Juventus secara mengejutkan kalah 0-1 di kandang sendiri dari Udinese, Selasa (13/2). Gol tunggal Udinese dicetak bek tengah mereka, Lautaro Gianneti (menit 26’).
Dalam persaingan menuju gelar scudetto, kekalahan ini terasa cukup krusial bagi Juventus. Mereka makin tertinggal jauh dari Inter selaku pemimpin klasemen.
Menduduki peringkat ke-2 lewat raihan 53 poin, anak-anak asuh Max Allegri kini sudah berjarak tujuh poin dari Inter (60 poin). Apalagi, skuat Milan Biru juga masih menyimpan satu laga tunda.
Selain itu, Juventus juga makin dipepet tim asal Milan lainnya, AC Milan. Sehari sebelum Juventus takluk dari Udinese, skuat Milan Merah justru menang 1-0 atas Napoli. Selisih poin Juventus dan Milan hanya satu poin.
Lantas, mengapa Juventus bisa kalah dari Udinese? Padahal secara head-to-head, skuat La Vechia Signora tak pernah kalah dari La Zebrette di tujuh pertemuan sebelumya lewat catatan enam kali menang dan sekali imbang.
- Satu peluang, satu gol
Jika berkaca dari data statistik, maka faktor pertama dari kekalahan ini adalah soal bagaimana Juventus kurang efektif dalam memanfaatkan peluang.
Dilansir Flashscore, Federico Chisea dkk. sebenarnya mampu melepaskan 14 tembakan ke gawang Udinese, dengan enam di antaranya on-target. Hanya saja, tak satupun dari enam tembakan on-target tersebut yang mampu bersarang di gawang Udinese.
Sebaliknya, tim tamu memang cuma mencatatkan delapan tembakan dan satu on-target. Akan tetapi, satu-satunya tembakan on-target yang dilepas Gianneti itu justru berhasil menjadi gol. Hal itu menjadi salah satu yang dikeluhkan Allegri kepada media seusai laga.
“Malam ini, Udinese cuma meraih satu tembakan on-target, sedangkan kami, khusus di babak pertama saja, sudah meraih tiga atau empat tembakan on-target. Secara teknis, kami sudah bermain cukup bagus di babak pertama. Namun, ketika mendapat peluang, kami harus menjadikannya gol,” ujar Allegri dilansir Football Italia.
- Chiesa dan Milik Mandul
Terkait soal menyia-nyiakan peluang, maka duet lini depan Juventus, Arkadiusz Milik dan Federico Chiesa, layak dianggap sebagai kambing hitam.
Dilansir Whoscored, Milik sebenarnya tercatat meraih empat peluang. Namun, seluruhnya gagal berujung gol. Dua di antaranya lahir sebelum turun minum.
Yang pertama, Milik gagal meneruskan bola umpan silang. Padahal, dirinya sudah tak terkawal dan berdiri bebas di mulut gawang Udinese. Lalu jelang babak pertama berakhir, sundulannya dari jarak dekat juga masih bisa dihalau kiper Udinese, Maduks Okaye.
Striker Polandia itu juga sempat mencetak gol di babak kedua yang berawal dari sepak pojok. Namun, gol itu dianulir VAR lantaran bola sepak pojok yang dieksekusi Chiesa, sudah lebih dulu melenceng keluar lapangan.
Bagaimana dengan penampilan Chiesea sendiri? Ia sebenarnya lebih banyak dan lebih rajin turun menjemput bola guna mengkreasi serangan. Hanya saja, inisiatifnya itu justru membuat Juventus kekurangan stok pemain di depan gawang Udinese. Chiesa tercatat cuma melepaskan dua tembakan dan tak satu pun di antaranya yang on-target.
- Begginers luck ala Gianneti
Benar bahwa Udinese bukanlah lawan yang sulit untuk ditaklukkan Juventus dalam beberapa pertemuan terakhir. Namun, tren itu patah tadi malam lewat gol tunggal Gianneti.
Berhubung baru direkrut Udinese pada bursa transfer musim dingin ini, maka ini merupakan kali pertama Gianneti menghadapi Juventus. Sebelumnya, ia berkarier di tanah kelahirannya, Argentina, bersama Velez Sarsfield. Velez merupakan tim yang pernah diperkuat Nicolas Otamendi, Mauro Zarate, Diego Godin, dan Fernando Gago.
Laga versus Juventus merupakan laga kedua Gianneti bersama Udinese dan ia langsung berhasil mematahkan tren buruk tersebut lewat gol penentu kemenangan. Begginer’s luck istilahnya.
Berawal dari sebuah tendangan bebas, Gianneti berhasil menceploskan bola liar dari jarak dekat ke gawang Wojciech Szczesny. Bek berusia 30 tahun itu layak mendapat kredit.
“Gianneti adalah seorang silent leader. Ia tak banyak berbicara, namun langsung menunjukkannya di lapangan. Ia menghadirkan ketenangan di tengah tim, sesuatu yang sebelumnya kurang kami miliki,” ujar pelatih Udinese, Gabriele Cioffi.
- Periode buruk Juve
Kekalahan ini setidaknya menggambarkan bagaimana Juventus masih belum bisa keluar dari peroide buruk. Pasalnya, sudah di tiga laga terakhir Chiesa dkk. tak meraih kemenangan. Sebelum takluk dari Udinese, Juventus juga takluk 0-1 dari Inter dan ditahan imbang 1-1 oleh tamunya, Empoli.
Mungkin karena mulai frustasi dan sulit keluar dari tekanan, Allegri mulai terkesan lempar handuk dari persaingan gelar scudetto.
“Kami sedang berada dalam momen tricky karena cuma bisa meraih satu poin dari tiga laga. Segalanya memang kurang berjalan baik bagi kami di 15 hari terakhir. Kini, kami harus lebih realistis, yakni segera kembali ke jalur kemenangan agar bisa mengamankan satu slot ke Liga Champions musim depan,” ujar Allegri.