih dari sepak bola, yaitu apa, sepak bola ini benar-benar alat pemersatu bangsa, yang juga mengangkat marwah kita.”
“Kami juga melihat bagaimana nilai-nilai sepak bola itu ada kompetisi, ada saling membantu, friendly, dan hal-hal yang positif. Selain, ya, memang, kembali ini pertandingan yang di Indonesia rating-nya cukup tinggi. Jadi, semua menonton sepak bola,” ucapnya.
Sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di sepak bola, ia menyatakan kalua mengurus sepak bola tidaklah murah. Butuh banyak dana agar perkembangan dan perbaikan dapat dilakukan.
Tak heran jika akhirnya ia sangat berterima kasih kepada beberapa pihak yang membantu dari mulai Pemerintah hingga sponsor. “Kembali seperti yang saya sampaikan, tidak mungkin kami bergantung hanya dari Pemerintah. Dana Rp650 miliar lebih adalah angka yang fantastis.”
“Saya juga tidak pernah berpikir mengelola sepak bola itu, angkanya sebegitu besar. Kalau dulu di bola basket Rp30-40 (miliar) cukup. Di bulu tangkis, Rp80 miliar. Ini benar-benar hampir bisa 7 sampai 10 kali lipat.”
“Artinya, ya, memang peran Pemerintah, private sector, harus menjadi kesatuan. Kalau tidak, tidak mampu,” tutupnya.
View this post on Instagram