Stand Up Indonesia Jakarta Selatan merupakan salah satu komunitas yang turut berpartisipasi di Yuasa Stand Up Bolahraga League (YSUBL) Season 3. Kehadiran mereka cukup diperhitungkan selama YSUBL berlangsung.
Jika melihat siapa sosok di balik berdirinya Stand Up Indo Jakarta Selatan, maka tidak aneh juga jika mereka memiliki kualitas yang baik. Diketahui kalau Stand Up Indonesia Jakarta Selatan berdiri pada 11 September 2013 berkat dua sosok terkenal Asep Suaji dan Luqman Baehaqi.
Bagi yang tidak tahu, Asep Suaji dan Luqman Baehaqi merupakan sosok yang juga turut berpengaruh di dunia Stand Up Comedy Indonesia. Keduanya merupakan sosok yang sudah aktif sejak 2011, di mana Stand Up Comedy baru masuk ke Indonesia.
Seperti komunitas lainnya, Stand Up Indonesia Jakarta Selatan tidak membatasi dari mana anggotanya berasal. Bahkan saat ini banyak perantau yang menjadi bagian dari Stand Up Indonesia Jakarta Selatan.
“Dibikin oleh dua komika senior yang cukup berpengaruh di Stand Up Indo, Asep Suaji dan Luqman Baehaqi.
“Stand Up Indo Jakarta Selatan ini salah satu komunitas yang saat ini didominasi oleh komika perantau yang sudah senior di komunitas daerah masing-masing,” kata Syukran Djamil yang juga merupakan komika senior di Jakarta Selatan.
“Stand Up Indo Jaksel -sebutan Jakarta Selatan- dikenal penulisan materinya yang sederhana, relate tapi jadi lucu,” sambungnya.
Di YSUBL Season 3, Stand Up Indonesia Jakarta Selatan menurunkan lima komikanya. Kelima komika tersebut adalah Andre, Firza, Heri, Mario dan YudaYudz.
Menurut salah satu komika yang berpartisipasi, Firza, dirinya sangat terbantu dengan adanya Comedy Club milik Stand Up Indo Jakarta Selatan. Tempat tersebut merupakan wadah para komika Stand Up Indo Jakarta Selatan dalam menampilkan komedi mereka di atas panggung.
Selain dapat melatih kepercayaan diri, hal itu juga juga melatih para komika dalam mempersiapkan materi. Tak heran jika komunitas Stand Up Indonesia Jakarta Selatan mempunyai komika berprestasi.
“Kami di Jaksel punya Comedy Club namanya Kelakar. Di situ isinya banyak anak Jaksel yang stand up bulanan gitu.
“Saya sama Putra Pattinama tuh ada stand up bulanan namanya Cocktail. Terus ada Rais Marasabessy sama Ilham Setyadi ada botolan,” jelas Firza.
Selain punya pendiri yang bukan kaleng-kaleng, Stand Up Indo Jakarta Selatan juga punya sosok yang sudah diakui kualitasnya. Keduanya juga memiliki acara sendiri di Comedy Club milik Stand Up Indo Jakarta Selatan
“Ada bang Popon Kerok (Juara Suci 8 Kompas TC) dan Syukran Djamal bakal rutin juga di situ, setiap sebulan sekali jadwalnya,” ucap Firza.
Saat ini, Stand Up Indonesia Jakarta Selatan memiliki anggota yang cukup banyak. Mereka juga masih sangat menerima komika baru yang ingin bergabung ke Stand Up Indonesia Jakarta Selatan.
Menurut Firza, yang terpenting sang komika harus terus open mic agar kualitasnya semakin mumpuni. Dengan demikian, lambat laun komunitas pun akan menawarkan untuk bergabung.
“Anggota Jakarta Selatan sekarang ada 61. Tinggal open mic saja terus. Sebetulnya masuk komunitas itu sama seperti pacaran tetapi tidak ada yang menyatakan, tapi jalan terus, lama-lama dekat sendiri dan masuk sendiri.
Firza juga memastikan bagi siapa pun yang ingin open mic di tempat Stand Up Indonesia Jakarta Selatan bisa menghubungi komunitasnya via Instagram. Nantinya bagi komika yang sudah menghubungi komunitasnya akan dimasukkan ke dalam daftar penampil.
“Pokoknya open mic saja terus, kalau sekarang open mic lagi di Ngopi Kiw di Kalibata. Biasanya seminggu sekali, setiap Selasa.
“Kalau mau open mic tinggal dateng aja atau DM Stand Up Indo Jaksel, bilang aja ‘saya mau open mic’, nanti dimasukan ke list.
“Sisanya kalau sudah gabung komunitas tinggal di grup saja, tidak ada yang menentukan. Biasanya sehari bisa 20 sampai 25 komika yang tampil.
Soal adanya YSUBL Season 3, Firza sangat senang dan menyambut baik. Terlebih kompetisinya pun antarkomunitas bukan individu.
Tidak hanya itu, ia sangat senang dengan adanya tema yang mendetail. Baginya hal tersebut dapat mengembangkan penampilannya.
“Bagus untuk kita kaya gini buat melatih kami menulis, karena temanya mengerucut terus dari seni bela diri, kemarin timnas jadi mengerucut detail seperti itu dan bagus buat kami melatih menulis,” ungkapnya.
Uniknya, YSUBL yang menerapkan tema soal olahraga nyatanya tidak semua komika senang atau mengikuti perkembangan soal olahraga tersebut. Firza menjadi salah satu komika yang tidak terlalu suka olahraga.
Akibat dari dirinya tidak suka olahraga, membuatnya harus observasi lebih dalam untuk mendapatkan materi yang dapat diterima para penonton. Kendati begitu, tidak membuatnya menyerah dalam mencari materi.
“Kalau saya sebetulnya sedikit sulit karena saya tidak begitu suka olahraga jadi harus observasi. Biasanya cari di internet, baca-baca fakta, nah itu di ulik keresahannya segala macam untuk menjadi materi,” tutupnya.
View this post on Instagram