Stand Up Comedy di Indonesia saat ini mulai digemari oleh berbagai kalangan. Tidak sedikit juga para komika -pelaku stand up comedy- saat ini mengisi layar kaca di Indonesia.
Keberadaannya yang bisa mendatangkan gelak tawa membuat banyak televisi ingin merekrut mereka. Dari mulai host, co-host, talent pembantu sampai menjadi talent utama.
Luar biasanya tidak sedikit juga mereka yang mulai terjun ke dunia akting. Terbaru ada Podcast Agak Laen, yang isinya merupakan para komika dari suku Batak yang menggebrak dunia perfilman Indonesia.
Saat ini film mereka berjudul “Agak Laen” telah ditonton oleh tujuh juta orang di Indonesia. Menjadikan film itu salah satu yang terbanyak ditonton dalam sejarah perfilman Indonesia.
Kesuksesan mereka pun menjadi pembuktian kalau komika diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Tidak heran jika pada akhirnya keberadaan mereka semakin menjamur.
Kebanyakan hampir di tiap daerah atau kota di Indonesia memiliki komunitas stand up comedy. Komunitas sendiri untuk mewadahi para komika yang ada di tiap daerah agar dapat lebih baik lagi ke depannya, seperti komunitas yang satu ini.
Menurut salah satu anggota dari komunitas Stand Up Indo Ciledug Zhiunk Dorantes, mereka kerap kali berkumpul bersama untuk mengeluarkan bakat yang ada. Tidak jarang juga saat berkumpul tersebut saling memberikan masukan guna penampilannya menjadi lebih baik lagi ke depannya.
“Member kurang lebih ada 50-an, itu yang aktif sebelumnya ada yang keluar masuk juga. Biasanya kita kumpul di daerah Mencong, Ciledug di Bejana Coffee setiap malam jumat jam 7 malam,” katanya.
Zhiunk Dorantes juga memastikan kalau komunitasnya terbuka untuk siapa saja. Terpenting baginya sang komika memiliki kemauan untuk berkembang.
“Kalau misalkan ada yang mau bergabung, tinggal hubungi kami saja via DM. Tidak ada persyaratan, yang penting attitude dan rajin hadir.
“Jangan lupa juga support komunitas kalau ada temannya yang lomba. Adapun kumpul untuk sharing biasanya setiap hari Selasa malam,” sambungnya.
Luar biasanya, komunitas yang berdiri pada Juni 2012 itu memiliki kompetisi internal yang tentunya bisa membuat para komikanya berkembang. Bahkan, kompetisi tersebut sudah berjalan sampai season lima dan akan berlanjut ke season enam.
“Kami ada kompetisi dan itu sudah jalan lima season dan salah satunya saya dari kompetisi season dua dan juara satu. Sekarang sudah berjalan kelima dan mau berjalan KIMCI atau Kompetisi Internal Masyarakat Cileug yang keenam,” jeas Zhiunk.
Ia pun mencuturkan maksud dari diadakannya KIMCI. Menurutnya hal tersebut penting karena membuat para anggotanya lebih bersemangat dalam menuliskan materi untuk tampil di depan publik,
“KIMCI awalnya tahun 2015-2016, persetahun biasanya mengadakannya. Nanti kalau ada anak baru, dibikinin lagi.
“Tergantung euforia juga kalau banyak yang gabung dibikinin. Untuk ngelatih rajin nulis karena kan masih baru stand up belum ada panggung, karena kalau belum ada kompetisi kita tidak ada pacuan untuk menulis kompetisi,” tuturnya.
Meskipun KIMCI sudah direncanakan akan berlanjut di season atau musim keenam, namun untuk tahun ini dipastikan tidak akan ada. Alasannya karena Stand Up Indo Ciledug tengah mempersiapkan acara besar komunitasnya.
Bernama SUN atau Stand Up Nite, nantinya dalam acara tersebut akan dimeriahkan oleh komika besar di Indonesia. Tidak hanya itu, para komika dari Ciledug pun akan unjuk gigi di acara tersebut.
“Berhubung tahun ini kita mau mengadakan SUN, acara besar komunitas yang ada di Ciledug dan komika yang sudah mateng akan ditampilkan dan ada tiket berbayar juga nantinya. Komedi Nightnya Ciledug.
“SUN itu di akhir tahun di bulan Oktober. Acara besar Ciledug, pasti akan ada komika besarnya,” ungkapnya.
Jika melihat kegiatan yang ada, Stand Up Indo Ciledug memiliki banyak kegiatan luar biasa yang sangat patut diapresiasi. Namun, bagi Zhiunk ada satu fakta yang sedikit mengagetkan.
Stand Up Indo Ciledug ternyata belum punya komika besar di Indonesia yang seliweran di televisi. Padahal, di kompetisi lokal mereka punya banyak prestasi.
Kendati demikian, tidak membuat Ciledug berkecil hati. Justru mereka senang dengan adanya Yuasa Stand Up Bolahraga League (YSUBL). Dengan begitu diharapkan ada komika dari Ciledug yang bisa dikenal banyak orang di Indonesia.
“Justru ciledug bisa dibilang komunitas paling tertinggal, karena belom ada satu pun komikanya yang tembus kompetisi televisi. Tidak ada senior komika nasional seperti di Jakarta Barat dan lainnya,” katanya.
“Ini kompetisi yang seru banget karena kami tuh biasa kompetisi individu. Dengan adanya YSUBL ini memberikan warna baru untuk komika.
“Dulu sempat ada kan di televisi Liga Komunitas, sudah jarang ada juga. Nah, sekarang ada YSUBL membantu juga menaikan nama komika-komika baru,” lanjutnya.
Zhiunk mengakui tema yang diambil di Yuasa Standup Bolahraga cukup unik. Pasalnya temanya soal olahraga yang setiap babaknya berubah-ubah.
Baginya tema yang diambil memang tidak mudah untuk dijadikan materi. Satu-satunya cara agar mendapatkan materi yang baik adalah dengan cara observasi mendalam.
“Berdasarkan pengalaman saja sih, biasanya kan pernah pasti olahraga baik itu ekstrim atau yang biasa saja. Biasanya seorang komik ya observasi nyari juga yang lucunya apa.
“Tergantung sih observasi itu kalau misalkan ada kejadian lucu atau berita menarik kita bedah sebisa mungkin, nah kalau sudah ada materinya kan belum tentu lucu.
“Nah, kita open mic atau latihan di beberapa tempat. Kalau di Jabodetabek kan banyak setiap malam. Latih terus materinya sampai benar-benar materinya solid,” tutupnya.
View this post on Instagram