Kesuksesan Timnas U-17 Indonesia melaju ke Piala Dunia U-17 2025 membuat PSSI akan mempercepat pembenahan struktur teknis sepak bola nasional. Salah satu langkah strategis yang sedang dipersiapkan adalah pengisian posisi Direktur Teknik yang masih kosong hingga saat ini.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan pentingnya harmonisasi program dari timnas kelompok umur hingga senior. Hal ini disampaikannya saat menghadiri turnamen Bali 7’s yang digelar Bali United di Bali United Training Center, Jumat (18/4/2025).
“Kita lihat di Piala Asia U17, bagaimana Uzbekistan, sudah menyamai Jepang dan Korsel yang punya sistem permainan dan pembinaan, sehingga kualitas timnya merata dari yunior hingga senior. Kita ingin mengejar mereka,” tegas Erick.
Meski telah memiliki Jordi Cruyff sebagai Technical Advisor, PSSI tetap membutuhkan sosok Direktur Teknik untuk memastikan kesinambungan program pembinaan. Tahun 2025 menjadi tahun yang padat bagi timnas muda Indonesia, dengan partisipasi di Piala Dunia U-17, kualifikasi Piala Asia U-23 2026, Piala AFF U-23, dan SEA Games 2025.
“Oleh karenanya, setelah ada Jordi Cruyff sebagai penasehat teknis, kita segerakan kehadiran dirtek untuk memformulasikan program pembinaan prestasi yang kontinyu,” ujar Erick Thohir.
BACA JUGA: Perjalanan Pelatih Pengubah Tekanan Menjadi Prestasi Akhirnya Pilih Mundur dari Bali United
HINDARI
Erick juga menekankan pentingnya menghindari ketidaksinkronan program antartimnas. Tanpa arahan yang jelas dari Direktur Teknik, dikhawatirkan terjadi tumpang-tindih kebijakan yang justru merugikan perkembangan sepak bola Indonesia.
“Jangan sampai sesama timnas saling ‘musuhan’. Ini yang mau kami selaraskan. Itu sebabnya perlu direktur teknik. Paling tidak sekarang Jordi Cruyff sudah melihat apa yang menjadi permasalahan. Namun, ini belum bisa menjadi formula yang bagus,” ucapnya.
Selain itu, PSSI juga menggandeng FIFA dan AFC melalui program Garuda Academy. Ini bukan akademi sepak bola konvensional, melainkan program sport management untuk membangun SDM sepak bola Indonesia yang berkelanjutan.
“Saya dan Pak Sekjen nanti pasti tua dan tidak mungkin seumur hidup di PSSI, apalagi ada batasan tiga periode setelah statuta baru nanti. Ada 100 orang yang nanti dilatih FIFA, kemudian mengerucut menjadi 80 orang. Nanti ada yang dilatih juga oleh AFC, begitu seterusnya,” beber Erick Thohir.
Dengan langkah-langkah ini, PSSI berharap dapat menciptakan sistem pembinaan yang terstruktur, sehingga kesuksesan Timnas U-17 tidak hanya menjadi pencapaian sesaat, melainkan awal dari kebangkitan sepak bola Indonesia di kancah global.
View this post on Instagram