Kemenangan meyakinkan di leg pertama perempat final Liga Champion dibukukan Manchester City dan Inter Milan pada Selasa (11/4). Modal Inter lebih bagus daripada The Cityzens setelah dua laga bertema pembalasan dua manajer.
Manchester City tampil dominan saat menekuk Bayern Munchen di laga pertama ini. Rodri membuka keunggalan Cityzens pada menit ke-27. Diawali operan Bernardo Silva, Rodri bisa melepaskan diri dari tekanan Jamal Musiala dengan aksi apik sebelum melepaskan tembakan melengkung jarak jauh yang menggetarkan jala gawang Munchen.
Dengan penguasaan bola 56%, City menjadi satu-satunya tim yang bisa mendominasi Bayern. Kegamangan wakil Jerman itu berlanjut dengan kesalahan pertama di Liga Champion yang berujung pada gol lawan. Dayot Upamecano membuat blunder itu pada menit ke-70 sehingga City bisa menggandakan keunggulan melalui Silva.
Erling Haaland menjadi penyedia assist untuk gol Silva itu. Enam menit berselang, giliran eks penyerang Dortmund itu yang menjebol gawang Bayern dari sodoran John Stones.
Gol itu merupakan gol ke-45 Haaland musim ini. Rekor baru gol oleh pemain Premier League di semua ajang.pun tercipta. Sebelumnya, Haaland berbagi dengan dua pemain yang mengemas 44 gol. Ruud van Nistelrooy melakukannya pada 2002/03 dengan Manchester United dan Mohamed Salah pada 2017/18 bersama Liverpool.
Yann Sommer sibuk pada petang itu. Kiper asal Swiss itu membuat lima sapuan, terbanyak musim ini, salah satunya berakhir dengan kesalahan untuk gol ketiga tersebut. Selain mesti tiga kali memungut bola, Sommer juga membuat enam penyelamatan.
Walau pasukannya menang telak, Guardiola mengaku merasa tidak nyaman selama pertandingan. Laga ini merupakan laga pertama Pep Guardiola menghadapi klub yang ia tangani sebelum City tersebut.
“Saya remuk secara emosional. Rasanya 10 tahun lebih tua hari ini. Laga ini sangat menuntut. Kalau kami tidak tampil bagus, mereka akan mencetak banyak gol. Saya tahu. Para pemain tahu. Hasil yang luar biasa, tapi kami harus tampil dengan keyakinan diri tinggi,” tutur Pep seperti dikutip Sky Sports.
Di sisi lain, Guardiola berhasil membalas kekalahan menyesakkan dari Thomas Tuchel, arsitek baru Bayern. Saat menukangi Chelsea, Tuchel membawa The Blues mengalahkan City dan Guardiola di final 2021.
Tuchel, menggantikan Julian Nagelsmann, merasa Bayern tidak beruntung di Etihad Stadium. “Ini tidak terasa seperti 0-3, tapi memang 0-3. Tugas berat untuk membalikkan keadaan. Namun, kami tidak akan menyerah,” ucap eks pelatih Dortmund itu.
Kans Inter Lebih Gede
Peluang Internazionale untuk lolos ke semifinal bisa dikatakan lebih besar lagi daripada City. I Nerazzurri berhasil menang dua gol tanpa balas atas tuan rumah, Benfica.
Di Estadio da Luz, As Aguias si empunya menguasai permainan. Namun, skuad besutan Roger Schmidt ini tidak dapat menjebol gawang Inter yang dijaga Andre Onana. Babak pertama berlalu tanpa gol.
Inter tampil lebih efektif pada babak kedua untuk mmemanfaatkan celah di pertahanan Benfica. Enam menit setelah start ulang, Nerazzurri membuka skor melalui Nicolo Barella yang menyundul masuk umpan Alessandro Bastoni.
Memasuki bagian akhir duel, Benfica nahas. Umpan Denzel Dumfries berlanjut dengan handball Joao Mario.
Keputusan penalti ini diwarnai protes kubu Benfica.
Pemeriksaan VAR memstikan handball tersebut. Romelu Lukaku bisa menggandakan keunggulan kubu tamu dari titik putih. Kiper Si Merah, Odisseas Vlachodimos, hanya hampir menangkal eksekusi penyerang pinjaman dari Chelsea itu dengan kaki kirinya.
Kemenangan berharga ini meringankan beban Inter menuju leg kedua di San Siro pada 19 April. Pelatih Simone Inzaghi juga bisa merasakan tekanan terhadapnya berkurang. Inzaghi dihantam badai kritik menyusul tiga kekalahan beruntun di Serie A yang ditutup dengan seri di Salernitana.
“Saya tidak mencari pembalasan, hanya bekerja demi kepentingan Inter. Saya tahu asal kritik-kritikt terhadap saya, tapi kami hanya harus bekerja lebih keras dan lebih baik,” ucap Inzaghi seperti dilansir Corriere dello Sport.
“Para pemain bermain bagus menghadapi sebuah tim kuat dengan dukungan nyata publik Estadio da Luz. Saya sangat puas dengan hasilnya, tapi ini baru leg pertama. Kami memiliki keuntungan, tapi belum ada yang selesai,” tutur Inzaghi.
Pelatih Benfica, Schmidt, menuding wasit Michael Oliver sebagai salah satu penyebab kekalahan timnya.
“Saya pikir kami tidak beruntung dengan keputusan wasit. Saya tidak yakin itu penalti. Sementara kami seharusnya juga mendapatkan satu penalti,” ucapnya dikutip Football Italia untuk aksi sapuan Bastoni yang melanggar pemainnya.
“Kekalahan di kandang jelas tidak bagus, tapi ini baru leg pertama. Kami harus tetap percaya diri. Inter bermain dengan efisiensi yang lebih baik, dan kami harus melakukannya pekan depan,” lanjut pelatih asal Jerman itu.