Chelsea menghasilkan kemenangan di Stamford Bridge pada Rabu (27/12) dengan beberapa catatan, terutama skuad termuda dalam sejarah Premier League. Kemenangan yang jarang mampir ini diraih klub London Barat itu secara susah payah.
Butuh gol di pengujung laga plus bantuan VAR untuk memastikan kemenangan Si Biru atas Crystal Palace. Dengan hasil ini, The Blues naik ke peringkat ke-10. Beberapa bahasan muncul dari laga ini, teristimewa indikasi Mauricio Pochettino mewujudkan peremajaan di Chelsea.
Sebelas awal termuda
Chelsea mengukir rekor di laga ini. The Blues menjadi termuda di Premier League. Rataan umur pasukan Chelsea adalah 23 tahun 21 hari.
5 Tim Termuda di Premier League
Middlesbrough vs Fulham, 2006: 20 tahun 181 hari
Arsenal vs Portsmouth, 2009: 22 tahun 237 hari
Man. United vs Crystal Palace, 2017: 22 tahun 284 hari
Arsenal vs Sunderland, 2008: 22 tahun, 315 hari
Leeds vs Man. United, 2000: 22 tahun 341 hari
Pencadangan bek sentral senior, Thiago Silva, berandil pada rekor tersebut. Pemain tertua yang turun di laga ini adalah Christopher Nkunku (26 tahun 43 hari), dan yang termuda adalah Malo Gusto (20 tahun 222 hari).
Beberapa kali skuad belia ini menampilkan gedoran menarik. Daya gempur itu terlihat dari lesatan Mykhailo Mudryk di sayap kiri, Nicolas Jackson yang siap melejit mengejar sodoran daerah, dan Gusto yang naik dari kanan belakang.
Gol pertama pada menit ke-13 menjadi buah kerja sama para pemain muda. Aksi menawan Gusto berujung operannya kepada Mudryk yang membuatnya penyelesaian dari jarak dekat.
Namun, kepolosan menjadi konsekuensi lainnya. Geberan Chelsea muda mengendur di bagian akhir babak pertama. Pemain yang sempat dibidik Pochettino pada Agustus, Michael Olise, tak terkawal untuk menyamakan skor meneruskan umpan Jordan Ayew saat menit pertama injury time babak pertama.
Tim termuda ini tidak berlangsung sampai satu jam. Pada menit ke-58, Pochettino memutuskan memasukkan Silva yang berusia 39 tahun menggantikan Levi Colwill.
Madueke ambil penalti
Pemandangan yang menjadi umum musim ini terlihat lagi di pertandingan ini. Chelsea meluputkan banyak peluang yang mereka buat. Jackson mengukir gol pada menit ke-77 dari umpan jarak jauh Silva. Akan tetapi, VAR menganulirnya karena sang penyerang off-side.
Chelsea akhirnya mendapatkan gol yang mereka butuhkan saat waktu normal tinggal semenit. VAR mendapai Eberechi Eze melanggar pemain pengganti Blues, Noni Madueke, di dalam kotak penalti. Madueke, pemain Inggris U-21, mengambil sendiri eksekusinya, dan bisa menaklukkan Dean Henderson.
Superior atas Palace, tapi perlu konsisten
Hasil ini menghasilkan kemenangan ke-12 beruntun Chelsea atas Palace sejak 2018. Deret tersebut merupakan yang terpanjang dihasilkan Si Biru, menyamai catatan serupa atas West Brom pada 1989-2011.
Kemenangan konsekutif terpanjang The Blues berikutnya adalah kontra Sunderland (11 laga; 2002-2010), Portsmouth (10; 1989-2007), dan Brighton (9; 1983-2019).
Hasil ini merupakan kemenangan ketiga beruntun Chelsea di Stamford Bridge di Premier League. Akan tetapi, jumlah kemenangan di kandang itu baru enam buah sepanjang 2023 ini.
“Premier League sangat berat. Kami perlu konsisten. Paruh pertama musim sungguh naik turun, keras, dan berat. Namun, kami bersikap positif dan harus memperlihatkan diri bisa bersaing,” ucap Pochettino dikutip BBC.
View this post on Instagram