Marc Guiu menjadi sensasi belia terbaru yang disodorkan Barcelona dari akademinya yang tersohor, La Masia. Ia membuat gol spektakuler terkait debutnya saat Barca mengalahkan Athletic Bilbao pada Minggu (22/10).
Lewat hasil ini, Barcelona mendekati lagi puncak klasemen. Jarak mereka tinggal satu poin dari pemuncak, Real Madrid, dan peringkat kedua, Girona. Sehari sebelumnya, Madrid ditahan Sevilla, dan Girona menang 5-2 atas Almeria.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu disimak dari laga itu. Sorotan utamanya tentu pada Guiu.
Eks bos merepotkan
Barcelona mengalami kebuntuan dalam menghadapi pertahanan Bilbao. Kedua kubu saling mengancam dengan sejumlah peluang, tapi tidak membuahkan hasil. Skor tanpa gol mengakhiri babak pertama. Kedudukan belum berubah sampai duel memasuki menit ke-60.
Xavi memasukkan Lamine Yamal dan Ronald Araujo pada markah satu jam itu. Pelatih Bilbao yang pada rentang 2017-2020 menangani Barca, Ernesto Valverde, merespons dengan membuat dua kali pergantian pemain, yakni pada menit ke-67 dan 77, masing-masing dua pemain.
Dengan Robert Lewandowski dan Frenkie de Jong absen karena cedera, Xavi membuat dua pergantian lagi pada menit ke-79. Marcos Alonso menggantikan Alejandro Balde, Guiu menggantikan Fermin Torres.
Penentu mengejutkan
Debut tim senior bagi pemain akademi sudah merupakan impian yang menjadi kenyataan. Tak terbayangkan maknanya saat si anak muda bisa mencetak gol saat debutnya itu. Gol kemenangan pula! Cuma 33 detik setelah masuk!
Memasuki menit ke-80, setelah menguasai bola di dekat garis tengah, Joao Felix mengirimkan operan daerah yang membelah sisi kanan pertahanan Bilbao. Guiu berakselerasi meninggalkan pengawalnya sebelum melepaskan tembakan mendatar ke tiang jauh melewati dua kaki Unai Simon.
Tembakan gol itu baru sentuhan kedua yang dibuat pemain berusia 17 tahun itu usai masuk. Gol tersebut menjadi gol semata wayang di laga tersebut.
Rekor baru
Gol detik ke-33 setelah masuk lapangan guna memperkuat tim utama untuk pertama kali menjadikan Guiu sebagai pemain tercepat yang melakukannya dalam sepanjang sejarah Barcelona.
“Saya bilang kepadanya bahwa ia akan mendapatkan sebuah peluang bagus. Saya senang melihat wajah anak-anak ini. Mereka enggak ada takut-takutnya,” ucap Xavi dikutip BBC.
Wajar kalau gol itu mendapat sambutan luar biasa. Kedua orang tua Guiu yang menonton di tribun terlihat menitikkan air mata setelah gol menawan itu. Setelah laga, Marc pulang bersama mereka karena sang putra belum memiliki izin mengemudi.
Siapa Guiu?
Marc Guiu Paz lahir pada 4 Januari 2006 di Granoller, pusat Barcelona. Ia memulai karier di Penya Barcelonisa Sant Celoni, klub pendukung Barcelona. Ia direkrut La Masia pada 2013, yang berarti ia sudah 10 tahun berada di sana.
Pelatih tim junior Barca, Ivan Carrasco, menggambarkan Guiu sebagai “nomor 9 klasik” dengan kelebihan kekuatan fisik. Atribut menjanjikan lainnya dari pemain bertinggi 187cm ini adalah kecepatan dan kerja kerasnya.
Guiu masuk tim pramusim Barca pada Juni 2023. Ia menjalani debut tak resmi menghadapi Vissel Kobe menggantikan Lewandowski. Pada 11 Oktober silam, ia berada di daftar cadangan Blaugrana menghadapi Granada, tapi tidak bermain.
Usai gol pada debutnya, jurnalis Spanyol, Guillem Balague, menyebut Guiu kini dikenal sebagai striker yang lebih efisien di dalam kotak penalti. “Kerja samanya belum bagus, tapi ada sesuatu: penyelesaiannya sangat bagus,” tulisnya untuk BBC.
Solusi La Masia
Guiu menjadi bukti terbaru produk mengesankan dari La Masia. Kendati masih sering mendatangkan pemain bintang dengan harga mahal, Barca sering mencuatkan jebolan akademi mereka itu.
Terkait kesulitan mereka belakangan ini, yakni dana transfer yang terbatas, akademi tenar ini dapat menjadi jawaban atas masalah stok pemain itu. Musim ini, Yamal sudah mencuat sebagai pencetak gol termuda di La Liga di usia 16 tahun.
Selain Yamal dan Guiu, beberapa nama alumni akademi sudah menjadi andalan di tim utama Barca. Gavi, Fermin Lopez, dan Balde juga beranjak naik dari La Masia. Ketiga pemain bukan dari angkatan yang sama.