Duel di Etihad Stadium pada Rabu (26/4) ini akan menjadi yang terpenting karena bepengaruh pada dua posisi teratas. Pemenangnya akan mendekat ke takhta juara. Manchester City berpeluang besar ke sana dengan performa aktual ditopang sejarah.
Secara matematis, apa pun hasil laga ini, kedua tim masih berpeluang kampiun. Hanya, peraih tiga angka dari pertandingan ini akan mendapatkan keuntungan. Di rumahnya, Manchester City tidak akan melewatkan kesempatan itu.
The Gunners unggul lima poin saat ini dari City, tapi dengan dua pertandingan lebih banyak. The Cityzens tentu berniat memangkas jarak sambi menjaga keunggulan jumlah partai itu.
Dengan margin yang sebenarnya sudah tidak bisa dianggap kelebihan, Arsenal praktis berharap fokus tunggal mereka menjadi kelebihan. Ya, Si Gudang Peluru hanya tinggal berkonsentrasi pada Premier League. City masih harus berjuang di tiga kompetisi.
Tampil di tiga kompetisi dapat berimbas pada kebugaran fisik Kevin de Bruyne dkk. Sebaliknya dengan Arsenal.
Akan tetapi, City mampu terus tampil ganas di semua ajang. Kemampuan itu tak pelak berkat kedalaman skuad. Pep Guardiola bisa leluasa meramu komposisi sesuai kemauannya.
Arsenal kehilangan konsentrasi pada April ini. Setelah menang atas Leeds di awal April, mereka hanya bisa bermain imbang tiga kali dari tiga partai terakhir mereka. Momentum berbalik ke Cityzens.
Selain performa aktual, modal City juga bisa digali dari catatan pertemuan. Arsenal pernah superior di hadapan City, tidak pernah kalah pada September 1992 sampai 2006. Pada rentang Maret 2014 – April 2017, Gunners juga cuma kalah sekali dari sembilan duel.
Setelah itu, City ganti jadi yang lebih dominan. Di 15 duel terakhir pada rentang November 2017 hingga jamuan Arsenal di liga musim ini, Manchester Biru hanya sekali kalah dari Arsenal.
Khusus di Premier League, Cityzens selalu menang di 11 pertemuan. Catatan 11 kekalahan beruntun itu merupakan yang terburuk bagi Arsenal dari sebuah tim di liga.
Kejerihan Arsenal bisa ditambahkan dengan Etihad Stadium, arena pada tengah pekan ini. Si Gudang Peluru selalu keok di sana di enam lawatan terakhir, dengan kemasukan 17 gol dan hanya bisa membuat tiga gol Klub London Utara itu bahkan tidak pernah menang di sana sejak Januari 2015.
Yang jelas, hubungan kedua kubu pada beberapa sosok yang akan terlibat dalam duel membuat laga ini semakin menarik. Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko akan menghadapi eks klub yang memberikan gelar liga 2021 dan 2022. Harapan Arsenal membawa pulang kemenangan juga akan dibebankan kepada Mikel Arteta, mantan asisten Pep di City.
Sementara City hanya melihat Nathan Ake di daftar cedera, Si Gudang Peluru sangat mungkin tidak akan diperkuat sejumlah andalan. William Saliba, Takehiro Tomiyasu, dan Mohamed Elneny dipastikan absen. Granit Xhaka juga diragukan tampil.
Dengan kelebihan materi dan sejarah, plus keharusan menang pada fase krusial seperti sekarang, Manchester City akan menegaskan lagi superioritas mereka atas Arsenal.