Barcelona dan Bayern Munchen telah menunjuk pelatih baru mereka untuk musim depan. Kedua klub besar Eropa itu tentu mengambil risiko dalam pemilihan akhir ini.
2 Versi Flick
Barcelona mengangkat Hansi Flick sebagai pelatih anyar mereka. Pria berusia 59 tahun itu diikat selama dua tahun.
“Merupakan sebuah kehormatan besar, sebuah impian bagi saya menandatangani kontrak di sini. Kami memenangi sejumlah titel di Bayern Munich dan rasa lapar saya akan gelar sungguh besar. Saya ingin tetap demikian bersama Barcelona, dan saya pikir kami dapat mencapai banyak hal bersama,” ucap Flick dikutip BBC.
Flick menilai bahwa falsafahnya tentang sepak bola sama dengan barcelona. “Lebih kepada penguasaan bola dan sepak bola yang sungguh menyerang serta hal-hal lain yang saya cintai,” tambahnya.
Dalam pernyataannya, Barcelona menilai telah memilih seseorang yang dikenal luas dengan timnya yang menekan tinggi dengan gaya bermain yang gigih dan berani. Gaya itu, menurut Barca, telah memberikan kesuksesan buat Flick di level klub dan internasional sehingga meraih hampir segalanya di dunia sepak bola.
Sebelum ke klub Catalan itu, pekerjaan terakhir Flick adalah melatih timnas Jerman. Ia dipecat dari jabatan itu delapan bulan silam.
Hanya, karier Flick sama sekali tidak jelek sebelum pendepakan Die Mannschaft. Jerman menunjuk Flick sebagai arsitek tim setelah sang pelatih membawa Bayern meraih tiga gelar semusim.
Tekanan kepada Flick tidak akan lebih rendah di Barcelona. Ia akan mengisi tempat yang ditinggalkan Xavi Hernandez yang dipecat minggu lalu.
Xavi memberikan gelar La Liga musim lalu di musim penuh pertamanya di Camp Nou. Pada Januari, eks gelandang elegan itu menyatakan akan hengkang, tapi lalu ditahan, tapi lagi akhirnya jadi dilepas. Dalam wawancara terakhirnya, Xavi menyebut bahwa penggantinya akan “menderita”.
Kalau melihat kiprahnya di timnas Jerman yang membuatnya menjadi pelatih pertama yang didepak, Barca mengambil risiko besar. Para fan tentu berharap Flick bisa membawa Blaugrana seperti Munchen pada 2020.
Pencarian Putus Asa?
Pada hari yang sama, Bayern Munchen menunjuk Vincent Kompany sebagai manajer baru mereka. Eks bek tengah itu telah menegosiasikan kepergiannya dari Burnley. Munchen disebut sepakat membayar 10 juta pound untuk Kompany.
“Saya sungguh menanti tantangan di Bayern. Merupakan kehormatan besar bisa bekerja untuk klub ini. Bayern merupakan sebuah institusi dalam sepak bola internasional,” ujar Kompany dikutip ESPN.
“Kami segera sekata dalam diskusi dengannya. Ia dengan jelas memperlihatkan betapa pekerjaan di Bayern membuatnya tertarik dan ingin mengambilnya. Vincent Kompany lapar dan membawa segalanya. Sebagai pemain, ia adalah seorang figur pemimpin dalam sepak bola internasional level atas dan terdepan sebagai seorang pelatih,” tutur direktur olahraga Munchen, Max Eberl.
Di Allianz Arena, mantan kapten Man. City itu akan menggantikan Thomas Tuchel yang sejak Februari sudah menyatakan akan hengkang dari klub Bavaria itu. Kompany disebut bukan pilihan pertama untuk menggantikan Tuchel.
Die Roten dikaitkan dengan eks pemain mereka, Xabi Alonso, dan eks pelatih mereka, Julian Nagelsmann. Namun, kedua pelatih memilih bertahan di posisinya masing-masing, yaitu sebagai pelatih Bayer Leverkusen dan timnas Jerman.
FC Hollywood ditengarai memasukkan pula Ralf Rangnick sebagai calon arsitek anyar mereka. Eks bos Man. United itu juga menolak pendekatan Bayern untuk tetap melatih timnas Austria.
Menipisnya kandidat yang tersedia membuat Munchen kelabakan juga. Eberl dan rekan direktur olahraga Bayern, Christoph Freund, dikabarkan sampai berupaya membuat Tuchel membatalkan keputusannya hijrah dari klub. Eks bos Chelsea itu bergeming kendati kontraknya sampai 2025 dan diiming-imingi perpanjangan kalau tetap bertahan.
Pilihan pada Kompany ini, walau sudah tercium sejak minggu lalu, terbilang mengejutkan di samping mengesankan putus asa. Pasalnya, Kompany gagal membawa Burnley menghindari degradasi dari Premier League.
Pelatih berusia 38 tahun itu terbilang kurang pengalaman pula dalam manajemen level atas. Walau bisa membawa Burnley promosi tahun lalu, musim ini berjalan buruk buat klub itu. The Clarets hanya mencatatkan lima kemenangan untuk total 24 poin dari 18 pertandingan. Burnley hanya finis di peringkat ke-19, tertinggal delapan poin dari zona aman relegasi.
Musim lalu juga berlangsung buruk buat Bayern. Raksasa Jerman itu tanpa trofi.
View this post on Instagram