Manchester City belum bisa keluar dari keterpurukan. Teranyar, pasukan Pep Guardiola ditahan imbang 1-1 kala menjamu Everton di laga Boxing Day, Kamis (27/12). Gol cepat Bernardo Silva di menit 14’ dibalas dengan gol Iliman Ndiaye (36’). Skor 1-1 bertahan hingga laga tuntas.
Hasil imbang ini melanjutkan tren negatif City. The Citizens cuma mampu meraih satu kemenangan di 13 laga terakhir.
Kali ini, Erling Haaland layak dianggap sebagai biang keladi. Skuat Manchester Biru bisa saja menang seandainya bomber asal Norwegia itu menunaikan tugasnya sebagai algojo penalti di menit 53’.
Tembakan keras mendatar Haaland ke sisi kanan gawang berhasil ditebak kiper Everton, Jordan Pickford. Bola muntah sempat disundul Josko Gvardiol dan diteruskan Haaland ke dalam gawang. Namun, gol itu dianulir karena Haaland sudah berada dalam posisi offside.
Usai laga, Guardiola tak lantas menyalahkan Haaland. tersebut. Pelatih berdarah Spanyol itu bahkan menanggap anak-anak asunya sudah bermain baik.
“Hidup tak mudah. Olahraga juga tak mudah. Ketika hal itu terjadi (gagal penalti), ok-ok saja. Masih banyak menit tersisa dan kami menciptakan beberapa peluang. Pemain juga terus berlari dan berjuang. Ada beberapa laga kami tampil kurang baik, tapi di laga ini, kami sudah tampil bagus,” ujar Guardiola dilansir BBC.
Kembali ke soal Haaland. Sang bomber memang tengah kelewat mandul. Ia cuma mencetak satu gol di tujuh penampilan terakhir. Padahal, ia selalu tampil penuh di tujuh laga tersebut.
Jika ditarik lebih jauh ke belakang, Haaland bahkan cuma mampu melesakkan tiga gol di 13 penampilan terakhirnya di ajang Premier League.
Padahal, Haaland melepaskan 47 tembakan yang mana 20 di antaranya on-target selama periode tersebut. Menurut data statistik Squawka, ia seharusnya bisa mencetak 8,24 gol jika mengacu pada catatan Expected Goals (xG).
Tumpulnya performa Haaland makin kentar jika dibandingkan dengan ketajamannya di awal-awal musim. Pasalnya, Haaland mampu mendulang 10 gol di lima laga awal Premier League.
Performa Haaland di lima laga awal dan di 13 penampilan terakhir memang sangat jomplang. Di lima pekan awal, rasio konversi gol Haaland, mencapai 38,5%. Sedangkan di 13 laga terakhir, rasionya sangat jeblok menjadi hanya 6,4% saja.
Di lima pekan awal, Haaland juga berhasil menuntaskan 10 peluang emas dengan torehan tujuh gol. Sedangkan di 13 laga terakhir, Haaland cuma bisa mencetak tiga gol meski meraih 14 kali peluang emas.
*Pickford pemain terbaik
Dibalik kegagalan penalti Haaland dan kegagalan City meraih tiga poin, tentu ada peran besar dari seorang Pickford. Sang kiper terpilih sebagai pemain laga lantaran melakukan empat penyelamatan gemilang.
Kebalikan dari Haaland, kiper timnas Inggris itu memang tengah menjalani tren positif, khususnya di empat laga terakhir Premier League.
Sebelum menunda kemenangan yang didamba-dambakan City, Pickford juga tak kebobolan kala Everton bersua Arsenal (0-0), Chelsea (0-0), dan Wolverhampton (4-0). Padahal, sebelum rangkaian pertandingan tersebut, gawannya sempat dijebol empat kali tanpa balas oleh tuan rumah Manchester United pada awal bulan ini.
Khusus di tiga laga terakhir (vs City, Arsenal, dan Chelsea), Pickford melakukan 13 penyelamatan. Menurut hitung-hitungan Squawka, ia menghindarkan Everton dari rata-rata 3,01 gol kemasukan di tiap laga tersebut.
View this post on Instagram