“Ini kan yang kalian tunggu,” Demikianlah caption di salah satu unggahan terkini akun resmi media sosial PBSI, Minggu (4/5).
Konten yang diunggah berupa potongan video tim Sudirman Cup Indonesia melakukan joget Velocity (Velocity Challenge) yang tengah viral.
Jika komentar netizen di kolom komentar menjadi acuannya, maka Alwi Farhan dan Amallia Cahaya Pratiwi yang jadi pemenang. Keduanya dianggap joget paling luwes.
Ini yang kalian tunggu kan? 😎
Velocity bersama medali perunggu 🥉#BadmintonIndonesia #SudirmanCup2025 pic.twitter.com/2RxoJv7PIB
— BADMINTON INDONESIA (@INABadminton) May 4, 2025
Dalam beberapa pekan terakhir, joget Velocity atau Velocity Challenge memang tengah viral di jagat dunia maya, khususnya Tiktok dan Youtube.
Dalam arti secara harafiah, Velocity berarti kecepatan gerakan atau kecepatan suara, jika merunut pada definisi di kamus Merriam Webster Dictionary.
Challange itu menantang para pengguna untuk merekam sambil melakukan sebuah tarian dengan beragam kombinasi gerakan tangan, untuk kemudian diedit demi tayangan visual yang menarik semisal gerakan slow-motion di beberapa bagian.
Jadi, selain kecermatan dalam menghafal gerakan, dibutuhkan pula kecepatan dan kreativitas untuk membuat hasil akhir menjadi lebih manis.
Nah, jika menggunakan pendekatan cocokologi, video velocity skuat Sudirman Cup bukan semata mengikuti tren yang sedang hype, tapi menjadi gambaran performa Jonatan Christie dkk. di sepanjang turnamen.
Sebagian besar Badminton Lovers di Tanah Air mengakui bahwa perjuangan Indonesia sudah optimal dan cukup memuaskan meski terhenti di semifinal dalam laga serba dramatis versus Korea Selatan.
Tergabung di grup maut, Indonesia justru tampil menjanjikan dengan menyisihkan Inggris (5-0), India (4-1), dan Denmark (4-1). Lanjut ke babak perempat final, Thailand kita sikat 3-1.
Barulah Korea Selatan, yang dianggap sebagai pesaing terberat selain Tiongkok, mengganjal di semifinal. Laganya sengit luar biasa.
Skuat Ginseng lebih kuat di sektor putri karena punya pemain nomor satu dunia tunggal putri, An Se-Young dan ganda putri nomor tiga dunia, Baek Ha Na/Lee So He.
Terbukti, Korsel menang di kedua nomor tersebut.
Indonesia sempat mencuri poin dari Alwi Farhan dan pasangan ganda putra, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana.
*Sektor Putra tak terkalahkan
Secara keseluhan, beberapa pemain layak mendapat kredit lebih. Misalnya, Jojo, ia tampil lepas meski sembari menyadang kapten tim sekaligus asisten pelatih. Penampilan paling mengesankannya adalah kala menang dua gim langsung dari Kunlavut Vitidsarn (Thailand) di perempat final.
Unggul jauh 21-9 di gim pertama, Jojo menyalip dari ketertinggalan 9-16 menjadi kemenangan 22-20 di gim kedua.
Dua nama lain yang juga cukup bersinar di Sudirman Cup adalah Alwi dan Putri Kusuma Wardani. Permainan cepat dan taktis Alwi yang paling kentara adalah kala mengalahkan tunggal putra Denmark, Anders Antonsen di laga penutup fase grup.
Perkembangan Putri juga terus menanjak. Selalu dipercaya tampil saat bersua India (P.V. Sindhu), Denmark (Line Kjaerfeldt), dan Thailand (Chochuwong Pornpawee), Putri menyapu bersih dengan tiga kemenangan straight-set. Hanya saja, performa bagus Putri dihentikan An Se-Young, yang merupakan rival lamanya kala masih di level junor.
Lalu, sektor ganda putra Merah-Putih juga tak terkalahkan di sepanjang turnamen. Mulai dari pasangan tetap seperti Fajar Alfian/M. Rian Ardianto (vs Inggris) dan M. Shohibul Fikri/Daniel Marthin (vs India), maupun ketika Fikri dipasangkan kembali dengan tandem lamanya, Bagas Maulana (vs Korea Selatan).
Pada akhirnya, memang belum takdir skuat Cipayung untuk kembali merebut gelar Sudirman Cup semenjak sukses juara di edisi pertama tahun 1989.
Namun, menutup perjuangan dengan medali perunggu tetap layak diapresiasi. Jojo, selaku kapten, mengaku puas lantaran semua pemain sudah berupaya mengeluarkan permainan terbaik.
Mereka tak terbeban meski gagal ke final. Hal itu kentara dari senyum dan gerakan luwes mereka di joget Velocity Challenge selaku salam perpisahan.
“Saya mengucapkan terima kasih untuk perjuangan para pemain yang sangat luar biasa, bukan hanya hari ini tapi sejak pertama kali kita melawan Inggris sampai hari ini progresnya benar-benar terlihat dan daya juang kalian itu yang paling penting,” kata Jonatan di Instagram PBSI.
===
View this post on Instagram
===
View this post on Instagram