Menjelang laga kandang kontra West Ham di pekan penutup Premier League musim lalu, Manchester City menggelar pertemuan yang dihadiri seluruh pemain dan tim pelatih.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut beberapa petinggi klub seperti Al Mubarak (Chairman), Ferran Soriano (CEO), dan Txiki Begiristian (Sporting Director).
Begitu gilirannya berbicara, Guardiola malah mematikan lampu ruangan dan memutar video berupa cuplikan-cuplikan perjuangan para pemainnya sepanjang musim itu. Mulai dari laga pembuka kontra Burnley hingga laga kedua terakhir versus Tottenham Hotspur di mana kiper pelapis mereka, Stefan Ortega, tampil gemilang. City menang 2-0 di kandang Spurs.
“Dari cuplikan video itu, saya ingin perlihatkan kepada semua pemain soal betapa bagusnya tim ini dan apa yang harus mereka lakukan (vs West Ham). Sesimpel itu,” ujar Guardiola.
Laga kontra West Ham memang menjadi sangat krusial karena bakal menentukan gelar juara. Pasalnya, jelang laga penutup musim tersebut, City cuma unggul dua poin dari Arsenal.
Laga kontra West Ham lalu dimulai, City bisa langsung unggul lewat dua gol cepat Phil Foden (menit 2’ dan 18’). West Ham sempat memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2 lewat gol Mohammed Kudus (42’).
Begitu kembali ke ruang ganti di masa turun minum, Guardiola coba kembali mengingatkan para pemainnya. Ia meminta para pemainnya untuk tidak takut kecurian poin. Momen di dressing room itu terekam dalam film dokumenter City yang dirilis pekan ini: Together: 4 in a Row.
Benar saja, begitu kembali ke lapangan, City mampu menambah keunggulan menjadi 3-1 berkat gol Rodri (59’). Skor itu bertahan hingga akhir laga dan City resmi keluar sebagai juara meski di tempat lain, Arsenal juga menang 2-1 atas Everton.
“Itulah yang membuatnya menjadi pelatih hebat. Kemampuannya dalam membaca situasi ruang ganti dan kondisi setiap pemain, membuat Guardiola tahu apa yang dibutuhkan timnya di setiap momen. Itulah peran manajer yang sebenarnya,” ujar Mubarak kala itu dilansir Mancheter Evening News.
Kini, enam bulan sudah berlalu semenjak momen spesial di Etihad Stadium tersebut. Media-media Inggris tengah marak memperbincangkan soal masa depan Guardiola. Kontrak pelatih asal Spanyol itu akan habis di pengujung musim ini (Juni 2025).
Per Selasa (19/11), beredar kabar bahwa City dan Guardiola sudah menemui kata sepakat untuk perpanjangan kontrak selama satu tahun (hingga 2026) plus opsi perpanjangan satu tahun (hingga 2027). Namun, hingga berita itu ditulis, belum ada rilis resmi dari City terkait kesepakatan tersebut.
Jika kabar itu benar adanya, maka masa kerja Guardiola di skuat Manchester Biru akan genap 10 tahun. Khusus di musim ini, ia berupaya mengejar rekor sebagai pelatih pertama yang mampu mengantar timnya juara Liga Inggris secara lima musim beruntun.
Sebelumnya, Guardiola sudah membuat lemari penyimpanan trofi City penuh sesak dengan raihan enam gelar Premier League, dua gelar Piala FA, empat gelar Piala Liga, tiga gelar Community Shield, satu gelar Liga Champions, satu gelar Piala Super Eropa, dan satu gelar FIFA Club World Cup.
Jika dihitung sejak musim perdananya bertugas di Etihad Stadium, Guardiola sudah mendulang 739 poin, khusus di kancah Premier League. Dalam kurun waktu serupa, Liverpool yang menjadi pesaing terdekat, cuma mau mengumpulkan 685 poin atau terpaut 54 poin!
Sedangkan di daftar persaingan pelatih, torehan 739 poin Guardila juga jauh melebih eks pelatih Liverpool, Juergen Klopp (657 poin) di peringkat kedua.
*Demi menggaransi Haaland
Selain kiprah impresif Guardiola tersebut, faktor masukan dari pemain juga menjadi pertimbangan para petinggi City untuk mempertahankan Guardiola. Hal itu setidaknya berkaca dari komentar sang bomber, Erling Haaland, di tengah-tengah persiapannya menjalani jeda internasional bersama timnas Norwegia, pekan lalu.
“Saya berharap Pep menandatangani kontrak barunya. Perannya sangat penting buat saya dalam dua setengah musim awal saya ini di City,” ujar Haaland pekan lalu.
“Saya bahkan berharap Pep bisa berkiprah lebih lama lagi di City. Saya menyukainya dan saya harap begitu juga sebaliknya,” lanjut Haaland.
Dengan merealisasikan permintaan tersebut, City setidaknya bisa lebih leluasa bernegosiasi dengan Haaland. Pasalnya, setali tiga uang dengan kasus Guardiola, manajemen City juga tengah melakukan ancang-ancang untuk bernegosiasi dengan Haaland terkait perpanjangan kontrak.
Eks bomber Borussia Dortmund itu cuma terikat hingga pertengahan tahun 2027 alias hingga pengujung musim mendatang (2025/26). Namun, para petinggi City setidaknya bisa menjadikan perpanjangan kontrak Guardiola sebagai garansi untuk melakukan kebijakan serupa kepada Haaland.
View this post on Instagram