Setelah berkelana selama 12 musim beruntun, Manchester City akhirnya sukses menjuarai Liga Champions usai menaklukkan Inter Milan 1-0, Minggu (11/6).
Gol kemenangan City dicetak Rodri lewat sepakan akurat dari luar kotak penalti (menit 68). Sekitar 10 menit berselang, Phil Foden berpeluang menggandakan keunggulan City. Namun, tembakannya masih bisa dimentahkan kiper Inter, Andre Onana.
Inter tak tinggal diam. Mereka berjuang hingga detik-detik akhir. Yang mungkin paling disayangkan para tifosi Nerrazzuri adalah peluang Romelu Lukaku di menit 89.
Berada dalam posisi bebas, sundulan striker Belgia itu dari jarak dekat – tak lebih tiga meter dari mulut gawang – masih membentur kaki Ederson. Peluang yang setidaknya membuat City serba tak tenang hingga akhir laga.
Tak heran begitu peluit akhir berbunyi, beban di pundak para personil City seperti terangkat. Hampir seluruh pemain dan staf The Citizens bersorak kegirangan. Hanya Pep Guardiola yang masih bisa membendung euforianya. Ia langsung menghampiri bench Inter untuk menyalami Simone Inzaghi.
* Dari fase grup ke tangga juara
Perjalanan selama 12 musim cocok untuk menggambarkan masa penantian City hingga akhirnya menjuarai Liga Champions.
City finis di peringkat tiga Premier League 2010/11. Posisi akhir tersebut mengantar mereka untuk pertama kalinya lolos ke Liga Champions (2011/12). Tapi berhubung debutan, pasukan Manchester Biru seperti kikuk beraksi di lapangan. Mereka langsung mentok di fase grup.
Kala itu, City tergabung di Grup A bersama Bayern Munich, Napoli, dan Villarreal. Mereka hanya finis di peringkat ketiga dengan 10 poin. Hasil dari tiga kemenangan, sekali imbang, dan dua kekalahan. Mereka berselisih satu poin dari Napoli (11 poin) yang akhirnya lolos sebagai runner-up untuk menemani Bayern Munich.
Penampilan canggung City di Liga Champions kembali kentara di musim berikutnya (2012/13). Mereka lagi-lagi mentok di fase grup.
Keadaan sedikit membaik di musim-musim berikutnya. Dalam 10 musim terakhir, secara beruntun City selalu lolos ke fase knockout. Hingga akhirnya penantian itu terbayarkan berkat kemenangan atas Inter.
City layak menjadi juara. Hanya saja, dominasi penguasaan bola (58% berbanding 42%) tak sepenuhnya menggambarkan kondisi di lapangan karena Inter cukup memberi perlawanan sengit, khususnya di babak pertama dan menit-menit akhir.
===
Laju Man. City di Liga Champions (agregat vs lawan)
2011/12: Fase grup
2012/13: Fase grup
2013/14: Babak 16 besar (1-4 vs Barcelona)
2014:15: Babak 16 besar (1-3 vs Barcelona)
2015/16: Semifinal (0-1 vs Madrid)
2016/17: Babak 16 besar (6-6 vs Monaco)
2017/18: Perempat final (1-5 vs Liverpool)
2018/19: Perempat final (4-4 vs Spurs)
2019/20: Perempat final (1-3 vs Lyon)
2020/21: Final (0-1 vs Chelsea)
2021/22: Semifinal (5-6 vs Madrid)
2022/23: Juara (1-0 vs Inter)