Akhir final Piala Liga atau Carabao Cup antara Man. United dan Newcastle pada Minggu (26/2) di Wembley akan menjadi awal sebuah era.
Jika ada dua kejutan terbesar yang mengesankan musim ini dalam sepak bola Inggris, mereka adalah dua pemakai nama United yang akan berhadapan di laga final Piala Liga. Kedua kubu mengejutkan dengan performa yang mereka berikan.
Erik ten Hag membawa perubahan drastis di Man. United sehingga berpeluang meraih trofi di empat ajang yang mereka ikuti. Padahal, mereka mengawali musim secara terseok-seok, diikuti kontroversi Cristiano Ronaldo.
Newcastle United mengagetkan dengan kemampuan berada di papan atas. Dengan pengisi skuat yang profilnya bisa dibilang tidak tinggi padahal klub baru menjadi tajir seturut kedatangan pemilik baru dari Arab Saudi, The Magpies bisa melesat. Tambahkan pula pelatiih yang juga tidak terlalu diperhitungkan, Eddie Howe.
Di Wembley nanti, Newcastle boleh jadi kurang diunggulkan. Salah satu alasan lainnya tampak karena rekor buruk di Wembley. Magpies selalu kalah di delapan penampilan di laga puncak piala domestik di stadion keramat Inggris itu.
Howe mencoba mengangkat keyakinan pasukannya justru dengan mengingatkan bahwa klub Tyneside itu paceklik trofi untuk waktu yang lama. “Kita tidak memenangi trofi domestik selama 67 tahun,” begitu pesan Howe di layar televisi markas klub. Piala terakhir yang diangkat Newcastle adalah Piala FA 1956.
“Keseimbangan tipis bisa muncul saat mencoba siap secara psikologis untuk laga seperti ini. Para pemain tahu tanggung jawab mereka. Tugas saya adalah menepis tekanan terhadap para pemain dan fokus pada pertandingan,” tutur Howe.
Di sisi lain, Eddie Howe memberikan secercah harapan dengan rekor pribadinya. Sejak 2009/10, sejak hadir di Piala Liga sebagai manajer, Howe mengukir kemenangan terbanyak di ajang ini dengan 22 kemenangan, sama dengan yang dicatat Pep Guardiola.
Magpies bisa sedikit berharap pada catatan pertemuan dengan Man Utd. Meski lebih sering kalah selama bermusim-musim, Newcastle dapat merepotkan Iblis Merah di dua duel liga. Hasil imbang seperti di dua laga itu sangat mungkin tercipta di laga puncak nanti. Adu penalti yang akan jadi penentu bisa dimanfaatkan Newcastle.
Hanya, para fan Magpies mungkin waswas juga. Sosok yang juga “dinanti” dari final ini adalah kehadiran Loris Karius. Kiper yang “tenar” karena blunder di final Liga Champion saat membela Liverpool itu bakal tampil menjaga gawang Newcastle. Karius menggantikan Nick Pope yang absen karena kartu merah saat Magpies menghadapi Liverpool di liga. Kiper lainnya, Martin Dubravka, tidak bisa bermain karena memperkuat Red Devils di Piala Liga saat dipinjamkan.
Man Utd tampak lebih difavoritkan. Revolusi Ten Hag menjadikan Iblis Merah menakutkan lagi, jauh dari performa semenjana dalam beberapa musim sebelumnya. Pada tengah pekan, mereka menyingkirkan Barcelona di Liga Europa.
Ten Hag telah mencetak sejarah tersendiri sejak meloloskan Red Devils ke final. Ia menjadi pelatih asal Belanda pertama yang menangani finalis Piala Liga. Tiga bos Belanda pernah mengangkat piala, tapi bukan Piala Liga, melainkan Piala FA. Ketiganya adalah Ruud Gullit (1997), Guus Hiddink (2009), dan Louis van Gaal (2016). Sebagai tambahan, Newcastle yang dilatih Gullit kalah 0-2 dari Red Devils di final Piala FA 1999.
Pada awal musim, Ten Hag mengutarakan kekagumannya kepada manajer seperti Pep Guardiola atau Jurgen Klopp. Namun, ia meneruskan dengan sebuah ancaman. “Setiap era akan berakhir,” ucapnya. Artinya, akan ada era pengganti, dan itu adalah era dirinya. Trofi Piala Liga ini akan menjadi awal era Ten Hag.