Gelandang timnas Indonesia, Thom Haye baru saja diwawancara secara eksklusif oleh Kita Garuda. Dalam wawancaranya tersebut ia banyak bercerita tentang penantian panjangnya berbaju timnas Indonesia sampai perjalanan kariernya di usia muda.
Thom Haye memang menjadi pemain vital timnas Indonesia di lini tengah. Permainannya yang terlihat cukup santai namun mematikan ternyata terinspirasi legenda Italia, Andrea Pirlo.
Ia pun mengaku Andrea Pirlo sebagai role mode dalam bermain sepak bola. Hanya tak memungkiri kalau ia dan Andrea Pirlo tetap memiliki perbedaan dalam bermain.
BERIKUT WAWANCARA LENGKAP THOM HAYE
Halo, Thom. Terima kasih atas waktunya. Sebelum membahas banyak hal, bisa diceritakan lagi momen-momen saat Anda menantikan pengesahan menjadi Warga Negara Indonesia?
Sejujurnya, saya teramat sangat senang ketika seluruh prosesnya selesai. Saya memang perlu menunggu waktu yang lama dalam prosesnya. Jadi ketika saya mendapat kabar bahwa semuanya sudah selesai, saya begitu gembira mendengarnya. Setelah momen pengesahan tersebut, saya langsung tidak sabar untuk segera bermain membela Timnas Indonesia.
Di lapangan, Anda dikenal sebagai gelandang nomor 6, apakah sejak awal karier sudah bermain di posisi ini?
Sejujurnya, saya berpengalaman di semua posisi lini tengah. Ketika saya masih muda, saya bermain di garis yang lebih tinggi di lapangan, sebagai gelandang serang, nomor 10. Dalam beberapa tahun terakhir, saya bermain lebih sering sebagai deep-lying playmaker. Namun, saya bisa beradaptasi dengan mudah. Jadi, ya, saya bisa bermain di semua posisi gelandang jika memang dibutuhkan. Saya bisa dibilang gelandang serbabisa.
Siapa pemain yang menjadi role model Anda?
Saya memerhatikan permainan Andrea Pirlo dalam beberapa tahun terakhir kariernya, dengan semua umpan-umpannya. Saya pikir permainanan saya pun agak mirip dengan permainannya. Jadi, ya, sangat menyenangkan untuk mengikuti gaya permaianannya. Namun seperti yang saya katakan, saya bisa bermain sedikit lebih bertahan dan saya juga bisa bermain lebih ke depan di lapangan. Jadi, saya juga selalu memerhatikan gelandang-gelandang top untuk belajar sesuatu dari mereka dan kemudian menerapkannya dalam permainan saya sendiri.
Anda menyebut Andrea Pirlo, apakah karena hal itu juga Anda menjadi pemain yang memiliki keunggulan menghadapi situasi bola mati?
Saya pikir mengumpan selalu menjadi salah satu keunggulan permainan saya. Saya memang melatihnya secara khusus ketika masih muda, termasuk dalam situasi bola mati. Saya cukup percaya diri mengatakan bahwa itu juga salah satu keunggulan saya sejak awal.
Anda pernah bermain di Timnas Junior Belanda dan bahkan menjadi juara Eropa. Bisa diceritakan lagi mengenai momen itu, misalnya momen saat Anda dan Shandy Walsh mengalahkan Jerman di final?
Oh, saya masih ingat banyak hal. Saya mengikuti dua Piala Eropa U-17 dan secara berturut-turut kami menangkan. Saat itu, saya bersama Sandy juga, menghadapi banyak pemain hebat Jerman. Beberapa pemain yang paling dikenal adalah Timo Werner, Goretzka, Schürrle, Julian Brandt… saya pikir ada terlalu banyak nama hebat untuk disebutkan. Dan di beberapa momen saat saya makan malam bersama Sandy juga beberapa pemain lain di Timnas Indonesia, kami sering membicarakan momen-momen ketika kami masih muda.
Siapa saja “rekan seperjuangan” Anda di Timnas Junior yang kemudian sekarang berhasil menembus Timnas Belanda bahkan menjadi pemain di Liga Top Eropa?
Ada banyak, misalnya, Memphis Depay. Saya juga bermain bersama Nathan Aké sejak kecil,
sekarang dia bermain untuk Manchester City. Saya pikir mereka adalah beberapa nama terbesar yang pernah bermain bersama saya. Tetapi jika Anda melihat skuatnya secara lengkap, banyak pemain yang berhasil tembus ke kompetisi besar di Eropa.
Siapa tandem Anda di lini tengah pada saat itu?
Pada saat saya bermain di sana, saya selalu bermain di lini tengah bersama Tonny Vilhena yang lama bermain untuk Feyenoord, dan bersama Nathan Aké. Saya cukup sering bermain bersama mereka.
Sejak muda, Anda sudah menjadi salah satu pemain potensial dan diandalkan oleh pelatih-pelatih hebat. Siapa pelatih-pelatih yang cukup punya peran besar dalam karier Anda?
Saya melakukan debut profesional saya untuk AZ Alkmaar di bawah asuhan Dick Advocaat.
Saya memiliki banyak kenangan indah bersamanya. Dan tentu saja, sangat spesial memiliki Marco van Basten sebagai pelatih. Saya juga dilatih oleh banyak pelatih hebat lainnya asal Belanda, mereka benar-benar berinvestasi untuk kemampuan saya saat menguasai bola. Saya pikir itulah salah satu ciri khas sepak bola Belanda. Pelatih-pelatih Belanda sangat fokus pada aspek tersebut. Dan bagi saya yang masih cukup muda saat itu, itu adalah pengalaman berharga bisa bekerja dengan mereka.
Tentang Timnas Indonesia, apakah Anda ingat kapan pertama kali menonton pertandingan Timnas Indonesia? Dan apakah ada pertandingan yang membuat Anda ingin membela Indonesia?
Saya telah menonton banyak pertandingan Indonesia sejak saya masih muda. Saya juga memiliki banyak teman yang memiliki darah Indonesia. Jadi, kami sudah sering membicarakannya sejak lama. Akan tetapi, tidak ada momen spesifik yang membuat saya memutuskan untuk bertekad untuk membela Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia saat ini diisi oleh banyak pemain muda, bagaimana Anda melihat kualitas dari tim ini dan bagaimana Anda beradaptasi dengan tim?
Ya, saya melihatnya sebagai sesuatu yang sangat positif. Saya pikir ada banyak pemain berkualitas dalam tim ini, dan juga energi yang besar. Sekarang yang terpenting adalah mengombinasikannya dengan pemain berpengalaman. Saya pikir kombinasi ini dapat membantu tim dan sepakbola Indonesia berkembang. Saya pikir di lini depan ada beberapa pemain muda yang sangat berbakat. Di sisi lain, di lini pertahanan ada pemain-pemain yang lebih berpengalaman. Seperti yang saya katakan, sekarang yang terpenting adalah mengombinasikannya. Bagi saya sendiri, saya ingin membawa pengalaman saya ke dalam tim juga.
Di awal, Anda bercerita bahwa sangat tidak sabar bermain untuk Indonesia ketika proses naturalisasi dimulai. Bisakah Anda gambarkan bagaimana perasaan ketika akhirnya menyanyikan lagu “Indonesia Raya” di lapangan?
Itu adalah momen yang sangat membanggakan. Seperti yang sudah saya katakan berkali-kali, saya masih memiliki banyak keluarga di Indonesia. Karena itulah momen itu menjadi momen yang sangat spesial bagi saya. Karena saya benar-benar menantikan saat pertama saya berdiri di lapangan dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya.”
Saat ini, kami yakin sudah banyak Garuda Fans yang mengirimi pesan di sosial media milik Anda, bagaimana Anda melihat antusiasme mereka?
Saya membaca banyak pesan dari para suporter. Terkadang ada begitu banyak pesan hingga sulit untuk membaca semuanya. Tapi satu hal yang selalu saya lihat adalah
orang-orang Indonesia sangat bangga dan penuh semangat. Saya pikir itu sesuatu yang sangat indah, bahwa mereka begitu emosional dan selalu mendukung Timnas Indonesia. Jadi, ya, sangat menyenangkan melihatnya dan tentu saja istimewa untuk bermain bagi mereka.
Terakhir, pesan apa yang ingin Anda sampaikan untuk Garuda Fans?
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua pesan yang saya terima selama ini. Bahkan ketika saya belum bermain untuk Indonesia, saya selalu mendapatkan dukungan dari mereka. Saya sangat senang dengan itu, dan itu semakin memotivasi saya untuk memberikan yang terbaik bagi tim nasional. Saya akan selalu berusaha mencapai hasil maksimal dan memberikan segalanya untuk Indonesia. Jadi, sekali lagi, saya merasa sangat terhormat dan berterima kasih atas semua dukungan dari para Garuda Fans.
View this post on Instagram