Gelandang timnas Putri Indonesia, Helsya Maeisyaroh menceritakan pengalamannya berkarier di negeri Sakura, Jepang. Diketahui kalau Helsya Maeisyaroh saat ini bermain untuk FC Ryukyu.
Dalam wawancaranya dengan Kita Garuda, Helsya Meisyaroh banyak bercerita tentang kariernya di Jepang. Menurutnya sejauh ini dirinya tidak menemukan hambatan yang berarti ketika bermain di Jepang.
Justru sampai saat ini ia terus mengembangkan kemampuan berbahasa Jepang agar bisa mempermudahnya dalam mengimplikasikan strategi dari sang pelatih.
Soal adaptasinya dengan cuaca, Helsya juga tidak mendapatkan rintangan yang berarti. Diakuinya ia bisa cepat beradaptasi dengan cuaca di Jepang, termasuk ketika sedang musim dingin.
BERIKUT WAWANCARA LENGKAP HELSYA MEISYAROH
Halo, Helsya Maeisyaroh. Bagaimana kabar Anda?
Alhamdulillah, baik dan senang bisa berbincang di sini untuk para Garuda Fans.
Musim kemarin Anda bermain untuk klub asal Jepang, FC Ryukyu. Bagaimana pendapat Anda?
Ya, saya bersyukur akhirnya saya bergabung dengan tim FC Ryukyu. Cita-citaku untuk bermain di luar negeri akhirnya terwujud.
Apakah ada kendala dengan cuaca? Bagaimana cara Anda beradaptasi di sana?
Cuaca di sana tidak terlalu sulit bagi saya. Kendala utama adalah bahasa, karena sebagian besar pemain tidak bisa berbahasa Inggris. Saya berusaha belajar bahasa Jepang agar bisa berkomunikasi lebih baik. Teman-teman di tim sangat membantu dengan mengajarkanku bahasa Jepang, baik di dalam maupun di luar lapangan. Memang sulit, tapi saya harus bisa.
Bagaimana adaptasi Anda dengan latihan di sana?
Saya bisa mengikuti latihan dengan cepat dan tidak kebingungan. Saya mampu memahami instruksi serta menu latihan dengan baik. Saya juga bisa bersaing dalam latihan dan pertandingan.
Sejauh mana perkembangan kemampuan Anda berbahasa Jepang?
Saya terus belajar dari teman-teman di tim dan juga melalui anime. Menonton anime juga sangat membantu untuk memahami cara berbicara dan pengucapan bahasa Jepang.
Bagaimana kehidupan sehari-hari Anda di Jepang?
Saya tinggal bersama rekan setim dalam satu rumah. Setelah pertandingan, kami sering berdiskusi tentang kekurangan dan hal-hal yang harus diperbaiki ke depannya. Selain itu, kami juga sering berbicara tentang budaya Jepang.
Anda pernah berlatih di Barcelona. Bisa ceritakan pengalaman tersebut?
Semasa SD, saya mengikuti turnamen sepak bola dan tim kami mencapai babak semifinal di Bandung. Setelah pulang, saya mendapat kabar bahwa saya terpilih untuk seleksi di Barcelona. Awalnya, saya sempat dipandang sebelah mata karena saya perempuan. Namun, Coach Kurniawan Dwi Yulianto memilih saya karena saya mau bekerja keras dan tidak malu untuk beradaptasi di lapangan. Kemampuan saya dalam berinteraksi dan berkomunikasi juga dianggap baik.
Apa perbedaan berlatih di Indonesia dan Barcelona?
Perbedaannya cukup signifikan. Di Spanyol, gaya bermain lebih mengutamakan tiki-taka, yaitu umpan satu-dua sentuhan. Setiap negara pasti memiliki gaya bermain yang berbeda. Aku hanya berlatih di sana selama dua minggu, tetapi banyak hal yang bisa aku pelajari.
Selain Anda, siapa lagi yang pernah berlatih di Barcelona dan kini bermain sebagai pemain profesional?
Ada beberapa pemain pria, seperti Mufli Hidayat dan Reno Salampessy.
Anda pertama kali dipanggil untuk Pra-Olimpiade. Bagaimana perasaan Anda?
Saya sangat kaget, tetapi ini bukan pertama kalinya saya memperkuat Timnas Putri Indonesia. Sebelumnya, saya pernah bermain untuk Timnas U-16. Saat dipanggil untuk Pra-Olimpiade, saya merasa postur tubuh saya belum ideal dan harus bersaing dengan para senior. Waktu latihan, saya sempat sakit tipes dan ternyata tetap lolos seleksi. Tapi saya tidak ingin sekadar masuk tim, juga ingin bermain, meskipun aku tidak berharap langsung dimainkan.
Anda pernah mencetak gol spektakuler ke gawang Singapura dalam FIFA Matchday di Stadion Jalan Besar, Kallang. Kenapa memilih menembak langsung?
Pada menit ke-87, kami kebobolan, dan saat itu kami mendapat tendangan bebas. Kiper lawan baru saja diganti, dan aku merasa dia belum siap. Saya percaya diri untuk menembak langsung dari jarak jauh. Bolanya memantul, kipernya maju, dan gol! Saya sendiri tidak menyangka bisa mencetak gol dari tengah lapangan dalam kondisi kelelahan dan mengalami kram.
Anda beberapa kali dipercaya sebagai kapten. Bagaimana pendapat Anda?
Saya sangat bersyukur dan bangga dipercaya menjadi kapten.
Apakah orang tua mengarahkan Anda menjadi pesepak bola?
Tidak. Sejak kecil, saya bermain di Sekolah Sepak Bola (SSB) bersama anak laki-laki. Semua pencapaianku saat ini berkat sepak bola. Tapi syukurnya orang tua saya selalu mendukung selama itu hal yang baik untuk saya, keluarga, dan orang lain.
Siapa role model Anda dalam sepak bola?
Saya tidak terlalu mengikuti siapa pun, tetapi saya suka Cristiano Ronaldo. Dia sangat menghormati ibunya dan berhasil meraih segalanya berkat kerja keras. Saya ingin seperti itu, karena semua yang aku capai juga berkat dukungan ibu saya.
Apa yang memotivasi Anda untuk berkarier di sepak bola?
Saya pernah melihat tim yang menjuarai Piala Dunia Wanita, dan sejak itu saya ingin membawa Indonesia ke Piala Dunia. Saya berharap bisa terus mengembangkan karier sepak bola agar bisa mencapai impian tersebut.
Apa saran Anda untuk perempuan yang ingin berkarier di sepak bola?
Jangan takut untuk memulai dari bawah. Jangan minder jika direndahkan oleh orang lain, karena itu pasti akan terjadi. Yang penting tetap fokus dan percaya pada proses. Namun, jangan terlalu percaya diri secara berlebihan, karena itu bisa membuat kita lengah.
Apa target terbesar Anda saat ini?
Saya ingin membawa Indonesia ke Piala Dunia. Itu saja. Semoga bisa terwujud secepatnya.
View this post on Instagram