Tidak akan banyak yang menyangka jika seorang Gali Freitas akan menggila di Liga 1 2023/24. Pemain berusia 18 tahun itu memang menjadi mutiara bagi Timor Leste.
Permainannya di Liga 1 2023/24 bak seperti pemain Brasil yang mempunyai kemampuan individu yang baik dan kecepatan yang di atas rata-rata. Namanya memang sudah banyak dikenal oleh publik Indonesia sebelum bergabung bersama salah satu tim Liga 1 2023/24, PSIS Semarang.
Sebelumnya Gali Freitas sempat membuat publik Indonesia terpukau dengan permainannya yang mengesankan di gelaran Piala AFF 2018 lalu. Luar biasanya saat itu ia masih berusia 13 tahun.
Pada laga debutnya bersama timnas Timor Leste, Gali Freitas berhasil mencetak satu gol. Gol dirinya turut membawa Timor Leste mengalahkan Brunei Darussalam dengan skor 1-3.
Sejak saat itulah dirinya mulai dikenal oleh publik Indonesia. Pasalnya skil Gali Freitas berada di atas rata-rata pemain seusianya. Bahkan sudah berbaju tim utama Timor Leste.
KONTROVERSI
Satu tahun dari Piala AFF 2018, Gali Freitas masuk ke timnas U-15 Timor Leste untuk Piala AFF U-15 2019. Pada kompetisi tersebut ia dianggap mencuri umur karena permainannya sangat mendominasi.
Banyak yang beranggapan bahwa Gali Freitas setidaknya sudah berusia 22 tahun. Bahkan protes beberapa pihak terhadap Gali Freitas telah dilayangkan.
Protes yang dilayangkan pun mengarah pada penyelidikan formal. Hanya, protes tersebut kemudian dihentikan karena Gali Freitas dianggap telah memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam kompetisi.
STATISTIK
Pada musim pertamanya di sepak bola Indonesia, Gali Freitas betul-betul menggila. Pemain yang biasa ditempatkan di sayap kanan PSIS Semarang itu tidak main-main.
Hingga pekan ke-11, Gali Freitas memiliki catatan yang cukup luar biasa. Ia bermain di 10 laga dan sudah mencetak lima gol dan empat assist.
Uniknya, catatan tersebut jauh lebih baik dibandingkan dua wonderkid Indonesia yang pernah bermain untuk Lechia Gdanks, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman.
Sejauh ini, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman seperti belum memperlihatkan kemampuan terbaik mereka. Keduanya masih terlihat kesulitan untuk bisa terlihat dominan di atas lapangan.
Egy Maulana Vikri hanya mencatatkan dua gol dan dua assist dari 11 laga yang dijalaninya bersama Dewa United. Sedangkan untuk Witan Sulaeman, ia belum pernah mencetak gol untuk Persija Jakarta, namun sudah mempunyai empat assist.
Melihat statistik tersebut, para pemain lokal di Indonesia patut meletup semangatnya lebih besar lagi. Belum lagi Timor Leste sendiri menjadi salah satu negara yang selalu bisa dikalahkan oleh Indonesia.
Tidak banyak pemain Timor Leste yang pernah bermain di Liga Indonesia. Yang paling terkenal adalah Joao Bosco Cabral, Miro Baldo Bento dan Pedro Hendrique.
Itu pun Joao Bosco Cabral dan Miro Baldo Bento sebelumnya merupakan warga negara Indonesia yang akhirnya pindah menjadi warga negara Timor Leste. Perpindahan terjadi setelah Timor Leste memilih untuk berpisah dari kedaulatan Indonesia.
Untuk itu, seakan Gali Freitas telah menjawab bahwa sebetulnya Timor Leste mempunyai pemain yang kualitasnya tak kalah dengan Indonesia. Usianya pun masih terbilang sangat muda untuk masuk ke Liga Indonesia.
Sebelumnya tidak ada pemain asing Liga Indonesia yang didatangkan dari Asia Tenggara lainnya dan mempunyai usia di bawah 20 tahun. Kebanyakan mereka merupakan pemain yang mempunyai usia matang dan sudah malang melintang di kompetisi lokalnya saat masuk ke Indonesia.