Paul Palele yang juga dikenal sebagai caster NBA Indonesia menceritakan tentang perkembangan bola basket di Indonesia. Hal tersebut ia ketahui usai menjadi caster NBA Indonesia selama beberapa tahun.
Bahkan perkembangan basket di Indonesia bisa terbilang cukup pesat. Hal tersebut diketahui dari minat para warga Indonesia dalam menonton pertandingan NBA di televisi.
Dari data yang ada kebangakan yang menonton itu memiliki rentan umur dari 17-40 tahun.
“Saat itu NBA dibeli hak siarnya sama Emtek. Rencananya akan menayangkan game seminggu sekali dan itu feedbacknya ternyata bagus,” katanya kepada JebreeetMedia.
“Kalau ga seumuran 30 tahun ke atas kalau ga muda banget di mana demografi yang muda kan memang digital karena lagi ga di rumah. Kita itu berjalan selama 5 musim,” tambahnya.
Namun bukan berarti selama itu juga jalan NBA Indonesia lancar-lancar saja. Untuk musim pertamanya dikatakannya memang cukup berat. Alasannya karena tim produksi belum terlalu mengerti dan juga kala itu NBA sudah berjalan setengah musim.
“Jadi kita musim pertama memang cukup lama karena belum ada tim yang mengerti dari sisi produksi dan saat itu NBA sudah lari ke tengah musim,” ucapnya.
Barulah di musim ketiga Paul Palele mulai membawakan acara dari satu minggu sekali menjadi tiga kali seminggu. Hal itu disebabkan karena perkembangan pesat penonton yang menonton NBA Indonesia saat itu.
“Setelah itu di musim ketiga kita siaran bisa seminggu tiga kali karena perkembangannya bagus bahkan growth nya lebih cepet dari bola,” ungkapnya.
Meski sudah cukup kental dengan NBA bukan berarti Paul Palele tak tergantikan. Berjalan di musim keenam dirinya sudah tidak lagi menjadi caster di NBA Indonesia.
Alasannya pun karena adanya perubahan rencana dalam menayangkan NBA Indonesia. Rencana tersebut adalah dengan mengganti host yang mulai diisi oleh para wanita-wanita yang cantik.
Mulai dari situlah dirinya sudah tidak menjadi caster NBA Indonesia. Namun untuk partnernya di NBA Indonesia, Eman Sulaeman masih bertahan pasca dirinya sudah tak di acara tersebut.
“Meski bola sudah banyak tapi basket terus bertambah. Setelah itu pada tahun keenam mereka ganti host dan saya diganti tapi Mas Eman tetep lanjut karena dia sebagai komentator.
“Cuma untuk host ganti format lebih ke cewe. Setelah itu saya meninggalkan NBA tapi tetap masih mengikuti,” tutupnya.