Skor besar di tempat yang sama musim lalu, hasil positif di Piala Liga, sampai momok London menjadi latar menarik dari jamuan Crystal Palace buat Man. United pada Sabtu (21/9). Saatnya United meneruskan momentum buat tak lagi cupu di ibu kota.
Palace akan berharap kemenangan 2-1 atas QPR di Piala Liga mendongkrak keyakinan mereka. Musim ini, start The Eagles tidak meyakinkan. Mereka hanya mendulang dua poin dari empat pekan pertama. Kegagalan menang di empat laga awal menjadi yang pertama sejak 2017-18 yang kacau di bawah arahan Frank de Boer.
Start lesu Si Elang ini kontras dengan laju di bagian akhir musim lalu. Palace mengakhiri musim dengan tujuh partai tak terkalahkan, dengan enam di antaranya berakhir dengan kemenangan
Salah satu dari enam kemenangan itu adalah aksi menghajar Man. United dengan empat gol tanpa balas di Selhurst Park. Skor 4-0 itu mengakhiri catatan jeblok Palace saat menjamu United pada rentang 1991-2020 berupa 12 laga beruntun tanpa kemenangan dengan cuma tiga yang berujung imbang.
Skuad London Selatan ini mengincar lanjutan hasil bagus kala menghadapi The Red Devils belakangan ini. United tidak pernah menang di empat pertemuan terakhir dengan Palace, dua di antaranya berakhir dengan kekalahan. Palace hanya sekali kebobolan dari empat laga itu.
Namun, United tampak mengelus kesempatan untuk membalikkan keadaan. Skuad Erik ten Hag telah berhasil bangkit dari kekalahan 0-3 dari Liverpool sebelum jeda internasional dengan menang 3-0 atas Southampton akhir pekan lalu di liga.
Langkah gagah itu berlanjut dengan kemenangan 7-0 atas Barnsley dengan kilap pemain seperti Marcus Rahsford dan Alejandro Garnacho. Ten Hag menyebut kemenangan di Carabao Cup itu, terbesar di era kepelatihannya, sebagai petang yang sempurna.
Namun, para pendukung United mungkin tetap waswas. Selain karena Barnsley hanya klub League One, dua divisi di bawah Premier League, Iblis Merah tidak meyakinkan saat bertandang di liga. United hanya dua kali menang dan dua kali imbang dari delapan partai tandang terakhir.
Nah, yang lebih mengkhawatirkan buat para fannya, London seperti menjadi momok tersendiri buat Red Devils. Kala datang ke ibu kota, United hanya bisa menorehkan dua kemenangan dari 16 lawatan, keduanya atas Fulham. Sisanya, sepuluh kali kalah dan empat kali seri.
Namun, United mulai terbiasa dengan kemenangan saat Palace sebaliknya. Skuad Oliver Glasner itu terlihat masih menyesuaikan diri dengan kepergian sejumlah andalan, terutama Michael Olise ke Bayern dan Joachim Andersen ke Fulham.
Beberapa rekrutan baru seperti Ismaila Sarr, Maxence Lacroix, dan Eddie Nketiah masih mencari cara untuk melengkapi kapasitas besar Eagles. Glasner masih harus memikirkan pengaruh dari absensi Trevoh Chalobah, Rob Holding, Matheus Franca, dan Chad Riad yang masih berkutat dengan cedera.
United masih belum bisa diperkuat Leny Yoro, Rasmus Hojlund, Victor Lindelof, Mason Mount, Luke Shaw, dan Tyrell Malacia. Kesemuanya masih menghuni daftar cedera. Namun, Red Devils terlihat sudah bisa mengatasinya. Di pertahanan, kuartet Noussair Mazraoui, Matthijs de Ligt, Lisandro Martinez, dan Diogo Dalot semakin solid. Di depan, Joshua Zirkzee terus menunjukkan potensi.
Saat Eagles belum bisa terbang tinggi seperti musim lalu, saatnya United memanfaatkannya untuk sekaligus memupus momok London.
View this post on Instagram