Bukan sekali atau dua kali, tapi tiga kali Chelsea berada dalam posisi tertinggal kala menjamu Manchester City di Stamford Bridge, Minggu (12/11).
Erling Haaland dua kali membuat Chelsea tertinggal. Pertama lewat gol pembuka laga yang ia cetak dari titik putih (menit 25’).
Chelsea sempat membalas dan berbalik unggul lewat Thiago Silva (29’) dan Raheem Sterling (37’). Namun, gol Manuel Akanji di pengujung babak pertama membuat skor menjadi 2-2.
Baru dua menit usai turun minum (47’), Haaland untuk kedua kalinya membuat Chelsea tertinggal. Setelah itu, giliran Nicolas Jackson yang kembali menenangkan hati publik Stamford Bridge berkat golnya di menit 67’.
Laga memasuki fase genting di lima menit terakhir. City kembali unggul (untuk ketiga kalinya) berkat gol Rodri (86’). Akan tetapi, Chelsea benar-benar menolak untuk menyerah.
Sampai akhirnya tibalah momen bagi eks pemain The Citizens yang kini berseragam The Blues, Cole Palmer. Dengan dingin, Palmer sukses menunaikan tugasnya sebagai algojo penalti di pengujung laga (90+5’).
Kemenangan memang tak digapai Chelsea. Namun, jika berkaca pada catatan pertemuan, raihan satu poin terasa cukup berharga.
Pasalnya, ini merupakan untuk pertama kalinya Chelsea mampu mencuri poin dari City setelah selalu kalah di enam pertemuan sebelumnya (semua ajang).
Sudah lebih dari 2,5 tahun silam sejak terakhir kali Chelsea bisa meraih poin dari City, yakni kala menang tipis 1-2 di Etihad Stadium (18 Mei 2021). Pada laga pekan ke-35 Premier League 2020/21 tersebut gol Raheem Sterling (masih membela City), dibalas oleh Hakim Ziyech dan Marcos Alonso.
Hasil imbang 4-4 ini juga menjadikan Chelsea sebagai tim keempat (setelah Leicester, Everton, dan Liverpool) yang mampu mencetak 4+ gol ke gawang City di era pelatih Pep Guardiola.
Data statistik juga menunjukkan betapa pasukan Mauricio Pochettino juga tak kalah agresif dibanding pasukan Guardiola.
Dilansir Flashscore, Chelsea melepaskan dua tembakan lebih banyak (17 kali) dibanding City (15 kali). Selain itu, kedua tim juga tercatat sama-sama memenangi duel sebanyak 44 kali.
Berhubung ada empat kali lahirnya gol penyeimbang (1-1, 2-2, 3-3, dan 4-4), Opta bahkan melabeli laga ini sebagai salah satu laga ikonik Premer League setelah laga Liverpool versus Arsenal (berakhir 4-4) pada April 2009.