Hanya dalam tempo sekitar satu pekan, Manchester City akhirnya resmi merekrut Jeremy Doku. Winger asal Belgia itu diplot untuk mengisi celah yang ditinggal Riyad Mahrez
Pada dasarnya, Doku bukanlah pilihan pertama City untuk menggantikan Mahrez. Musim lalu, Mahrez tampil cukup cemerlang. Ia terlibat langsung dalam 28 gol City di 47 penampilannya lewat rincian 15 gol dan 13 assist.
Berhubung Mahrez sudah hijrah ke Al Ahli (Arab Saudi), City butuh penggantinya. Awalnya, skuat The Citizens mengincar Michael Olise dari Crystal Palace. Namun, winger Prancis U-21 itu memperpanjang kontrak di sana.
City juga menyiapkan pemain muda mereka, Cole Palmer, yang belakangan mencuri perhatian bersama timnas Inggris U-21. Palmer juga berhasil mencetak gol penyeimbang kedudukan versus Sevilla di UEFA Super Cup. Hanya saja, masih ada rencana untuk menjual atau meminjamkan Palmer ke klub lain.
Lantas, mengapa akhirnya Doku yang dipilih? Dalam salah satu ulasannya, Opta menjabarkan bahwa kiprah Doku musim lalu di Rennes, mirip dengan kiprah Raheem Sterling di musim terakhirnya bersama Liverpool (2013/14), sebelum pindah ke City. Perbandingan itu ditenggarai sebagai salah satu faktor City akhirnya memilih Doku.
Detailnya sebagai berikut. Baik Sterling dan Doku mencatatkan rata-rata 2,1 peluang per 90 menit. Keduanya juga menuai bêberapa statistik serupa lainnya semisal jumlah rata-rata sentuhan dengan bola (Sterling 61, Doku 61), jumlah menuntaskan penguasaan bola (Sterling 6, doku 6,2), dan rata-rata gol (Sterling 0,37 gol per laga, Doku 0,42 gol per laga).
Secara umur, perpindahan keduanya ke City juga mirip. Sterling berusia 20 tahun kala hijrah dari Anfield ke Etihad Stadium, sementara itu Doku berusia 21 tahun. Intinya, upaya City untuk menjadikan Doku sebagai pemain andalan, sudah pernah mereka jalani kala merekrut Sterling.
Pertanyaan berikutnya, apakah Doku sudah layak mengisi lubang yang ditinggal Mahrez? Secara permainan, gaya keduanya memang mirip. Mereka suka berakselerasi di sisi lapangan, sambil kutak-kutik, untuk kemudian melepas umpan atau menembak ke gawang. Tipikal winger zaman now.
Berdasarkan data statistik, Doku punya kemampuan tersebut. Menurut Opta, ia merupakan pemain dengan jumlah jarak menggiring bola terpanjang dalam rata-rata 90 menit (356 meter). Jumlah itu menjadikan Doku teratas di lima liga top Eropa setelah Rayan Cherki (347m/Lyon), Facundo Medina (331m/Lens), Jack Grealish (317m/City), dan Ousmane Dembele (309/Barcelona-kini berseragam PSG).
Selain itu, Doku juga tak cuma mahir menggiring bola berlama-lama, tapi juga menuntaskan penetrasinya tersebut (tidak terebut lawan). Pasalnya, jumlah dribel sukses Doku (6,8 per 90 menit), juga menjadi rata-rata tertinggi di lima liga top Eropa. Catatannya itu bahkan terpaut jauh dari peringkat kedua yang dihuni mantan pemain Newcastle (kini berkiprah di Arab Saudi), Allan Saint-Maximin (4,9)
Yang tak kalah keren lagi, Doku juga menempati peringkat ketiga dalam hal jumlah take-ons sukses (96 kali). Ia hanya kalah dari Vinicius Junior (112) dan Lionel Messi (103).
Musim lalu, Mahrez tampil sebanyak 30 kali (khusus di ajang Premier League). Namun, hanya 11 kali ia tampil penuh. Di sisa 19 laga lainnya, ia antara digantikan ataupun menggantikan pemain lain.
Pola itu mirip dengan catatan penampilan Doku musim lalu. Dari total 35 penampilannya, ia hanya 16 kali tampil sejak menit awal. Meski begitu, Doku masih mampu mengemas tujuh gol dan lima assist.
Pemain legendaris Arsenal yang pernah menangani Doku di timnas Belgia, Thierry Henry, merupakan sosok yang tahu persis kualitas Doku.
“Ketika Anda berhadapan satu lawan satu dengan Doku, maka satu-satunya yang bisa Anda lakukan adalah berdoa,” ujar Henry.