Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah era Los Galacticos, Real Madrid terbilang sukses menjaga kas keuangan mereka meski tetap aktif di bursa transfer. Bagaimana dengan tahun ini?
Hingga tulisan ini dibuat (11 Juli 2023), Madrid setidaknya sudah mengeluarkan sekitar 128 juta euro di bursa transfer. Besaran itu untuk memboyong Jude Bellingham dari Borussia Dortmund (103 juta), Arda Gueler dari Fenerbache (20 juta), Fran Garcia dari Rayo Vallecano (5 juta), dan meminjam Joselu dari Espanyol (500.000 euro).
Pembelian Bellingham bahkan masih menjadi biaya transfer terbesar di bursa transfer musim panas ini. Harga Bellingham juga lebih mahal sekitar 30 juta dari harga Kai Havertz yang pindah dari Chelsea ke Arsenal selaku pembelian termahal kedua (70 juta).
Salah satu media terkemuka Spanyol, AS, mengulas bahwa biaya 128 juta euro yang sudah dikeluarkan Madrid sejauh ini masih sejalan dengan kebijakan transfer yang kerap mereka usung di setiap jendela transfer.
Setidaknya, ada dua hal yang menjadi kecenderungan Madrid dalam memboyong pemain. Yang pertama, Madrid kerap membeli pemain muda potensial sebelum harga pemain tersebut mencapai nilai tertingginya. Pembelian Vinicius Junior, Eder Militao, Aurelien Tchouameni, dan Eduardo Camavinga merupakan contoh-contohnya.
Harga Vinicius saat ini diperkirakan sudah naik tiga kali lipat dibanding kala Madrid memboyongnya seharga 45 juta dari Flamengo pada pertengahan 2018 silam. Catat pula bahwa usia striker Brasil tersebut kala diboyong ke Santiago Bernabue baru menginjak 16 tahun.
Demikian pula harga Militao, Tchouameni, dan Camavinga saat ini sudah melebihi harga yang dikeluarkan Madrid kala memboyong mereka. (*Lihat boks data 1)
Kebiasaan transfer Madrid lainnya adalah membeli pemain bintang berstatus bebas transfer atau setidaknya saat kontrak pemain tersebut di klub lamanya memasuki tahun terakhir.
David Alaba dan Antonio Rudiger merupakan contoh pemain yang didatangkan Madrid tanpa biaya transfer lantaran keduanya berstatus free-agent.
Sementara itu, Thibaut Courtois merupakan contoh pemain yang diboyong saat kontraknya tinggal menyisakan setahun di Chelsea. Kondisi itu membuat The Blues tak bisa memasang harga tinggi untuk melepas sang kiper dan Madrid berhasil memanfaatkan situasi tersebut.
Dua pembelian termahal Madrid sejauh ini, Bellingham dan Gueler, rasanya masih sejalan dengan kecenderungan Madrid memboyong bintang muda sebelum harga mereka makin melonjak di pasaran. Pasalnya, Bellingham masih berusia 20 tahun, sedangkan Gueller baru menginjak 18 tahun.
*Neraca Keuangan Paling Seimbang*
Berdasarkan kecenderungan atau strategi transfer tersebut, Madrid termasuk salah satu tim besar yang memiliki neraca keuangan paling seimbang, khususnya jika menilik pada arus transfer pemain.
Efektivitas dari pengeluaran 128 juta euro Madrid di bursa transfer musim panas ini memang baru akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan. Akan tetapi, manuver transfer Los Blancos sudah terbukti sukses dalam beberapa tahun terakhir.
Berkaca dari data Transfermarkt yang diolah AS, neraca keuangan Madrid di bursa transfer terbilang bagus dalam enam musim terakhir, yakni dari musim 2017/18 hingga 2022/23.
Selama periode tersebut, mereka berhasil mengumpulkan uang lebih banyak dari hasil penjualan pemain (sekitar 679,75 juta euro) dibanding uang keluar untuk pembelian pemain (671,75 juta euro). Jika dikalkulasi, Madrid masih surplus sekitar 8 juta euro.
Angka 8 juta euro memang terbilang kecil untuk ukuran bisnis sepak bola di level top Eropa. Namun, jika mengingat Madrid tetap mencicipi sukses, baik di level domestik maupun Europa, besaran tersebut menjadi tak ternilai. Faktanya, mereka berhasil menggondol dua trofi La Liga (2019/20, 2021/22), satu gelar Copa del Rey (2022/23), dua trofi Piala Super Spanyol (2019/20, 2021/22), satu gelar Liga Champions (2021/22), satu gelar Piala Super Eropa (2022), dan satu gelar FIFA Club World Cup (2018) selama periode enam musim terakhir tersebut.
Apalagi jika dibandingkan pada neraca minus sebagian besar tim-tim top Europa (*Lihat boks data 2). Dari 25 tim besar Eropa yang mengeluarkan banyak uang untuk membeli pemain dalam enam musim terakhir, hanya Madrid, Monaco, dan Dortmund yang berhasil menjaga neraca keuangan mereka tetap surplus.
Dari data-data di atas, Madrid setidaknya sudah menjelma dari tim bertabur bintang lewat pembelian jor-joran berlabel Los Galacticos (era 2000-an), menjadi klub raksasa yang tetap sukses lewat strategi jitu di bursa transfer.
===
*BOKS DATA 1*
*Contoh Perbandingan Harga Beli Pemain Madrid Dan Harga Pasaran Mereka Saat Ini*
1. Vinicius Junior: Dibeli 45 juta euro (Flamengo), harga di pasaran saat ini 150 juta
2. Eduardo Camavinga: Dibeli 31 juta euro (Rennes), harga di pasaran saat ini 85 juta
3. Aurelien Tchouameni 85 juta: Dibeli 80 juta euro (AS Monaco), harga di pasaran saat ini 85 juta euro
4. Eder Militao: Dibeli 50 juta euro (Porto), harga di pasaran saat ini 70 juta euro
===
*BOKS DATA 2*
*Perbandingan Biaya Transfer Madrid dengan Tim-Tim Besar Eropa di Bursa Transfer dalam 6 Musim Terakhir* (*Diurutkan berdasarkan jumlah pembelian – dalam euro)
1. Chelsea: Beli pemain 1,4 miliar, Jual pemain: 709,04 juta = Defisit 781,96 juta.
2. Barcelona: Beli pemain 1,1 miliar, Jual pemain: 791,5 juta = Defisit 362,69 juta
3. Juventus: Beli pemain 1,06 miliar, Jual pemain 747 juta = Defisit 321,66 juta
4. Man. City: Beli pemain 1,02 miliar, Jual pemain 539,9 juta = Defisit 485,7 juta
5. Man. United: Beli pemain 986,9 juta, Jual pemain 221 juta = Defisit 765,9 juta
6. PSG: Beli pemain 895, 5 juta, Jual pemain 389 juta = Défisit 506 juta
7. Arsenal: Beli pemain 839,5 juta, Jual pemain 299,1 juta = Defisit 540, 4 juta)
8. Atletico: Beli pemain 712,1 juta, Jual pemain 604,5 juta = Defisit 107, juta
9. AC Milan: Beli pemain 685 juta, Jual pemain 255,4 juta = Defisit 429,5 juta
10. Liverpool: Beli pemain 674,6 juta, Jual pemain 255,4 juta = Defisit 273,3 juta
11. Madrid: Beli pemain 671,7 juta, Jual pemain 679,7 juta = *Surplus 8 juta*