Secara matematis, Arsenal masih akan memuncaki klasemen bahkan bila pada laga mendatang mereka pulang tanpa poin dari Etihad Stadium. Namun, dengan jadwal berat, kehilangan poin seperti yang mereka alami di London Stadium pada Ahad (16/4) bisa berimbas buruk buat mereka pada akhir musim.
Petang di rumah West Ham ini terbilang menyakitkan bagi Arsenal karena peluang besar mereka meraup tiga poin. Apa daya, kans itu lepas dari tangkapan. Apa saja yang terjadi hingga bisa memilukan buat Gunners?
Start Cepat
Arsenal tampil mengesankan sepanjang musim ini. Menghadapi West Ham di kandangnya, klub London Utara itu melakukannya dengan gebrakan start cepat. Hasilnya, Si Gudang Peluru memimpin dua gol dalam 10 menit pertama.
Gabriel Jesus mencetak gol pembuka ketika duel baru memasuki menit keempat. Striker Brasil ini menapak masuk bola sodoran Ben White untuk keempatnya dalam tiga laga terakhir dirinya. Empat menit berselang, umpan Gabriel Martinelli dilanjutkan kapten Martin Odegaard dengan gol tendangan voli.
Hammers Menggeliat
Arsenal tampak tetap lebih dominan setelah unggul dua gol, tapi tidak semenggigit 10 menit awal. Tuan rumah racikan David Moyes terus mengintai kelengahan Arsenal. Dan, Gunners melakukan kesalahan.
Wasit David Coote memberikan penalti buat tuan rumah setelah Lucas Paqueta dijatuhkan kompatriotnya, Gabriel Magalhaes. Pelanggaran itu diawali keberhasilan Declan Rice memanfaatkan operan lemah Partey sebelum mengirim bola ke Paqueta. West Ham pun dapat memperkecil ketertinggalan melalui eksekusi Said Benrahma di menit ke-33. Gol itu membangkitkan kembali atmosfer London Stadium.
Saka Gagal
Mikel Arteta memakai formula start cepat lagi pada paruh kedua. Hasilnya, Coote ganti memberikan hadiah penalti buat Arsenal setelah tembakan Martinelli mengenai tangan Michail Antonio.
Pada 2007, Lukasz Fabianski direkrut Arsenal dari Legia Warsawa. Saat itu Saka berusia enam tahun. Baru setahun kemudian itu bergabung ke akademi Arsenal, sebelum melakoni debut senior klub London Utara itu sedekade kemudian, tepatnya di laga Liga Europa menghadapi Vorskla Poltava.
Saka dan Fabianski tidak pernah bersua di tim senior Arsenal. Empat tahun sebelum debut Saka pada 2018 itu, Fabianski sudah ditransfer ke Swansea. Terjadilah Kebetulan yang menarik. Pada musim panas 2018, kiper Polandia itu pindah ke West Ham untuk menjadi pilihan pertama di bawah mistar gawang mereka.
Saka gagal menaklukkan Fabianski dari titik putih pada menit ke-52 itu. Eksekusinya melebar.
Martil Balas
West Ham tidak hanya bisa mencegah agar keunggulan Arsenal tidak semakin besar. Si Martil, yang tengah berjuang menghindari degradasi, juga melepaskan balasan cepat yang mematikan. Dua menit setelah kegagalan Saka, assist Thilo Kehrer membantu Jarrod Bowen mencetak gol penyeimbang kedudukan.
Kegugupan Gunners, khususnya Saka, terlihat lagi saat sayap muda timnas Inggris itu gagal memaksimalkan peluang bagus. Lesatannya memanfaatkan celah pertahanan tuan rumah hanya berakhir dengan tembakan yang mengarah tepat ke Fabianski.
Hasilnya bisa lebih buruk lagi buat Arsenal. Bola sundulan ke tiang jauh yang dibuat Antonio menyambut umpan Benrahma hanya menyentuh mistar.
Kritik Arteta, Lega Moyes
“Kami membuat kesalahan besar dengan berhenti bermain untuk tujuan yang sama mencetak gol ketiga dan keempat. Kami hanya berpikir untuk bermain-main dan menjaga kenggulan yang tampak terlalu mudah. Pada saat itu kami memberikan harapan buat lawan. Pujian buat West Ham, mereka memanfaatkannya,” ucap Arteta seperti dikutip The Guardian. Jesus mengamini ucapan sang bos.
Tujuh hari sebelumnya, Arsenal juga unggul dua gol dan akhirnya mesti pula menerima hasil 2-2. Kekurangtangguhan mental pasukannya menjadi sorotan Arteta. “Kami perlu insting kejam dalam momen-momen seperti itu untuk mematikan lawan,” ucap Arteta.
Pelatih Hammers, Moyes, mengaku sudah pasrah di bagian awal laga itu. “Saat tertinggal dua gol, saya mesti mengaku sudah berpikir ‘Ya ampun’. Kami gembira karena hasil ini luar biasa terutama setelah tertinggal 0-2,” ucap eks bos Everton dan Manchester United itu.
Jadwal Berat vs. Jadwal Padat
Bagaimana peluang Arsenal? Yang jelas, ancaman sudah semakin dekat.
Sehari sebelumnya, Manchester City melesatkan tekanan buat Arsenal dengan membukukan kemenangan 3-1 atas Leicester. Tanda The Cityzens mendominasi duel di Etihad Stadium itu terlihat dari tiga gol dalam 25 menit pertama. Erling Haaland mengukir dua gol setelah John Stones membuka skor pada menit kelima.
Cityzens mengendurkan tekanan setelah unggul tiga gol itu sehingga eks penyerang mereka, Kelechi Ilheanacho, bisa memperkecil jarak pada menit ke-75. Skuad Pep Guardiola jelas menginginkan kondisi fisik yang lebih baik untuk leg 2 perempat final Liga Champion melawan tuan rumah Bayern Munchen pada Rabu (19/4). City menang 3-0 di leg 1.
Arsenal mungkin bisa berharap kebugaran sang juara bertahan terkuras seturut jadwal padat di tiga ajang. Tiga hari setelah lawatan ke Bayern, City meladeni Sheffield United di semifinal Piala FA di Wembley.
Empat hari kemudian, Selasa (26/4), City akan menjamu Arsenal dalam laga yang sangat mungkin menentukan kampiun musim ini. The Gunners mempersulit diri dengan kehilangan dua poin di kandang West Ham.
Di sisi lain, lawan-lawan berat menanti The Gunners di tujuh jadwal pamungkas. Setelah menjamu Soton tengah pekan nanti, lawan terberat menanti di Etihad Stadium. Lawan berikutnya adalah Chelsea dan Newcastle. Kehilangan poin lagi di laga-laga tersebut akan fatal bagi ambisi Si Gudang Peluru.