Satu-satunya wakil Indonesia di final Swiss Open 2025, yakni pasangan ganda putra M. Shohibul Fikri/Daniel Marthin, gagal membawa pulang gelar. Mereka dikalahkan wakil Thailand, Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh dalam pertandingan tiga gim, 15-21, 21-18, 14-21, Minggu (23/3).
Sebelum laga, Fikri/Daniel sebenarnya lebih diunggulkan. Hal itu lantaran belum genap dua bulan berlalu sejak mereka menang dari Kittinupong/Dechapol di ajang Thailand Masters 2025 awal Februari silam.
Kala itu, Fikri/Daniel menang dua gim langsung 21-17, 21-13. Laga itu juga menjadi pertemuan pertama mereka dengan wakil Thailand tersebut.
“Dibandingkan pertemuan pertama secara permainan tidak terlalu berubah, hanya mereka lebih safe hari ini,” ujar Daniel di rilis PBSI.
*3 kali borong 5 poin beruntun
Di laga kali ini, Kittinupong/Dechapol memang tampil lebih baik. Mereka langsung nge-gas di gim pertama. Keduanya sempat dua kali memborong lima poin beruntun yakni dari tertinggal 3-4 menjadi unggul 8-4, lalu dari unggul 12-7 menjadi 17-7, sebelum akhirnya menutup gim pertama dengan keunggulan 21-15.
Hal itu mendongkrak kepercayaan diri Kittinupong/Dechapol. Terbukti di awal gim kedua, mereka kembali sempat memborong lima poin beruntun, yakni dari skor imbang 3-3 menjadi unggul 8-3.
Beruntung, mental Fikri/Daniel tak lantas jeblok. Mereka secara perlahan mampu mengejar hingga skor imbang 12-12.
Setelah itu, meski terus tertinggal, Fikri/Daniel masih mampu menyamakan skor 15-15, 16-16, sebelum akhirnya ganti mendulang lima poin beruntun guna menutup gim kedua dengan keunggulan 21-18.
*Tertinggal terus di gim ketiga
Sayang, performa bagus itu tak berlanjut di gim ketiga. Mirip-mirip di dua gim awal, Fikri/Daniel lebih dulu tertinggal 1-4 dan 2-5, lalu mengejar di skor 7-7 dan 8-8.
Nyatanya, cuma di dua skor itu Fikri/Daniel mampu mengimbangi lawan. Setelahnya, mereka terus tertinggal 9-14, 10-16, 11-18, hingga akhirnya takluk 14-21.
“Secara permainan kami mengakui pasangan Thailand lebih rapi, lebih solid, dan lebih tahan. Kami malah kurang sabar,” ujar Fikri.
“Di gim kedua sebenarnya sempat ada momentum, kami tertinggal dan bisa mengejar lalu memaksa rubber game. Kami keluarkan daya juang terbaik dan meningkatkan komunikasi, berusaha mencari celah dan berhasil. Sayang tidak berlanjut di gim ketiga, mereka sudah lebih siap dan solid,” lanjutnya.
“Mereka tidak gampang dimatikan, kami sudah mencoba tapi tidak bisa tembus, akhirnya kurang sabar dan melakukan kesalahan,” timpal Daniel.
Meski akhirnya gagal membawa pulang gelar juara, Fikri/Daniel tetap bersyukur dan tak ingin berlama-lama menyesali kekalahan ini.
Alhamdulillah tetap bersykur bisa masuk ke final lagi walaupun kembali hasilnya belum sesuai yang kami inginkan. Masih jadi juara kedua,” ujar Fikri.
“Kami kecewa jadi runner up tapi tidak boleh berlarut-larut, kami harus latihan lebih keras lagi dan coba lagi di turnamen berikutnya,” tutup Martin.
View this post on Instagram