Hasil imbang 1-1 kala Manchester City menjamu Liverpool di Etihad Stadium, Sabtu (25/11), mengantarkan Trent Alexander-Arnold (TAA) dari biang keladi ke sosok pahlawan.
Semua berawal dari kelalaian TAA dalam menghentikan laju bek kiri City, Nathan Ake, saat laga baru berlangsung sekitar 26 menit. Akibatnya, Ake berhasil menyorongkan bola terobosan ke Erling Haaland yang berujung dengan lahirnya gol pembuka laga.
Padahal, selaku bek kanan, sudah menjadi tanggung jawab TAA untuk menghambat laju Ake. Yang terjadi justru sebaliknya. Dari tayangan ulang, terlihat TAA kurang sigap di momen krusial tersebut.
Tugas bek Inggris berusia 25 tahun itu bertambah berat karena harus 90 menit berhadapan dengan sumber serangan City yang paling merepotkan Liverpool, Jeremy Doku.
Doku memang tidak menyumbang gol atas assist. Namun, sebagian besar serangan City berawal dari penetrasinya menggiring bola di sisi kanan pertahanan Liverpool alias pos yang ditempati TAA.
Berkaca dari data statistik, Doku tercatat melakukan 11 dribel sukses sepanjang laga. Menurut Opta, jumlah 11 dribel sukses tersebut merupakan jumlah terbanyak yang pernah dibuat seorang pemain lawan Liverpool sejak data tersebut diolah pada 2006/07.
Namun, dibalik kelalaiannya atas gol Haaland dan tugas beratnya menghadapi Doku, tak lantas menggerus kontribusi nyata TAA. Ia sukses menjadi bintang bagi para fan Liverpool berkat gol penyeimbang yang dicetaknya pada menit 80’.
Gol itu lahir dari keberaniannya menerobos ke pertahanan City, untuk kemudian mêlepas tembakan keras terukur yang akhirnya bersarang di pojok kanan gawang The Citizens. Usai laga, TAA membagikan apa yang ada di benaknya terkait proses gol tersebut.
“Saya melihat peluang, ketika menerima umpan dari Mo (Salah), saya berfikir untuk melepaskan tembakan bola silang dan ternyata itu menjadi penyelesaian akhir yang sangat bagus karena bola bersarang di pojok gawang,” ujar TAA dilansir Liverpool Echo.
Usai mencetak gol, ia bahkan dengan sangat dingin melakukan selebrasi ke para pendukung City. Sambil menempatkan jari telunjuknya di bibir, TAA berhasil membuat pendukung The Citizens terdiam.
“Sebagai tim tamu, selalu menyenangkan rasanya bisa melakukan selebrasi di dépan pendukung tuan rumah. Namun, yang terpenting adalah kami berhasil menuntaskan misi dan meraih poin tandang,” lanjutnya.
TAA memang tidak secara spesifik menuturkan soal kelalaiannya terkait gol pembuka laga yang dicetak Haaland. Namun, ia mengakui bahwa permainan Liverpool di babak pertama memang terbilang buruk.
“Sejujurnya, kami memang bermain tak terlalu baik di babak pertama. Formasi dan skema permainan mereka cukup menyulitkan kami. Namun, kami berhasil re-group saat turun minum, kembali ke lapangan dengan strategi baru dan menekan mereka,” ujar TAA.
“Selalu sulit menghadapi City, terutama karena Anda terlalu respek kepada mereka. Jadi, kami sejenak menepikan respek itu di babak kedua dan akhirnya berhasil meraih hasil setimpal. Kami pernah bermain lebih baik kontra City dan hasilnya kalah. Jadi, ini hasil yang bagus,” tambahnya.