Ketua Umum PSSI, Erick Thohir baru saja mengadakan pertemuan dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Supratman Andi Agtas. Pertemuan tersebut dilakukan di kantor Kemenkumham, Jakarta, Kamis (19/9).
Pada kesempatan ini, Supratman Andi Agtas menyatakan bahwa pihaknya turut mendukung dalam upaya meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026.
“Mudah-mudahan dengan dukungan yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM, terutama terkait dengan naturalisasi ini, akan bisa memberikan kontribusi nyata dalam upaya meloloskan timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026,” kata Supratman.
Supratman berharap agar dukungan yang diberikan kepada timnas dapat mengangkat nama baik Republik Indonesia di kancah internasional, khususnya di cabang sepak bola.
Sementara itu, Erick Thohir mengatakan program naturalisasi menjadi bagian untuk memperbaiki prestasi timnas Indonesia. Melakukan naturalisasi pun, lanjut dia, merupakan cara yang terhormat.
Dia juga menekankan bahwasanya bukan hanya Indonesia yang melakukan naturalisasi. Erick Thohir merujuk pada timnas negara lain yang juga melakukan naturalisasi seperti Belanda, Spanyol, Prancis dan lain-lain.
“Aturan FIFA menjelaskan, setiap negara boleh menaturalisasi semua pemain. Semua terbuka. Saya dan pak menteri fokusnya sama talenta terbaik, pilihannya adalah pemain yang punya darah Indonesia,” kata Erick.
Erick menekankan langkah yang dilakukan PSSI tidak sebatas untuk program jangka pendek. Semua program tetap selaras dengan pembinaan pemain usia muda.
“Enggak ada program jangka pendek, semua berkesinambungan. Insya Allah ini bisa jadi percepatan prestasi kita semua,” tambahnya.
Seperti diketahui, pada Selasa (17/9), Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Menkumham, dan PSSI melakukan rapat di Komisi III dan Komisi X DPR RI untuk proses naturalisasi dua pemain Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.
Komisi III dan Komisi X DPR RI pun setuju agar kedua pemain tersebut menjadi WNI. DPR RI akan membawa hal itu ke rapat paripurna untuk disahkan menjadi keputusan DPR RI yang digelar hari ini.
PENGAMBILAN SUMPAH DI BELANDA
Dalam prosesnya, pengambilan sumpah yang akan dilakukan oleh Mees Hilgers dan Eliano Reijnders akan berbeda dengan pemain lainnya. Jika pemain lain melakukannya di Indonesia, keduanya akan melakukan pengambilan sumpah menjadi warga negara Indonesia (WNI) di Belanda.
Meskipun dilakukan di Belanda, pengambilan sumpah tersebut dipastikan tidak menyalahi aturan. Langkah ini juga dapat memudahkan para pemain yang ingin segera berbaju timnas Indonesia.
“Ada fleksibilitas pengambilan sumpah baik itu di dalam maupun luar negeri. Semuanya masih sesuai aturan dari pemerintah,” ujar Erick
Baginya, proses pengambilan sumpah di Belanda dapat mempercepat proses naturalisasi Mees dan Eliano. Mengingat jadwal keduanya yang padat, akan sulit untuk melakukannya di Indonesia.
Adapun jika melakukannya di Indonesia maka baru bisa dilakukan saat FIFA matchday selanjutnya karena jadwal klub tengah libur. Sedangkan di waktu yang sama timnas Indonesia akan berjuang di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dengan demikian maka keduanya tidak akan ambil bagian di laga selanjutnya timnas Indonesia. Untuk itu, agar keduanya bisa beraksi di bulan Oktober, maka proses pengambilan sumpah dilakukan di Belanda.
“Pada bulan ini sudah tidak ada FIFA match day. Oleh sebab itu, kami pun harus mencari cara (untuk pengucapan sumpah-red) dan menghormati klub tempat mereka bermain,” kata Erick.
“Sudah ada beberapa orang yang juga mengangkat sumpah di negara lain. Jadi bukan sesuatu yang spesial. Kami menghormati hukum Indonesia dan hukum FIFA,” sambungnya.
SAMPAI KAPAN?
Sebelumnya pada rapat komisi III dan X DPR RI, salah satu anggota DPR RI mendadak viral karena mengangkat isu yang tengah ramai di sosial media. Isu tersebut terkait sampai kapan PSSI akan melakukan naturalisasi pemain.
Erick menjawab jika apa yang dilakukan oleh PSSI sama sekali tidak menyalahi aturan mana pun. Ia menghormati perbedaan pendapat atau pandangan soal naturalisasi pemain.
“Saya rasa di era demokrasi, perbedaan pendapat itu sebuah yang maklum, tetapi saya dari PSSI dan saya yakin Pak Menteri [Kumham, Supratman Andi Agtas], Pemerintah, kita harus mempunyai target untuk perbaikan prestasi timnas.”
“Itu yang utama. Cara-caranya pun terhormat. Kenapa? Aturan FIFA menjelaskan setiap negara boleh menaturalisasi semua pemain. Kita bisa lihat tim nasional Belanda,” kata Erick.
Baginya pemain yang ada saat ini memiliki hak yang sama untuk memperkuat timnas Indonesia. Pasalnya mereka memiliki darah Indonesia seperti pemain lainnya.
Selain itu, pemain yang memiliki darah keturunan bukan hal yang asing di sepak bola. Ia membeberkan beberapa contoh tim nasional yang banyak memiliki pemain keturunan di dalam skuatnya.
“Kita bisa lihat Timnas Belanda, itu banyak keturunan Suriname. Pemain tim nasional Perancis juga banyak dari negara, tentu koloninya mereka. Amerika sendiri banyak. Yang last, timnya Spanyol.
“Tim nasional Spanyol juga pernah menarik Diego Costa dari Brasil. Tim nasional Italia pernah juga menarik pemain Argentina,” tutur Erick Thohir.
Terbukti kehadiran pemain keturunan ini dapat memajukan sepak bola di Indonesia di kancah dunia. Bahkan saat ini timnas Indonesia tengah mendapat sorotan dari dunia karena mampu menahan imbang tim besar seperti Arab Saudi dan Australia.
Langkah memanggil pemain yang tengah tinggal dan berkarier di luar negeri tak lain demi kemajuan sepak bola Indonesia. Tentu kehadiran pemain tersebut dapat berbagi pengalamannya bermain di level yang lebih tinggi dengan pemain yang berkarier di dalam negeri.
Hal ini pun benar terjadi setelah melihat bagaimana kualitas seorang Rizky Ridho yang berkembang pesat, dan juga pemain lainnya yang semakin baik saat ini.
Beruntungnya, apa yang dilakukan oleh PSSI dengan memanggil pemain tersebut ternyata mendapat dukungan dari Kemenkumham. Apalagi langkah ini demi memajukan dan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia melalui sepak bola.
“Bola itu merupakan event global dan semua terbuka menurut aturan FIFA. Yaitu pemain naturalisasi yang bermain di liganya selama lima tahun atau yang punya darah bapak, ibu, kakek, atau nenek.”
“Nah, kebetulan saya dan Pak Menteri komitmen sama. Kami ingin memfokuskan semua talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri untuk memperkuat tim nasional,” ujar Erick menjelaskan.
Kendati begitu, Erick juga tak lupa untuk tetap melakukan pengembangan di level usia muda. Baginya pengembangan usia muda sangat penting demi kemajuan sepak bola Indonesia.
Proses pengembangan usia muda tentu baru akan terasa di kemudian hari. Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk selalu support dan bantu PSSI demi kemajuan sepak bola Indonesia.
“Tentu pembentukan daripada tim nasional ini bukan jangka pendek. Kita bisa lihat prestasi U-19 kita yang kemarin juara AFF, U-17 kita yang sayang hanya bisa ranking tiga,” kata Erick.
“Dan ini bagian komitmen bahwa yang namanya pembangunan tim nasional itu bukan dilihat dari sisi-sisi jangka pendek, tapi menengah dan panjang dan kita sudah siapkan talentanya gitu,” tutupnya.
View this post on Instagram