Komite Disiplin (Komdis) PSSI resmi menjatuhkan hukuman berat untuk PSIS Semarang. Hukuman tersebut diberikan buntut dari adanya kericuhan antarsuporter yang terjadi saat tim PSIS Semarang menjamu PSS Sleman di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu (3/12).
Para suporter yang terlibat kericuhan saling lempat satu sama lain di tribun selatan dan Barat. Kericuhan terjadi di masa injury time saat pertandingan akan usai.
Penonton yang berada di tribun Barat sampai turun ke dalam lapangan akibat dari saling lempar tersebut. Bahkan, penonton yang berada di pinggir lapang pun berlarian untuk menyelamatkan diri.
Kericuhan sendiri baru reda kala pihak kepolisian dan panitia pelaksana mencoba menenangkan para penonton. Dikabarkan ada beberapa korban luka-luka dari kericuhan yang terjadi.
Salah satu yang menjadi korban adalah CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. Pria berusia 45 tahun itu sampai harus dijahit kepalanya karena terkena lemparan penonton.
Pertandingan antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman itu berhasil dimenangkan oleh tuan rumah. PSIS Semarang menang 1-0 lewat gol yang dicetak Carlos Fortes di menit 45+4 melalui titik putih.
“Merujuk kepada Pasal 70 Ayat 1, Ayat 4, dan Lampiran 1 Nomor 5 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, PSIS Semarang dikenakan sanksi larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton saat menjadi tuan rumah,” bunyi hukuman pada surat Komdis PSSI.
“Sanksi ini berlaku sejak keputusan ini diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat sampai dengan kompetisi BRI Liga 1 tahun 2023/2024 berakhir,” lanjutnya.
Selepas timnya diberikan hukuman oleh Komdis PSSI, Yoyok Sukawi merasa keberatan. Ia menganggap hukuman tersebut tidak adil.
Yoyok Sukawi berujar kalau keributan yang terjadi berawal dari tim tamu. Untuk itu, ia menilai seharusnya Komdis PSSI menghukum tim tamu yang suporternya masih saja datang ke stadion meski larangan telah berlaku.
Selain itu, Yoyok Sukawi juga merasa kalau pihaknya sudah gerak cepat dalam meredam kericuhan. Terbukti kericuhan tidak melebar dan penonton pun pulang dengan selamat.
“Ini hukuman yang berat dan tidak adil karena larangan menggelar pertandingan dengan penonton hingga akhir musim. Yang kami sesalkan, kami itu justru menjadi korban di sini,” kata Yoyok lewat keterangan resmi, Kamis (7/12).
“Kenapa justru dihukum seberat itu. Usaha panpel juga sudah maksimal, dari awal hingga pada saat kejadian gerak cepat dan apa yang terjadi di stadion bisa segera diatasi dengan baik hingga semua pihak yang berada di stadion bisa pulang dengan selamat,” imbuhnya.
Ke depannya Yoyok Sukawi akan melakukan banding sebagai respons atas hukuman yang diberikan Komdis PSSI kepada timnya. Ia pun berharap dengan banding yang dilakukan pihaknya, maka para suporter masih bisa tetap hadir di stadion.
“Kami akan mengajukan banding, karena dalam surat juga disebutkan bahwa kami dapat melakukan banding. Semoga masih ada titik cerah bagi kami untuk mendapatkan keadilan,” ujar Yoyok.
View this post on Instagram