Jose Mourinho berulah lagi menghadapi wasit. Walau Fenerbahce besutannya menang di Liga Turki, Mourinho menyorot kinerja korps pengadil yang membuat timnya dirugikan kala menghadapi Trabzonspor pada Minggu (3/11).
Eks gelandang Fiorentina dan Man. United, Sofyan Amrabat, mencetak gol kemenangan Fener saat injury time. Mourinho berlari ke dalam lapangan dan berselebrasi dengan meluncur di rumput dengan lututnya walau terbilang kurang sukses.
Fenerbahce menang 3-2 di pertandingan itu. Mereka naik ke posisi kedua, dengan jarak masih lima poin dari Galatasaray.
Meski kubunya meraih tiga angka, Mourinho mengungkapkan kegusarannya terhadap wasit, terutama yang bertugas di VAR, Atilla Karaoglan. Wasit utama, Oguzhan Cakir, memberikan dua penalti untuk Trabzonspor setelah berkonsultasi dengan Karaoglan. Mou juga berpendapat Fener seharusnya mendapat penalti sebelum gol Amrabat.
Mourinho menyalahkan Fenerbahce yang menurutnya telah menjerumuskannya ke Liga Turki.
“Saya menyalahkan orang-orang Fenerbahce yang membawa saya ke sini. Mereka hanya memberi tahu separuh dari kebenaran. Mereka tidak memberi tahu seluruh kebenaran karena jika mereka melakukannta saya takkan datang ke sini. Namun, dengan separuh kebenaran dan anak-anak saya, kami akan menghadapi lawan dan sistem,” tuturnya seperti dikutip Reuters.
Setelah sarkasme itu, Mou menumpahkan unek-unek soal sasaran kegusarannya. “Pemain terbaik adalah Atilla Karaoglan. Kita tidak melihatnya, tapi ia adalah wasit sesungguhnya. Wasit yang bertugas hanyalah seorang bocah yang hadir di lapangan, tapi wasit sesungguhnya adalah Atilla Karaoglan.
“Ia sigap memberikan dua keputusan penalti yang tidak diberikan wasit dan kemudian minum teh Turki saat jelas-jelas penalti buat kami dan tidak memberikannya,” serapah Mou lagi.
“Dari tidak terlihat, ia menjadi sosok terpenting di partai ini. Saya rasa saya mewakili setiap fan Fenerbahce. Kami tak menginginkannya lagi terutama sebagai petugas VAR,” lanjutnya.
Sorotan lanjutannya adalah terhadap Liga Turki. “Tak ada yang ingin menonton Liga Turki di luar negeri. Siapa yang mau? Mereka sudah punya Premier League, Liga Prancis, Jerman, Portugal, Belanda. Mengapa mereka harus menonton Liga Turki yang terlalu abu-abu, terlalu gelap dan berbau busuk. Namun, inilah pekerjaan saya. Saya akan memberikan segalanya untuk melakukannya demi klub saya,” pungkasnya.
Liga Turki diwarnai beberapa peristiwa buruk yang melibatkan wasit musim lalu. Yang paling parah adalah pemukulan yang dilakukan presiden klub terhadap wasit Halil Umut Meler. Insiden itu membuat Federasi Sepak Bola Turki (TFF) menghentikan semua liga. Insiden besar lainnya adalah ketika presiden Istanbulspor menarik para pemainnya dari lapangan sebagai protes terhadap keputusan wasit yang menguntungkan lawan, Trabzonspor.
Konfrontasi Mourinho dengan pengadil bukan barang baru. Bulan lalu, Mou juga terlibat dalam perselisihan dengan wasit. Di hari laga ketiga Liga Europa, pelatih asal Portugal ini mengkritik wasit Clement Turpin yang memimpin partai Fener menjamu Man. United. Setelah Roma kalah di final Liga Europa dari Sevilla musim lalu, Mou bahkan mengumpat wasit Anthony Taylor di tempat parkir dalam stadion.
View this post on Instagram