Arsenal melanjutkan keberadaan mereka di jalur kemenangan dengan tiga angka kedua. Pada Senin (21/8), The Gunners menundukkan tuan rumah Crystal Palace dengan keunggulan tipis.
Hanya satu gol yang tercipta, dari titik putih, tapi banyak hal yang layak diperbincangkan lebih lanjut.
Elang Rapat
Crystal Palace bertahan hampir sepanjang laga. Secara keseluruhan, Arsenal mendominasi derbi ibu kota ini. Si Gudang Peluru mencatat 62 persen penguasaan bola.
Taktik yang dibuat Roy Hodgson itu mendapat ganjaran dari sebuah kelengahan yang dimanfaatkan Gabriel Martinelli. Sayap asal Brasil itu mengambil tendangan bebas dengan cepat dan mengirim bola kepada Eddie Nketiah. Penyerang Arsenal itu kemudian dijatuhkan kiper Sam Johnstone.
Penalti pertama dalam empat tahun
Eksekusi kapten Martin Odegaard bisa mengecoh Johnstone. Penalti ini merupakan yang pertama diambil gelandang asal Norwegia itu di Premier League. Penalti terakhir Odegaard adalah untuk Vitesse pada 2019.
Tekanan Palace di akhir
Meski mendominasi, pasukan Mikel Arteta hanya membuat tiga tembakan ke gawang, satu buah lebih banyak dari yang dihasilkan Palace.
Pasukan Roy Hodgson menekan terutama pada bagian akhir duel di Selhurst Park. Enam dari 14 peluang klub London Selatan ini muncul di lima menit terakhir derbi ini. Tembakan Odsonne Edouard bisa ditepis Aaron Ramsdale dan upaya lanjutan Tyrick Mitchell melambung.
Kartu kuning Tomiyasu
Keunggulan Arsenal mendapat ancaman setelah kartu merah yang didapat Takehiro Tomiyasu pada menit ke-67. Yang mengundang kontroversi adalah kartu kuning pertama yang dikeluarkan wasit David Coote pada menit ke-60.
Sang pengadil mengeluarkan kartu untuk Tomiyasu karena dianggap mengulur waktu saat mengambil lemparan ke dalam. Sang bek dianggap terlalu lama memegang bola sebelum melakukan throw in. Padahal, Kai Havertz yang sebelumnya mencoba melakukan lemparan ke dalam yang lebih lama memegang bola, sekitar 15 detik, sebelum diberikan kepada Tomiyasu. Kedua pemain total memegang bola selama 23 detik.
Coote mengeluarkan kartu kuning kedua untuk bek asal Jepang itu setelah pelanggaran yang tampak ringan dan jauh dari kotak penalti tujuh menit berselang. Kartu merah Tomiyasu itu sendiri yang pertama buat Arsenal sejak 2021/22.
Tak mengherankan bila klub London Utara itu menyorot keputusan wasit terutama untuk kartu kuning pertama Tomiyasu. “Kita mungkin harus bermain dengan stopwatch,” ucap Arteta seperti dikutip BBC. Beruntung Arsenal menang sehingga sang bos berkata bahwa ia puas dengan laga ini.
View this post on Instagram
Havertz masih belum nyetel
Rekrutan termahal Gunners, Declan Rice, kembali menampilkan permainan solid di tengah. Eks gelandang West Ham ini tampak sudah padu dengan permainan Arsenal.
Hal serupa tidak terlihat pada Havertz. Pemain yang direkrut dari Chelsea itu tampak belum menemukan peran yang pas di dalam skuad Si Gudang Peluru.
Krisis bek sayap
Absensi Tomiyasu akan memberikan masalah buat The Gunners di pekan-pekan mendatang. Cedera parah Justin Timber di pertandingan pertama sudah memaksa Arteta memutar otak.
Tomiyasu, sejatinya bek kanan, dimainkan di posisi bek kiri saat meladeni Palace. Thomas Partey, gelandang bertahan, ditempatkan sebagai bek kanan. Oleksandr Zinchenko baru pulih dari cedeera betis