Piala AFF 2020 telah usai dan Indonesia harus puas menjadi runner-up. Di balik performa yang cukup baik, sektor penyerang timnas disorot karena dinilai tumpul. Hanya Ezra Walian yang dapat mencetak gol di turnamen tersebut dengan catatan 2 gol.
Di era 90an hingga awal 2000an, Indonesia pernah memiliki penyerang fenomenal yaitu Rochi Putiray. Selain gaya nyentriknya, Rochi juga melanglang buana di Liga Hongkong. 313 gol dari 429 pertandingan dicetak Rochi di level klub. Di level timnas, Rochi mencetak 17 gol dari 41 pertandingan.
Dalam program JEBREEETmedia yakni NostalBola, Rochi mengaku lebih menyukai bola basket dibandingkan sepak bola. Tetapi di tahun 1986, turnamen Haornas menjadi gerbang pembuka karir Rochi di dunia sepak bola. Menjadi pencetak gol terbanyak membuat Rochi terpilih untuk seleksi PSSI Garuda II pada 1987. Selanjutnya Rochi terpanggil masuk skuad TC Timnas SEA Games 1991 Manila.
Timnas Indonesia yang diperkuat Rochi saat itu meraih medali emas setelah kalahkan Thailand di final lewat adu penalti. Rochi tidak bermain pada pertandingan tersebut karena kartu kuning. Pertandingan tersebut juga menjadi momen ketika Rochi pertama kali melihat langsung tendangan “Panenka” yang dilakukan oleh Yusuf Ekodono.
“Orang bilang penalti Panenka itu saya lihat dari Yusuf Ekodono di final, dia melakukan itu,” ucap Rochi.
Rochi juga bercerita tentang gaya bermainnya yang dijuluki “goalkeeper killer” di Liga Hongkong. Rochi mengaku tidak terlalu mempelajari tendangan jarak jauh namun ia lebih sering mengandalkan momen dan posisi yang tepat untuk mencetak gol.
“Di Hongkong saya terkenal dengan julukan goalkeeper killer. Artinya, saya jarang bikin gol shooting dari luar, karena mungkin saya tidak mempelajari dengan dalam teknik itu. Tapi, 80 sampai 90 persen saya bikin gol dengan 1 sentuhan di dalam kotak penalti,” ujar Rochi.
Di tahun 2004, Rochi menjadi buah bibir kala mencetak 2 gol ke gawang A.C. Milan saat memperkuat Kitchee S.C. dan menang 2-1. Julukan “goalkeeper killer” ia buktikan dengan 2 gol dari 2 sentuhannya ke gawang A.C. Milan yang saat itu diperkuat Alessandro Costacurta, Paolo Maldini, Fernando Redondo, dan Rivaldo.