Pihak La Liga mengaku geram dengan maraknya kasus rasialisme. Sejumlah laporan sudah mereka buat, akan tetapi keterbatasan wewenang membuat kasus-kasus baru terus bermunculan.
Termasuk pula kasus teranyar yang menimpa striker Real Madrid, Vinicius Junior, kala bertandang ke Valencia, akhir pekan silam. Berawal dari dugaan adanya umpatan dan gestur bernuansa rasisme dari bêberapa fan tuan rumah yang memadati tribun selatan Stadion Mestalla, emosi Vini terpancing. Kejadiannya berlangsung sekitar menit ke-70’.
Pemain Brasil itu bahkan sampai mendekat ke arah penonton. Bahasa tubuhnya seakan menantang balik. Hal itu ternyata memantik amarah beberapa pemain Valencia. Sempat terjadi aksi dorong-mendorong. Dalam pemeriksaan VAR, Vini akhirnya menjadi sosok yang tersudutkan lantaran ia didapati memukul Hugo Duro.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Vini makin merasa jengkel atas hukuman kartu merahnya tersebut. Ia merasa didiskriminasi dan melampiaskan emosinya tersebut via media sosial. Kisahnya pun viral.
La Liga langsung mengeluarkan rilis resmi terkait insiden tersebut. Secara garis besar, mereka mengutuk keras kasus rasialisme. Dalam rilis tersebut juga dicantumkan beberapa kasus serupa yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
Vini memang termasuk pemain yang paling sering menjadi sasaran aksi rasialisme suporter. Setidaknya, sudah ada delapan laporan sebelumnya yang pernah dibuat La Liga atas tindakan rasialisme terhadap Vini selama yang bersangkutan berseragam Madrid.
Apa yang dialami striker Brasil tersebut di Mestalla bahkan merupakan insiden keenam yang dialaminya hanya dalam kurun lima bulan terakhir sejak pergantian tahun 2023. Kejadiannya berlangsung di empat stadion. (*Lihat boks data)
Dalam rilis tersebut, pihak La Liga juga mengurai bagaimana hukum di Spanyol mengatur bahwa wewenang mereka (La Liga) hanya sebatas mengidentifikasi kasus dan melaporkannya ke pihak atau lembaga yang lebih berwenang. Dalam artian, La Liga tidak bisa langsung menjatuhkan sanksi kepada pelaku rasialisme.
Menghadapi kondisi tersebut, dalam beberapa hari mendatang La Liga secara resmi akan meminta amandemen UU 19/2007 tertanggal 11 Juli tentang kekerasan, rasisme, xenofobia dan intoleransi dalam olah raga dan UU 39/2022 tertanggal 30 Desember tentang olah raga.
Tujuan dari proposal tersebut adalah untuk meminta agar La Liga dapat menggunakan otoritas disipliner atas insiden semacam ini yang terjadi dalam pertandingan kompetisi profesional, sehingga komisi disiplin La Liga dapat memberikan sanksi, antara lain, dengan total atau sebagian penutupan tempat olah raga (stadion), larangan akses ke stadion bagi para penonton/penggemar rasis dan sanksi keuangan (denda), tanpa mengurangi penerapan tindakan sementara atau pencegahan yang mungkin sesuai, tergantung pada sifat dan keseriusan insiden.
Selain dukungan positif dari La Liga, Vini juga menerima banyak dukungan serupa dari berbagai pihak, terutama dari sesama kalangan pemain, mulai dari rekan setim hingga bintang-bintang dunia dari tim-tim besar lain.
Selain itu, Vini juga sudah bertemu langsung dengan Presiden Madrid, Florentino Perez. Dalam pertemuan tersebut, Perez menyebutkan bahwa pihak klub akan melakukan berbagai cara untuk menjaga nama baik pemain, mendukung upaya hukum para pemain dan bertekad agar hal-hal serupa tak terjadi lagi.
===
BOKS DATA
12 Kasus Rasialisme Laporan La Liga
- Inaki Williams (Atlehtic Bilbao) di Barcelona – 25 Januari 2020
- Vinicius Jr. (Madrid) di Barcelona – 24 Oktober 2021
- Nico Williams (Athletic Bilbao) di Sevilla – 13 Maret 2022
- Carlos Akapo (Cadiz) di Granada – 28 Februari 2022
- Vinicius Jr. di Atletico Madrid – 18 September 2022
- Vinicius Jr. di Valladolid – 30 Desember 2022
- Vinicius Jr. di Atletico Madrid – 26 Januari 2022
- Vinicius Jr. di Mallorca – 5 Februari 2023
- Vinicius Jr. di Osasuna – 18 Februari 2023
- Samu Chukwueze (Villarreal) di Mallorca – 18 Februari 2023
- Vinicius Jr. di Sevilla – 5 Maret 2023
- Vinicius Jr. di Barcelona – 19 Maret 2023