Keputusan Frank Lampard mengistirahatkan N’Golo Kante dan Mason Mount berujung dengan kekalahan 0-1 dari Wolverhampton, Sabtu (9/4).
Salah satu topik yang tengah hangat adalah kegagalan Lampard di laga perdana comeback-nya sebagai pelatih Chelsea. Ia dan pasukannya pulang dengan tangan hampa dari markas Wolves.
Meski unggul penguasaan bola (62% berbanding 38%) dan dominasi serangan (13 tembakan berbanding 9), Chelsea tetap takluk lewat gol tunggal Matheus Nunes. Proses gol juga indah karena lahir dari tendangan voli.
Lampard sudah mengupayakan beragam cara, termasuk dengan memainkan seluruh pilar lini serangnya. Christian Pulisic, Mykhailo Mudryk, dan Pierre Emerick-Aubameyang, masing-masing masuk menggantikan Kai Havert, Joao Felix, dan Raheem Sterling. Hasilnya tetap nihil.
“Kami baru bekerja sama satu atau dua hari dan berupaya saling memahami mindset secara tim. Sudah banyak perubahan sekarang. Itu memang bukan alasan. Tapi, masih banyak yang harus ditingkatkan dan hal itu terlihat dari permainan kami tadi,” ujar Lampard.
Tekanan bagi Lampard bertambah besar lantaran di laga berikutnya, Chelsea harus bertandang ke Real Madrid untuk melakoni leg pertama perempat final Liga Champions, Kamis (13/4).
Oleh karena itu, ia terus memantau seluruh personil terbaiknya agar siap bertolak ke Santiago Bernabue, termasuk dua pemain andalan yang absen kontra Wolves: Kante dan Mount.
“Kante hanya perlu mengatur kebugarannya. Kondisinya fit. Hanya saja, kita tahu bahwa ia baru pulih cedera, jadi agak berlebihan kalau terus memainkannya setiap laga,” ujar Lampard dilansir Mirror.
Seperti diketahui, gelandang Prancis itu baru pulih dari cedera panjang. Kante mengawali comeback-nya sebagai pemain pengganti di laga kontra Aston Villa, pekan silam. Ia masuk saat Chelsea ketinggalan 0-2. Skor itu memang bertahan hingga akhir laga. Namun, kehadiran Kante bak menghadirkan darah segar karena permainan Chelsea lebih hidup.
Pada laga berikutnya kontra Liverpool tengah pekan silam, Kante mulai dipercaya sebagai starter. Ia tampil 57 menit sebelum digantikan Ruben Loftus-Cheek. Laga berakhir dengan skor kaca mata.
Meski begitu, data statistik Whoscored menunjukkan bahwa Kante mendapat rating penampilan tertinggi ketiga (7,3) dari total 29 pemain kedua tim yang tampil di laga tersebut.
“N’Golo akan bugar seperti normalnya. Tidak ada masalah. Kami hanya perlu mengatur menit bermainnya,” lanjut Lampard.
Pemain lain yang dinanti adalah Mount. Setelah sempat absen tiga pekan di sepanjang bulan Maret, Mount masuk daftar cadangan meski akhirnya tak tampil di dua laga sebelum tandang ke Wolves (vs Villa dan Liverpool).
“Mason agak bermasalah di bagian pelvis-nya, bekas cederanya yang lalu. Ia memang sudah kembali berlatih dengan skuat utama belakangan ini. Namun, ia masih menahan sakit,” ujar Lampard.
Youngster yang jadi andalan
Mount merupakan salah satu youngster dengan perkembangan sangat pesat di era pertama Lampard melatih Chelsea. Bahkan, bisa dibilang sebagai andalan jika mengacu pada data statistik Squawka.
Kala itu, Mount menjadi satu dari lima pemain yang bisa mengkreasi 100 peluang atau lebih. Koleksi 100 peluang Mount itu hanya kalah dari Kevin De Bruyne (190), Jack Grealish (151), Trent Alexander-Arnold (115), dan James Maddison (111).
Lewat koleksi sembilan gol, Mount juga menjadi pemain terproduktif kedua (setelah Christian Pulisic/10 gol), di antara pemain-pemain yang masih tersisa dari skuat era perdana Lampard. Mereka yang sudah hengkang adalah Tammy Abraham (21 gol), Olivier Giroud (11 gol), dan Willian (9 gol).
Selaku tipikal pemain yang banyak mengkreasi peluang dan salah satu sumber gol untuk tim, tak heran jika Lampard kala itu sangat mengandalkan Mount. Hal itu juga tergambar dari status Mount sebagai pengoleksi jumlah menit bermain terbanyak (4.402 menit). Angka itu jauh meninggalkan koleksi pemain-pemain lain yang lebih berpengalaman seperti Cesar Azpilicueta (3.910 ), Kepa Arrizabalaga (3.240), hingga Kante sekali pun (3.214)
Dari beragam data yang dirilis Squawka di atas, media-media Inggris meyakini bahwa chemisty Lampard dan Mount bakal kembali terjalin erat. Dalam artian, kolaborasi keduanya bisa membawa Chelsea keluar dari periode buruk.
Salah satu jalannya akan bermula di Santiago Bernabue. Setelah coba memainkan enam pilar lini serangnya di laga versus Wolves, opsi untuk menurunkan Mount – jika sang pemain pulih tepat waktu – rasanya layak dicoba Lampard.