Dari daftar teranyar Race to Paris yang dirilis BWF per tanggal 2 April, Indonesia setidaknya sudah memastikan lima wakil, yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Fajar Alfian/M. Rian Ardianto (ganda putra), dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri).
Akan tetapi, masih ada dua wakil Merah-Putih lainnya yang berpeluang lolos ke Paris 2024, yakni Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (ganda putra) dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran).
Syaratnya, kedua pasangan tersebut harus tampil maksimal di ajang Badminton Asia Championship (BAC) 2024. Apalagi, turnamen yang berlangsung pada 9-14 April tersebut menjadi turnamen terakhir sebelum penutupan penghitungan Race to Paris 2024 akhir bulan ini.
Skenarionya? Kita mulai dari Bagas/Fikri. Dari daftar Race to Paris teranyar, Bagas/Fikri berada di peringkat sembilan atau satu tingkat dari zona aman (peringkat delapan).
Sebenarnya, ada 16 pasangan ganda putra yang bakal tampil di Olimpiade Paris 2024. Namun, hanya peringkat delapan besar di daftar Race to Paris yang berhak lolos.
Hal itu lantaran delapan slot lainnya sudah terbagi sesuai aturan yang berlaku semisal jatah tuan rumah, maksimal kuota pemain tiap negara/NOC (16 pemain: 8 putra, 8 putri), maksimal kuota pemain di tiap kategori (maksimal dua pasang di sektor ganda putra), hingga alokasi untuk Konfederasi Kontinental BWF (kecuali wakil Konfederasi Afrika dan Oceania karena tidak ada yang berada di rangking 50 besar BWF).
Delapan slot (di luar delapan besar Race to Paris) tersebut adalah Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), Ben Lane/Sean Vendy (Inggris), Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren (Thailand), Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman), Christo Popov/Toma Junior Popov (Prancis), Dong Adam/Nyl Yakura (Kanada), Ondrej Kral/Adam Mendrek (Ceko), dan Vinson Chiu/Joshua Yuan (Amerika Serikat).
Nah, kembali lagi ke Bagas/Fikri. Demi lolos ke Paris 2024, mereka wajib melangkah hingga semifinal di BAC 2024. Kenapa demikian? Karena jika berhasil lolos ke semifinal, itu berarti Bagas/Fikri bakal menyaingi rival berat mereka, yakni Liu Yuchen/Ou Xuanyi (peringkat delapan). Saat ini, poin Race to Paris Bagas/Fikri (72.179) masih tertinggal dari raihan poin Liu/Ou (74.458).
“Pokoknya harus bisa lebih dari Liu/Ou, itu satu. Kalau Liu/Ou gugur di babak 32 besar, mereka (Bagas/Fikri) di 16 besar aman? Enggak. Harus semifinal, karena kalau di ronde kedua delapan besar saja poinnya sudah enggak cukup. Kalau semifinal baru ada penambahan poin. Sekarang ini bedanya 2400 sekian dengan Liu/Ou, berarti (Bagas/Fikri) harus semifinal baru bisa lebih,” ujar pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat, kepada media pekan lalu.
Namun, misi Bagas/Fikri untuk tembus semifinal menemui jalan terjal. Hal itu tergambar dari bagan turnamen setelah proses drawing BAC 2024 dilakukan akhir Maret silam.
Di babak pertama, Bagas/Fikri bakal lebih dulu bersua wakil Thailand yang juga sudah punya tiket ke Paris 2024, Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren.
Lalu di babak kedua, Bagas/Fikri kemungkinan besar bakal menghadapi Lee Yang/Wang Chi Lin. Ganda asal Taiwan itu merupakan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2000 dan jadi unggulan di Paris 2024.
Jika berhasil lolos dari hadangan Lee/Wang, Bagas/Fikri bakal menghadapi calon-calon lawan yang tak kalah berat di perempat final, yakni antara He Jiting/Ren Xiang Yu (Tiongkok), Goh Sze Fei/Nur Izzuddin (Malaysia), atau Kang Min-hyuk/Seo Seoung-jae (Korea Selatan).
Nama yang disebut terakhir tengah menempati rangking kedua BWF dan calon kuat juara BAC 2024. Demikianlah perjuangan berat Bagas/Fikri jika ingin mencapai semifinal.
Selain menapaki jalan terjal tersebut, sebenarnya ada skenario lain yang bisa diharapkan Bagas/Fikri, yakni laju Liu Yuchen/Ou Xuanyi di BAC 2024 terhambat di babak-babak awal.
Jika menginginkan skenario tersebut, maka harapan besar wajib disematkan kepada pasangan Indonesia lainnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Pasalnya, dari hasil drawing, ada kemungkinan Leo/Daniel bisa bersua Liu/Ou di babak kedua. Tentu saja asalkan Leo/Daniel bisa lebih dulu menyisihkan Kim Young-hyuk/Wang Chan (Korea Selatan), dan Liu/Ou menang dari Arjun Madathil/Dhruv Kapila (India) di babak pertama.
Leo/Daniel bukanlah lawan yang mudah ditaklukkan Liu/Ou. Dilansir dari catatan head-to-head di situs BWF, Leo/Daniel memang baru sekali bersua Liu/Ou dan kalah, yakni di ajang Korea Masters 2022.
Hanya saja kala itu, Leo/Daniel sempat lebih dulu merebut gim pertama dengan skor 21-13, sebelum akhirnya kalah tipis di dua gim terakhir, 19-21, 20-22. Jadi, di atas kertas, ada peluang Leo/Daniel bisa menghambat Liu/Ou, sambil berharap Bagas/Fikri tetap bisa melangkah jauh di BAC 2024.
*Kans ganda campuran
Sementara itu di sektor ganda campuran, wakil Indonesia yang masih memiliki peluang lolos paling besar ke Paris 2024 adalah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Di daftar Race to Paris, Rinov/Pitha memang masih berkutat di peringkat 15. Akan tetapi, mereka sebenarnya berada di peringkat 13 zona aman.
Hanya saja, berhubung tiga slot sisa sudah menjadi milik Ty Alexander Lindeman/Josephine Wu (Kanada), Kenneth Zhe Hooi/Gronya Somerville (Australia), dan Koceila Mammeri/Tanina Violette Mammeri (Aljazair), maka peringkat 13 zona aman yang tengah ditempati Rinov/Pitha masih menjadi rebutan.
Pesaing terdekat Rinov/Pitha (55.494 poin) adalah Hee Yong Kai Terry/Tan Wei Han Jessica (52.590). Wakil Singapura itu cuma tertinggal sekitar 2.900 poin dari Rinov/Pitha.
Berhubung Hee/Tan juga tampil di BAC 2024, maka pencapaian Rinov/Pitha harus lebih jauh dari pesaing mereka tersebut jika ingin lolos ke Paris 2024.
Barulah persis setelah Hee/Tan, ada dua wakil Indonesia lainnya yang juga masih mengintip peluang ke Paris 2024, yakni, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja (51.266) dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (49.810).
Dilansir Badminton Talk, Dejan/Gloria bisa lolos ke Paris 2024 jika berhasil mencapai final di BAC 2024, Rinov/Pitha gagal mencapai perempat final, dan Hee/Tan gagal melangkah ke final.
Sementara itu, peluang Rehan/Lisa tak kalah berat. Selain wajib menjuarai BAC 2024, mereka juga baru lolos ke Paris 2024 jika Rinov/Pitha gagal mencapai semifinal.
Jadi, selain harus meladeni pasangan-pasangan top dunia dan para unggulan seperti Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Tiongkok), Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), Feng Yangzhe/Huang Dongping (Tiongkok), Seo Seung-jae/Chae Yoo-jung (Korea Selatan), atau Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) di BAC 2024, nasib para ganda campuran Indonesia, khususnya Dejan/Gloria dan Rehan/Lisa, juga masih saling bergantung satu sama lain.