Ada beragam penilaian miring terkait penampilan Sadio Mane di musim perdananya bersama Bayern Munich. Ia belum menampilkan performa terbaik gara-gara faktor cedera dan minim kepercayaan pelatih. Sampai akhirnya, datanglah Thomas Tuchel.
Sembilan bulan sudah berlalu semenjak Sadio Mane resmi ditransfer dari Liverpool ke Bayern Munich. Berbekal kisah sukses bersama The Reds, Mane diharapkan bisa menularkannya ke Die Roten.
Awalnya, semua berjalan baik. Dimulai dari laga debutnya, yakni kala Bayern bersua RB Leipzig di ajang Piala Super Jerman. Mane menyumbang satu gol dari kemenangan 5-3 Bayern di laga tersebut.
Kemudian berlanjut ke laga perdananya di Bundesliga. Pada pekan pembuka, Bayern berpesta gol 6-1 dari tuan rumah Eintracht Frankfurt dan Mane kembali turut menyumbang satu gol.
Sempat nirgol di laga pekan kedua versus Wolfsburg, nama Mane kembali masuk dalam scoresheet pada pekan berikutnya kontra VfL Bochum. Ia menyumbang dua gol untuk kemenangan 7-0 Bayern.
Lepas dari pekan ketiga, barulah performanya menurun drastis. Ia sama sekali tak berkontribusi lewat gol atau assist di pekan keempat hingga pekan ketujuh. Periode ini berlangsung hingga pertengahan September.
Pelatih Bayern kala itu, Julian Nagelsmann, mulai menyadari bahwa keputusannya menaruh Mane sebagai ujung tombak ternyata kurang tepat. Pasalnya, Mane justru lebih produktif jika diplot sebagai winger atau penyerang sayap.
Begitu sang pelatih mengembalikan sang bintang ke posisi aslinya, kinerja bagus Mane kembali tampak. Dalam 10 laga di rentang akhir September hingga awal November, Mane berkontribusi enam gol dan empati assist. Jika dijumlah, Mane berarti turut berkontribusi minimal satu gol atau assist di setiap laga.
Semua kembali berantakan saat cedera datang menghampiri Mane di pekan 14, tepatnya kala menjamu Werder Bremen pada 8 November 2022 silam. Pil pahit yang sulit diterima oleh Mane karena ia merasa sedang on-fire dan menikmati kembali ketajamannya. Hatinya makin terguncang ketika menyadari dirinya bakal absen di Piala Dunia 2022 demi proses pemulihan.
Mane akhirnya pulih pada akhir Februari 2023 atau sekitar tiga bulan lebih dari sejak ia cedera. Ia kembali dipercaya tampil oleh Nagelsmann mulai dari pekan 22 hingga 24. Bayern selalu menang di tiga gameweek tersebut dengan agregat 9-4. Namun, dari sembilan gol Bayern, Mane hanya berkontribusi lewat satu assist. Ia juga tak pernah dipercaya tampil penuh di ketiga laga tersebut.
Tiga rangkaian kemenangan itu terhenti di pekan 25 (19 Maret 2023). Alih-alih meraih poin, Bayern justru takluk 1-2 dari Bayer Levekusen. Mane hanya tampil 45 menit di laga itu. Kekalahan dari Leverkusen menjadi salah satu faktor bagi manajemen untuk memecat Nagelsmann.
Sebelumnya, di laga leg kedua babak 16 Besar Liga Champions versus Paris Saint-Germain (8 Maret 2023), Mane juga tertangkap kamera sedang meluapkan kekecewaannya di hadapan rekan-rekan setim lantaran hanya diturunkan selama delapan menit. Nagelsmann – yang menyaksikan momen tersebut – dikabarkan cukup tersinggung. Hubungan keduanya ditenggarai makin renggang.
*Sama-sama optimis
Tuchel kemudian datang sebagai nahkoda baru tim. Mengembalikan performa terbaik Mane langsung menjadi salah satu fokus utama sang pelatih.
Sejak resmi menangani Bayern hingga tulisan ini dibuat, Tuchel sudah bertugas di dua laga dan Mane masih sekedar tampil sebagai pemain pengganti di kedua laga tersebut. Meski begitu, Tuchel tetap menggaransi keberadaan Mane di dalam tim.
“Saya tau persis kualitasnya sejak di Inggris. Tak ada yang perlu diragukan kalau ia adalah pemain top. Ia mencetak 20, 30 gol tiap tahun saat masih bersama Liverpool,” uyar Tuchel dilansir Goal.
“Hanya memang, perlu waktu baginya untuk terus beradaptasi di Bayern. Ini cuma soal kepercayaan dan kesabaran hingga akhirnya nanti ia kembali ke ritme permainan terbaiknya,” lanjut Tuchel.
Pernyataan Tuchel itu setidaknya bisa menjadi jaminan bagi Mane untuk terus dipercaya sebagai pemain kunci. Sang pemain bahkan meyakini bahwa hal itu tinggalah masalah waktu.
Di laga teranyar, Bayern secara mengejutkan takluk 1-2 dari tim tamu, Freiburg, di babak perempat final DFB Pokal, Rabu (5/4), dini hari. Berstatus sebagai pemain pengganti, Mane hanya tampil sekitar 11 menit di laga tersebut.
Ia masuk saat kedudukan masih imbang 1-1 dan diharapkan bisa menambah daya serang Bayern demi meraih gol penentu kemenangan. Yang terjadi justru sebaliknya.
Usai laga, pemain berdarah Senegal itu termasuk salah satu yang dikejar awak media. Mane ditanya soal kapan kira-kira penampilannya di Bayern akan kembali sebagus seperti kala masih di Liverpool.
“Sesegera mungkin, saya janji,” ujar Mane dilansir Sky Sports.
*Memanfaatkan Manchester City
Mane punya kesempatan untuk membuktikan bahwa ia tidak sekedar sesumbar. Kebetulan, lawan berikutnya yang bakal dihadapi Bayern adalah Manchester City di babak perempat final Liga Champions, Rabu (12/4).
Mane punya catatan bagus setiap kali bersua City. Pasalnya, The Citizens merupakan tim kedua yang paling sering dibobol Mane sepanjang kariernya (10 kali). Jumlah itu hanya kalah dari koleksi 13 golnya ke gawang Crystal Palace.
Sejarah mencatat bahwa dari 10 gol yang dijaringkannya ke gawang City tersebut, hanya sekali Mane takluk. Sisanya berujung dengan lima kemenangan dan dua hasil imbang.
Bahkan, satu dari 10 gol tersebut juga lahir di ajang Liga Champions 2017/18. Tepatnya kala Liverpool menang 3-0 atas City di leg pertama babak perempat final.
Fakta-fakta di atas layak menjadi pertimbangan Tuchel dalam mempersiapkan tim barunya kontra City, khususnya dalam memberikan kepercayaan dan peran lebih kepada Mane.