Timnas perempuan Spanyol menggoreskan sejarah dengan menjadi juara dunia untuk pertama kali. Gelar itu hadir setelah La Roja mengalahkan Inggris di final yang digelar di Stadium Australia, Sydney, pada Ahad (20/8).
Inggris tampil di final, juga sebagai debutan, sebagai tim yang lebih difavoritkan. The Lionesses mencapai prestasi terbaik mereka di Euro 2022 silam. Sebelum final, pencapaian terbaik Spanyol adalah semifinalis Euro 1997.
Pertemuan terakhir kedua tim sebelum final Piala Dunia Wanita ini terjadi di perempat final Euro 2022. Di Falmer Stadium, Brighton, Inggris menyingkirkan Spanyol dengan kemenangan 2-1 melalui perpanjangan waktu. Lionesses melaju hingga menjadi kampiun Eropa untuk pertama kali.
La Roja disebut sulit membalas kekalahan itu di Sydney karena kekisruhan dalam tubuh tim. Menjelang turnamen, penanganan pelatih Jorge Vilda yang kontroversial berujung 12 pemain menolak ikut ke Australia-Selandia Baru.
Menuju final, Inggris mengalahkan salah satu tuan rumah, Australia, dengan kedudukan 3-1. Spanyol mengempaskan runner-up 2003, Swedia, dengan skor 2-1.
Dalam laga puncak turnamen yang dihelat di Australia dan Selandia Baru ini, Spanyol mengentak dengan gol pembuka pada menit ke-29. Assist sayap kiri, Mariona Caldentey, dimanfaatkan bek kiri dan kapten, Olga Carmona. Skor 1-0 bertahan sampai jeda antarbabak.
Pelatih Lionesses asal Belanda, Sarina Wiegman, memasukkan Lauren James menggantikan Alessia Russo dan Chloe Kelly menggantikan Rachel Daly saat turun minum.
Spanyol memiliki kesempatan menggandakan keunggulan setelah Keira Walsh handball di kotak penalti seperti yang dikonfirmasi VAR. Akan tetapi, eksekusi 11 meter Jennifer Hermoso bisa ditahan kiper Mary Earps.
Momentum bagus yang diberikan Earps tidak dapat diteruskan Lionesses yang sebelumnya adalah peringkat ketiga Piala Dunia 2015. Sampai akhir laga, Si Merah mampu menjaga keunggulan tipis mereka.
Resep keberhasilan Spanyol wanita mirip dengan yang dibuat timnas pria saat menjadi kampiun dunia pada 2010 dan dua Euro yang mengapitnya. Spanyol mengedepankan dominasi yang tergambar dari penguasaan bola. Hingga akhir final, Spanyol menorehkan 60 persen penguasaan bola. Dengan hasil ini, Spanyol menjadi negara kedua setelah Jerman yang menempatkan timnas pria dan perempuannya sebagai kampiun dunia.
Tiki-taka La Roja tidak sepenuhnya berjalan mulus dalam turnamen ini. Di fase grup, Spanyol kalah telak 0-4 dari Jepang walau mencatatkan 77 persen ball possession.
Hasil di Grup C itu menjadi pelajaran berharga buat Si Merah. Final yang disaksikan Ratu Spanyol, Letizia, itu berujung sejarah bagi mereka.
“Kami tahu Inggris memiliki tim hebat, tapi turnamen ini milik kami. Kami merasa mampu juara. Saya sulit berkata-kata,” ucap kapten pencetak gol Carmona, seperti dikutip Marca.
“Sulit melakukan apa yang kami lakukan. Saya sangat bangga pada tim ini. Kami memperlihatkan diri paham cara bermain dan bagaimana berkorban. Kami berkembang pesat, dan kini kami adalah juara dunia,” tutur Vilda.
Turnamen ini juga menyajikan drama seputar Amerika Serikat baik di dalam maupun luar lapangan. AS gagal mempertahankan gelar mereka usai diempaskan Swedia di 16 Besar. Dengan kegagalan AS itu, belum ada tim yang mencetak rekor tiga gelar berturut-turut.
Perebutan peringkat ketiga sehari sebelumnya dimenangi Swedia. Tim Skandinavia itu menang dengan skor 2-0 atas Australia di Lang Park, Brisbane.
Australia-Selandia Baru 2023 memilih gelandang La Roja, Aitana Bonmati, sebagai pemain terbaik turnamen, diikuti Hermoso sebagai peraih bola perak dan Amanda Ilestedt untuk bola perunggu.
Penyerang Jepang, Hinata Miyazawa, mendapat sepatu emas dengan torehan 5 gol dan 1 assist. Jepang juga dianugerahi FIFA Fair Play Award. Kiper Inggris, Earps, mendapatkan Golden Glove.