Timnas futsal Indonesia harus rela kalah di tangan runner-up Piala Dunia Futsal 2024, Argentina. Indonesia membuat peringkat tiga dunia itu berjuang ekstra keras dalam matchday kedua 4 Nations World Series 2025.
Bermain di Jakarta International Velodrome, skuad asuhan Matías Lucuix sukses mengamankan kemenangan 4-2 setelah laga berlangsung dengan intensitas tinggi dari awal hingga akhir.
Keseriusan Argentina dalam menghadapi Indonesia tercermin dari pemilihan pemain yang diturunkan. Nicolás Sarmiento, kiper yang telah dua kali meraih Golden Glove sebagai penjaga gawang terbaik dunia pada 2016 dan 2021, dipercaya menjadi benteng terakhir Argentina.
Selain itu, Argentina juga menurunkan anggota skuad terbaik mereka dari Piala Dunia 2024. Kevin Arrieta, winger yang masuk dalam nominasi Pemain Terbaik Dunia 2024 itu menjadi tumpuan utama dalam skema serangan Argentina.
Di lini depan, Matías Rosa sebagai pivot utama. Pemain yang mencetak 6 gol di Piala Dunia 2024 ini kembali membuktikan ketajamannya di laga ini.
Sejak awal pertandingan, Argentina langsung menunjukkan keseriusan mereka. Langsung menekan Indonesia dengan intensitas tinggi, membuat tuan rumah kesulitan mengembangkan permainan.
Hanya butuh delapan menit bagi Argentina untuk membuka keunggulan. Leandro Altamirano berhasil mencuri bola dari Ahmad Habibie dan tanpa ragu menuntaskan peluang menjadi gol.
Unggul lebih dulu tak membuat Argentina mengendurkan permainan. Mereka tetap disiplin dan fokus mengantisipasi setiap serangan Indonesia.
Di menit ke-14, Argentina menggandakan keunggulan lewat Matías Rosa. Gol ini semakin menunjukkan betapa seriusnya La Albiceleste dalam laga ini. Tak berselang lama, Nicolás Sarmiento mencetak gol bunuh diri di menit ke-18, memberi harapan bagi Indonesia yang tertinggal 1-2.
Namun, Argentina tak goyah. Matías Rosa kembali mencetak gol di menit ke-20, mengembalikan keunggulan dua gol sebelum babak pertama berakhir dengan skor 3-1.
Di babak kedua, Indonesia berusaha bangkit dan mencari celah untuk memperkecil kedudukan. Guntur Sulistyo Ariwobowo akhirnya berhasil menjebol gawang Argentina di menit ke-32, membuat skor berubah menjadi 2-3. Argentina merespons dengan lebih berhati-hati, tidak gegabah, dan tetap disiplin menjaga keunggulan.
Menit-menit akhir menjadi ujian ketahanan bagi Argentina. Indonesia nyaris menyamakan skor lewat peluang dari Ardiansyah Nur dan Evan Soumilena, namun Sarmiento tampil solid di bawah mistar. Saat Indonesia semakin agresif dengan skema power play, Argentina memanfaatkan celah di pertahanan lawan. Lucas Bolo memastikan kemenangan dengan gol di menit ke-40, menutup laga dengan skor 4-2.
Pelatih Arget Matías Lucuix mengakui bahwa duel melawan Indonesia tidak berjalan mudah. Tuan rumah terus memberikan tekanan besar yang memaksa Argentina bekerja lebih keras untuk mempertahankan keunggulan.
“Ini adalah pertandingan yang sangat sulit. Kami tahu kami harus bermain melawan tim tuan rumah dan menghadapi beberapa hal yang sulit, jadi ini adalah usaha besar dari para pemain,” ujar pelatih yang membawa Argentina ke final Piala Dunia 2024, Sabtu (1/2/2025).
Matías Lucuix juga mengapresiasi perkembangan signifikan Timnas Indonesia, yang menurutnya semakin kompetitif di level internasional dan menjadi lawan yang tangguh.
“Kami telah melihat bahwa Indonesia berkembang pesat, dan kami adalah tim yang sedang dalam proses baru. Keseluruhan pertandingan ini sulit, dan hasilnya mencerminkan itu. Ini membantu kami untuk terus berkembang,” ungkapnya.
Dia pun menanggapi tekanan hebat ketika Indonesia menerapkan power play pada lima menit terakhir. Skuad Garuda mendominasi penguasaan bola dan terus mengancam gawang Argentina. Namun, Matias menilai timnya tetap disiplin dalam bertahan dan berhasil mempertahankan keunggulan hingga laga usai.
“Kami harus mempertahankan hasil. Kami unggul satu gol, jadi kami melakukan apa yang diizinkan dalam permainan, yaitu bertahan. Kami bisa mencuri bola dan menambah jumlah gol, jadi saya senang dengan usaha yang telah dilakukan para pemain,” tutupnya.
Pelatih Timnas Futsal Indonesia, Hector Souto, menilai timnya tampil maksimal meski kalah 2-4 dari Argentina. Ia menegaskan bahwa skuad Garuda mampu bersaing head to head dengan tim langganan finalis Piala Dunia tersebut.
“Selamat untuk para pemain saya, mereka yang menunjukkan permainan di lapangan. Kami bersaing langsung dengan Argentina, memanfaatkan kemampuan kami,” ujar Hector.
Indonesia bahkan sempat menekan hingga menit akhir dan nyaris menyamakan skor. Power play selama 5 menit 30 detik menciptakan 6-7 peluang emas, namun sayangnya tidak membuahkan hasil.
“Kami membawa pertandingan hingga detik terakhir dalam kondisi bisa meraih hasil imbang. Kami mengontrol situasi hingga 30 detik terakhir, meskipun pengalaman kami dalam skema ini masih kurang,” katanya.
Souto juga menyoroti perkembangan Timnas Indonesia yang semakin kompetitif di level internasional, meski masih perlu pembenahan secara terus-menerus.
“Kami nyaris menyamakan skor. Hasil akhirnya memang 4-2, tapi kami membuat Argentina bertahan hingga detik terakhir,” tutupnya.
Pemain Timnas Futsal Indonesia, Rio Pangestu, menilai timnya sudah mampu bersaing dengan Argentina setelah menunjukkan permainan yang solid dan menciptakan banyak peluang sepanjang laga.
“Kami bisa bersaing dengan Argentina karena kami punya banyak peluang. Kami bisa mengontrol permainan dan menciptakan banyak kesempatan,” ujarnya.
Rio juga menegaskan bahwa ada banyak pelajaran yang bisa diambil untuk memperbaiki performa tim ke depan.”Kami akan fokus mengurangi kesalahan dan berusaha lebih baik di pertandingan selanjutnya,” tutupnya.
View this post on Instagram