Anders Antonsen keluar sebagai juara tunggal putra di ajang Indonesia Master usai menaklukkan pebulu tangkis asal Kanada, Brian Yang, dengan skor 18-21, 21-13, dan 21-18, Minggu (28/1).
Brian merupakan sosok yang mengganjal andalan Indonesia, Anthony Ginting, ke partai puncak. Di semifinal, Brian secara mengejutkan menang dramatis atas Ginting lewat pertarungan tiga gim (rubber-game).
Di gim terakhir, Ginting sebenarnya sudah sempat unggul di posisi 19-15. Namun, setelah itu, raihan poinnya terkunci lantaran Brian mampu menyudahi pertarungan dengan skor 21-19.
Di final melawan Antonsen, Brian juga sempat tampil mempesona. Ia mampu mencuri kemenangan 21-18 di gim pertama. Setelah itu, Antonsen bangkit di gim kedua dengan balik memperdaya Brian lewat skor 21-13.
Di gim ketiga, Brian hampir mengulangi aksi comeback-nya seperti saat melawan Ginting. Tertinggal dalam posisi 14-20, ia sempat mendekati raihan poin Antonsen di posisi 18-20.
Meski begitu, Antonsen berhasil keluar dari tekanan. Ia berinisiatif menyambar bola serve Brian sehingga pengembalian sang lawan kurang maksimal. Bola tanggung kembali disambar Antonsen. Brian gagal mengantisipasi dan kalah 18-21.
Awal tahun yang baik
Bagi Antonsen, ini merupakan gelar keduanya di tahun 2024 setelah sebelumnya sempat sukses di Malaysia Open.
Jadi, dari tiga ajang bergengsi yang sudah rampung digelar di awal tahun 2024 ini, hanya India Open yang tak dimenanginya. Anderson memutuskan untuk mundur dari ajang tersebut demi bisa tampil optimal di Indonesia Master 2024. Ia memilih bertahan di Malaysia demi melahap persiapan ke Indonesia Master.
Antonsen tak ingin memaksakan diri ikut di India Open demi menghindari persaingan ketat lantaran ajang tersebut merupakan turnamen BWF kelas Super 750 dan diikuti banyak para pebulu tangkis peringkat teratas.
Tiga nama besar yang tampil di India Open dan memilih absen di Indonesia Master adalah Victor Axelsen, Kodai Naraoka, dan Shi Yuqi. Nama yang disebut terakhir merupakan peraih gelar juara tunggal putra di India Open.
Strategi Antonsen itu terbilang jitu dan berbuah manis. Ia sukses menjuarai Indonesia Master tanpa perlawanan berarti.
Laga final kontra Brian merupakan satu-satunya laga di mana pemain berusia 26 tahun itu harus bermain rubber-game. Selebihnya, ia selalu berhasil menyingkirkan lawan-lawannya dengan dua gim langsung.