Indonesia Masters 2025 dipastikan anti klimaks setelah dua pasangan tuan rumah yang berada di partai final harys kalah dari lawannya masing-masing. Jonatan Christie, tunggal putra andalan Indonesia kalah dari wakil Thailand, Vitidsarn Kunlavut.
Hasil yang sama juga didapat oleh ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Pasangan berperingkat empat dunia itu kalah dari wakil Malaysia, Man Wei Chong/Tee Kai Wun.
Lebih menyakitkan lagi ketika Fajar/Rian kalah di dua gim saja. Mereka kalah dengan skor 11-21 dan 19-21. Alhasil, Fajar/Rian hanya mampu menjadi runner-up.
Di awal gim pertama, Fajar/Rian sudah dibuat kesulitan oleh permainan Man/Tee. Wakil Malaysia itu sempat unggul 1-3. Namun Fajar/Rian bereaksi dengan baik dan menyamakan kedudukan 4-4.
Pertandingan semakin menarik ketika akhirnya Faja/Rian berbalik 7-6. Namun Man/Tee tak membiarkan hal tersebut berlangsung lama karena mereka justru tancap gas dengan mengambil interval pertama 8-11.
Selepas interval, Fajar/Rian justru terlihat cukup tertekan. Kesalahan demi kesalahan dilakukan yang membuat Man/Tee unggul jauh 9-15.
Man/Tee semakin di atas angin dari Fajar/Rian usai mengunci poin pasangan Indonesia di angka 11. Gim pertama diambil Man/Tee dengan skor 11-21.
Memasuki gim kedua, permainan tak jauh berbeda dengan gim pertama. Man/Tee tampil dengan cukup mendominasi.
Fajar/Rian juga sempat berbalik unggul saat kedudukan 7-6. Akan tetapi, Man/Tee yang kembali mengambil interval 9-11.
Selepas interval, kejar mengejar poin terjadi. Fajar/Rian beberapa kali bisa menyamakan kedudukan sampai kedudukan menjadi 15-15.
Asa Fajar/Rian untuk mengambil gim kedua semoat terbuka lebar. Man/Tee yang sudah unggul 15-17, dikejar sampai kedudukan menjadi sama 19-19.
Hanya, Man/Tee yang bermain baik justru bisa menyudahi pertandingan. Skor berakhir 19-21.
Selepas petandingan Fajar Alfian mengaku tetap bersyukur meski menelan kekalahan.
“Pasangan Malaysia sunghuh bermain luar biasa. Kami juga tetap bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan. Tiga minggu ini cukup menyulitkan baik di Malaysia dan di India,” katanya di Istora Senayan, Minggu (26/1/2025).
“Mereka bermain luar biasa. Kamu underperform. Sebalikya mereka bermain baik. Mereka dari awal agresif dan mereka mempunyai speed dan power yang luar biasa.
“Kami bukan tidak mencoba merubah strategi, tetapi memang mereka sedang in saja. Kami juga bermain di luar ekspektasi, sulit keluar dari tekanan,” sambungnya.
Selain itu, kegagalan mereka di laga ini juga tak lepas dari banyaknya kesalahan yang dibuat. Fajar mengatakan kalau hak tersebut harus segera diperbaiki, terlebih selanjutnya mereka akan tampil di All England bulan Maret mendatang.
“Tadi saya nyangkut terakhir. Saya kira bisa deuce dulu, tetapi beberapa kali kami melakukan kesalahan sendiri dan itu tidak boleh. Selanjutnya harus fokus,” Fajar
Indonesia Masters 2025 sendiri menjadi raihan terbaik mereka di tiga turnamen terakhir. Sebelumnya di Malaysia Open 2025 hanya bisa sampai 32 besar
Selanjutnya di India Open 2025 mereka ada peningkatan dengan berakhir di babak 16 besar. Lalu di Indonesia Masters 2025 bisa sampai final.
Fajar tak menampik memang ada peningkatan, akan tetapi hal tersebut tak lepas karena levelnya juga berkurang. Untuk itu, yang terpenting baginya bisa bangkit untuk turnamen selanjutnya.
Perubahan tim pelatih juga ternyata menjadi salah satu faktor mereka yang masih dalam tahap adaptasi. Banyak hal baru yang harus dilakukan sehingga adaptasi tidak bisa langsung terselesaikan.
“Jika meningkat memang meningkat, tetapi di balik itu semua pertandingannya menurun, dari 100, 750 dan 500. Tapi setidaknya kami fokus menerapkan permainan. Banyak perubahan, ada pelatih baru dan ini sedang adaptasi.
Semoga adaptasi ini bisa cepat. Ini menjadi salah satu modal untuk All England. Persiapan cukup panjang, semoga bisa langsung klop dengan pola latihan dan semuanya.
“Kami di sini latihan baru 10 hari, semua baru, bukan menjadi alasan tetapi memang semuanya baru dan masih adaptasi,” tutupnya.
View this post on Instagram