Real Madrid mengukir hasil mengesankan di Camp Nou pada Rabu (5/4) untuk memastikan tempat di final Copa del Rey melawan Osasuna. Kemenangan 4-0 atas Barcelona membalikkan ketertinggalan dari leg 1 di kandang.
Madrid jarang membawa pulang kemenangan dari Camp Nou, jangankan kemenangan besar. Apa lagi yang perlu disimak dari laga ini?
Hattrick Perdana Benzema
Sorotan utama duel klasik pada Rabu (5/4) ini layak mengarah ke Karim Benzema. Striker Madrid itu terus mengejutkan di usianya yang sudah menginjak 35 tahun ini. Ia terus menegaskan kiprahnya sebagai legenda hidup Real Madrid.
Laga semifinal Copa del Rey ini merupakan el clasico ke-43 yang dilakoni Benzema. Namun, peraih Ballon d’Or edisi terakhir tersebut baru kali ini bisa mengukir hattrick, sesuatu yang tidak sering terjadi di el clasico, atau secara khusus yang diukir pemain Madrid di Camp Nou.
Trigol striker Prancis ini juga merupakan yang pertama dibuat pemain Madrid ke gawang Barcelona sejak Ivan Zamorano melakukannya pada 7 Januari 1995, itupun di Santiago Bernabeu. Nah, kalau di Camp Nou oleh pemain El Real, hattrick Benzema adalah yang pertama sejak Ferenc Puskas melakukannya pada 27 Januari 1963 alias lebih dari enam dekade silam.
Pemain Barca sendiri sudah lumayan lama tidak mengukir trigol di el clasico. Luis Suarez menjadi pemain Barca terakhir yang menorehkannya pada 28 Oktober 2018 di Camp Nou di ajang La Liga.
Benzema juga naik ke peringkat keempat pemain tersubur di el clasico di semua ajang. Eks pemain Lyon itu sudah 16 kali mencetak gol di laga klasik, melewati Raul Gonzalez (15) dan tiga pemain lain yang telah mencetak total 14 gol, yaitu Cesar (Barcelona), Francisco Gento (Madrid), dan Puskas (Madrid).
Di atas Benz masih ada dua pemain Madrid yang sudah mencetak 18 gol, Cristiano Ronaldo dan Alfredo di Stefano. Rekor pemain tersubur el clasico masih dipegang Lionel Messi dengan 26 gol. Betapa Barca merindukan anak emasnya itu.
Kontribusi Krusial Vinicius
Benzema, kapten Madrid, tampak sudah melihat calon penerusnya dalam diri Vinicius Junior. Penyerang Brasil itu juga terus menunjukkan kualitasnya di lini depan Los Merengues.
Sesaat sebelum turun minum, Vinicius membuka skor yang menyeimbangkan agregat. Tembakan pemain berusia 22 tahun itu bisa ditahan Jules Kounde, tapi bola melewati garis gawang Barca.
Gol ini baru yang kedua dibuat Vinicius di el clasico. Gol pertama adalah saat Madrid menang di semifinal Supercopa de Espana 2022 yang digelar di Riyadh, Arab Saudi. Bisa menjadi kesalahan bila menganggap torehan dua gol el clasico Vini sejauh ini akan berhenti. Vini masih perlu belajar dari Benzema soal ketajaman saat melawan Barca, tapi kontribusinya jelas besar di laga ini.
Lima menit setelah jeda, Benzema meneruskan sodoran Luka Modric dengan penempatan di pojok kanan gawang Barca. Delapan menit berselang, Benz mencetak gol dari titik putih setelah Franck Kessie menjatuhkan Vinicius. Pada menit ke-80, Benzema memastikan trigol memanfaatkan assist Vini.
Barca Gagal Total
Walau tanpa Messi si paling tajam di el clasico, Barcelona diunggulkan lolos ke final setelah menggenggam keuntungan dari leg 1. Gol bunuh diri Eder Militao di Bernabeu memberikan keuntungan itu buat Barca.
Camp Nou, tempat perhelatan leg 2, bersiap menegaskan keunggulan tersebut. Apa daya, Madrid tampil seperti kesetanan. Empat gol bersarang di gawang Marc-Andre ter Stegen tanpa bisa dibalas sebiji gol pun oleh pemain tuan rumah.
Barca sebenarnya tampil bagus di babak pertama. Di awal laga, Sergi Roberto dan Raphinha membuat peluang. Di bagian akhir Tembakan Robert Lewandowski memaksa Thibaut Courtois membuat penyelamatan apik. Performa babak kedua menutup kiprah lumayan di paruh pertama.
Hasil ini merupakan kekalahan terburuk Barca sejak 0-5 di Bernabeu pada 7 Januari 1995 yang diwarnai hattrick Zamorano. Kekalahan terbesar klub Catalan itu di camp Nou sebelumnya adalah 1-5 pada 27 Januari 1963 dengan trigol Puskas.
Impian Blaugrana meraih gelar ganda musim ini, atau memperpanjang rekor menjadi 32 kali kampiun Copa del Rey, pun pupus sudah. Barca tinggal berkonsentrasi di La Liga, di mana mereka unggul 12 poin dari rival bebuyutannya ini.
Puncak Pertama Sejak 2014
Madrid ternyata sudah lama tidak merasakan final Copa del Rey. Keberhasilan melangkah ke laga puncak Piala Raja ini menjadi yang pertama bagi raksasa Spanyol itu sejak 2014. Di final terakhir itu, Madrid mengalahkan Barca dengan skor 2-1.
Di final yang digelar di Mestalla, Valencia, itu, Angel Di Maria membuka skor buat El Real pada menit ke-11. Marc Bartra menyamakan skor pada menit ke-68. Gareth Bale memastikan trofi ke-19 Copa buat Madrid dengan gol menit ke-85.
Osasuna sudah menunggu Madrid di final musim ini setelah menyingkirkan Athletic Bilbao dengan agregat 2-1. Final akan dihelat di La Cartuja, Sevilla, pada 6 Mei mendatang. Pencapaian terbaik Osasuna di Copa del Rey adalah runner-up, yakni pada 2005. Real Betis mengalahkan Los Rojillos saat itu.
1 Comment
Dari line up barcelona, harusnya pakai 3 bek alonso – araujo – kounde, 2 bek sayap balde dan roberto, sekalian pake 5-4-1 kalo mau pertahankan keunggulan