Marten de Roon mencetak gol perdona, Tijjani Reijnders melakoni laga debut, serta kemenangan pertama De Oranje atas tim-tim top Eropa di sepanjang Tahun ini.
Pelatih Belanda, Ronald Koeman, mungkin menjadi sosok yang paling berbahagia dengan kemenangan 3-0 Belanda atas Yunani di lanjutan Kualifikasi Piala Eropa 2024 Grup B. Pasalnya, kemenangan itu setidaknya membumbungkan lagi harapan De Oranje untuk lolos Jerman 2024.
Tiga gol kemenangan Belanda ke gawang Yunani dicetak oleh Marten de Roon menit 17’), Cody Cakpo (31’), dan Wout Weghorst (39’).
Belanda sempat dibantai Prancis 0-4 di laga pembuka grup. Setelah itu, mereka beruntung hanya bersua tim lemah, Gibraltar dan menang 3-0.
Barulah kemenangan atas Yunani ini membuat koleksi poin Belanda setara dengan Negeri Para Dewa tersebut. Keduanya sudah mengumpulkan enam poin dan terpaut sembilan poin dengan Prancis yang bercokol di puncak klasemen. Belanda berada di peringkat kedua karena punya agregat gol (6-4) yang sedikit lebih baik dari Yunani (5-5) di peringkat tiga.
Akan tetapi, terlepas dari pergeseran di papan klasemen tersebut, kemenangan atas Yunani ini setidaknya mengamankan posisi Koeman selaku pelatih kepala. Hal itu menyusul buruknya kinerja Belanda di sepanjang tahun 2023.
Sebelum bersua Yunani, De Oranje sudah melakoni empat laga tahun ini dan Gibraltar bisa dibilang menjadi satu-satunya tim semenjana yang menjadi lawan mereka.
Tiga lawan lain yang dihadapi, yakni Prancis, Kroasia, dan Italia. Seperti sudah diuraikan di atas, laga melawan Prancis merupakan laga pembuka grup.
Sedangkan partai melawan Kroasia dan Italia berlangsung di ajang Europa National League. Saat melawan Kroasia, Belanda sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit-menit akhir sebelum akhirnya takluk 2-4 di babak tambahan.
Nasib Belanda tak kalah menyedihkan saat takluk 2-3 dari Italia di stadion De Grolsch Veste. Azzurri selalu leading di laga tersebut dan Belanda cuma bisa mengecilkan kekalahan (2-3) lewat gol Georginio Wijnaldum, satu menit sebelum bubaran.
*Serba Perdana Lainnya
Hal perdana lain yang mencuat adalah soal masuknya nama de Roon di daftar pencetak gol. Menurut Opta, gol tersebut merupakan gol perdana de Roon untuk negaranya.
Laga kontra Yunani sendiri menjadi penampilan ke-38 de Roon di timnas. Dalam rentang waktu tersebut, de Roon sudah lebih dulu menyia-nyiakan 12 peluang yang pernah diraihnya sebelum akhirnya gol perdana itu lahir.
Usai laga, de Roon bahkan sempat “mencolek” dan bertukar komentar dengan striker legendaris Belanda, Robin van Persie, di Instagram.
“Gol perdona untuk Oranje. Akhirnya, ini awal rentetan gol saya untuk mengalahkan koleksi gol @Persie-Official,” tulis de Roon. “Lebih baik terlambat dibanding tidak sama sekali,” timpal RvP.
Sosok lain yang juga beruansa perdana adalah Tijjani Reijnders. Keputusan Koeman memasukkan Reijnders untuk menggantikan de Roon di menit 65’ membuat gelandang anyar AC Milan tersebut akhirnya merasakan debutnya bersama De Oranje.
Khusus bagi masyarakat Indonesia, laga debut Reijnders itu sekaligus menutup rapat peluang pemain berdarah Maluku itu untuk membela skuat Merah-Putih.
Hal lain yang masih berkaitan dengan laga debut Reijnders adalah soal bagaimana Milan (bersama RSC Anderlecht) menjadi klub sepanjang masa yang paling banyak dibela pemain-pemain timnas Belanda (12 pemain) setelah Barcelona (20 pemain). Jumlah itu dihitung berdasarkan laga-laga resmi (di luar laga uji coba atau persahabatan).
Pada pertengahan Agustus silam, akun resmi Instagram Milan bahkan sempat mengunggah konten video berjudul “Can you better than Reijnders?”
Video sengaja dikreasikan untuk mengetes seberapa jauh pengetahuan sang gelandang soal nama-nama pemain asal Belanda yang sudah lebih dulu memperkuat Rossoneri. Reijnders ternyata hanya bisa menjawab 9 dari total 17 nama.
Sebanyak 12 dari 17 total nama tersebut di antaranya adalah Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Marco van Basten, Edgar Davids, Patrick Kluivert, Clarence Seedorf, Winston Bogarde, Jaap Stam, Klaas-Jan Huntelaar, Mark van Bommel, Nigel de Jong, dan Urby Emanuelson,